Sabtu, 07 Februari 2015

Saat Balita Kita Rajin Bicara: Apakah Si Kecil Termasuk Anak Talkactive?

Diantara tiga anak saya di rumah, si kecil yang saat ini berusia tiga tahun empat bulang terhitung yang paling "cerewet" dibanding kedua kakak perempuannya saat berusia sama dengannya. Padahal, menurut kebanyakan orang, anak laki-laki itu lebih sedikit bicara dibanding anak perempuan. Namun, rupanya teori umum itu tak berlaku bagi balita saya yang satu ini. Meskipun saat ia berusia lebih muda, yaitu di usia satu hingga dua tahun, ia bisa dibilang lambat dalam belajar berkata-kata.

Saat ini, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi di malam hari, ada saja kata-kata yang keluar dari mulutnya. Jika tak bertanya ini dan itu, mengulang kata-kata kami yang baru didengarnya, menyanyikan lagu yang ia suka hingga menirukan percakapan dari film kartun kesukaannya. 

Bagi kedua kakaknya yang usianya berbeda jauh dengannya, kebiasaan si kecil yang talkactive kadang dianggap menggangu. Jadi, kadang sesekali saya mendengar juga ucap protes atau larangan dari sang kakak pada adiknya untuk berhenti bicara. "Berisik," begitu kata mereka. Tentu saja, protes dan larangan tersebut tak membuat sang adik berhenti berbicara, bahkan lebih sering saya melihat kedua kakaknya malah akan makin sering ia "ganggu", minimal untuk dijadikan tempat bertanya.

Sebagian dari orang tua yang seringkali bertukar pengalaman dengan saya ada yang mengatakan bahwa anak yang talkactive cenderung tumbuh menjadi anak yang cerdas. Namun ternyata, menurut The American Academy of Pediatrics, perkembangan bahasa bukan merupakan indikator utama kecerdasan seorang anak atau bahkan bukan pula merupakan indikator bahwa seorang anak memiliki kosa kata yang lebih banyak. Yang jelas, anak membutuhkan bahasa dengan tingkatan yang berbeda-beda dan bagaimana mereka memilih untuk menggunakan pengetahuannya sangat bervariasi.
diunduh dari : http://www.boldsky.com/img/2013/08/05-todd.jpg

 Bagi saya, dengan mengamati si kecil yang sangat aktif berbicara ini mengajarkan hal-hal baru, yaitu  bahwa si talkcative menunjukkan:
  1. Keingintahuan yang besar yang diekspresikannya saat bertanya ini dan itu;
  2. Cenderung mudah menunjukkan ekspresi entah itu rasa senang, kesedihan atau kemarahan;
  3. Lebih mudah belajar secara visual;
  4. Agak susah duduk diam dan mendengarkan karena lebih suka berbicara;
  5. Cenderung suka mencari perhatian orang disekitarnya;
  6. Lebih mudah bersosialisasi dan tidak takut-takut atau malu-malu saat harus tampil di depan umum.
Saya menyadari, tidak semua anak dapat diperlakukan sama, untuk itu saya berusaha mencari tahu cara menghadapi keseharian balita yang talkactive dan bagaimana memanfaatkan kondisinya itu untuk aktivitas belajarnya dan perkembangan dirinya di kemudian hari. 

Tulisan berikut merupakan ringkasan hasil penelusuran saya tentang bagaimana seharusnya kita menghadapi anak talkctive.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar