Kamis, 20 Februari 2014

Bagaimana Cara Membantu Anak-Anak Beradaptasi Dengan Perubahan?

Tak bisa dihindari lagi, kehidupan kita akan selalu dipenuhi dengan perubahan-perubahan, baik yang sifatnya sepele sampai perubahan besar yang memaksa kita melakukan perombakan besar terhadap kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kita lakukan.
kartu dari sahabat di tempat tinggal yang lama yang ditinggalkan, menjadi pengingat saat rindu pada mereka

Demikian pula dengan anak-anak. Sepanjang hidup mereka kelak akan selalu berhadapan dengan kemungkinan terjadinya perubahan. Sejak sekarangpun sudah banyak perubahan yang mereka hadapi dari hari kehari, misalnya saat ia harus bertemu dengan rekan baru, ditinggalkan sahabat di sekolah yang pindah mengikuti orang tuanya, mendapat pengasuh baru, kehilangan mainan kesayangan, bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan baru saat mengikuti kepindahan orang tua ke tempat tugas baru atau kehilangan kesempatan bertemu dengan salah satu anggota keluarga inti semisal ayah atau bunda karena salah satu dari mereka terpaksa berada jauh dari rumah untuk kepentingan tugas atau pendidikan.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak memerlukan adaptasi saat berhadapan dengan beragam perubahan di hidup mereka. Beberapa hal yang dapat terjadi pada diri anak-anak manakala mengalami perubahan antara lain adalah adanya tanda-tanda semacam ini:
  • Murung
  • Sedih
  • Menarik diri dari pergaulan
  • Mudah marah
  • Selalu terlihat gelisah
  • Ketakutan
  • Sensitif dan moody
Bagi sebagian anak selain tanda-tanda di atas, terdapat perubahan perilaku yang sebenarnya sudah ia tinggalkan atau biasanya bukan menjadi bagian dari keseharian mereka. Misalnya saja, pada anak-anak usia sekolah tiba-tiba mereka jadi kembali suka mengompol, padahal kebiasaan mengompol sudah mereka tinggalkan sejak sebelum memasuki usia sekolah. Keadaan seperti ini lambat laun mungkin dapat dihindari atau kembali normal, namun memang memerlukan waktu yang berbeda-beda tiap anak untuk menyesuaikan dirinya dengan kondisi yang ada setelah terjadinya perubahan dalam kehidupan mereka. Manakala anak-anak tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan cepat, maka keadaan ini dapat membuat mereka menghadapi stress dan akan mempengaruhi caranya menghadapi perubahan lainnya dikemudian hari.

Lalu, bagaimana cara kita sebagai orang tua dalam mengurangi dampak negatif yang timbul pada anak saat terjadi perubahan? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita tempuh, yang saya intisarikan dari berbagai sumber :

Lakukan berbagai cara agar orang tua dapat mendampingi anak dimasa-masa sulit mereka. Jika kita termasuk orang tua yang "sibuk", segera sederhanakan jadual sementara untuk menyediakan waktu pendampingan bagi anak-anak. Misalnya ambillah cuti khusus untuk menemani anak-anak melewati masa sulit mereka saat beradaptasi dengan perubahan.

Bicarakan secara terbuka apa yang akan terjadi akibat perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Misalnya saat anak terpaksa berpindah sekolah, kita bisa berbincang dengannya tentang bagaimana kesulitan menghadapi kawan-kawan dan guru-guru yang baru, namun juga tetap ada hal-hal yang menyenangkan di tempat baru nanti, termasuk diantaranya bagaimana ia bisa menambah jumlah teman baru, bertemu program sekolah baru yang menarik dan lain sebagainya. Intinya adalah tidak mengabaikan berbagai kemungkinan yang akan dihadapi anak, justru dengan kita memberinya pengetahuan awal mengenai dampak perubahan yang dihadapinya, anak akan lebih memahami bahwa perubahan itu merupakan sesuatu yang wajar dan masalah yang dihadapi akan bisa  diatasi. 

Kenali ketakutan dan kecemasan pada anak. Saat anak menghadapi perubahan, sebagaimana diuraikan di atas, ia mungkin akan menunjukkan perubahan perilaku. Biarkan anak mengeluarkan ekspresi ketidaknyamanannya terhadap perubahan semisal menangis, bersedih ataupun marah. Kita juga dapat mendukung mereka secara positif dengan membesarkan hatinya, misalnya saat ia ditinggal ayahnya bertugas di luar kota untuk periode yang lama, kita bisa mengatakan, "Ayah tidak selamanya akan tinggal jauh dari rumah, ia akan sering-sering pulang bila waktunya memungkinkan, dan kita juga bisa mengunjunginya sesekali untuk berlibur, semuanya akan baik-baik saja jika kita menghadapinya dengan tenang,"
"Kau boleh bersedih sekarang, tapi jangan lama-lama ya, Bunda juga dulu sedih kalau ditinggal kakekmu bertugas di luar kota, tapi kemudian ternyata semuanya baik-baik saja kok, kita sedang berlatih untuk menjadi lebih kuat, kau mau jadi anak yang kuat kan?," dan sebagainya.

 Bantu anak menyiapkan dirinya menghadapi perubahan. Misalnya saat anak-anak harus memasuki sekolah baru, ajak ia mengunjungi sekolah barunya sebelum hari pertama sekolah dimulai. Bantu ia berkenalan dengan guru-guru dan staf sekolah, ajak dia mengenali jalan-jalan yang bisa dilewati saat berangkat dan pulang sekolah dan sebagainya.

Ajak anak dalam membuat keputusan saat menghadapi perubahan. Saat anak terpaksa pindah ke rumah baru jauh di luar kota, biarkan ia yang menentukan warna dinding dan dekorasi kamar tidur barunya. Anak-anak juga dapat kita minta memutuskan apa yang mereka kenakan di hari pertama sekolah mereka.

Biarkan anak-anak memiliki setiap jejak dari perubahan yang dihadapinya. Saat anak pindah ke rumah baru, biarkan ia membawa serta barang favoritnya dari rumah yang lama, misalnya tanaman hias atau jejak lainnya. Saat ia kehilangan sahabatnya, sarankan padanya untuk menyimpan benda kenangan yang identik dengan sahabatnya itu. Saat ia terpaksa berjauhan dengan ayah atau bundanya, biarkan ia menyimpan tanda tertentu yang dapat mengobati kangennya saat berjauhan dengan orang yang disayanginya itu.

Jagalah rutinitas keluarga. Manakala anak terpaksa berjauhan dengan ayahnya karena bertugas di tempat yang jauh dari rumah, misalnya maka siapkan waktu khusus untuk tetap menjalin hubungan akrab antar anggota keluarga seperti saat semua anggota keluarga berkumpul dengan utuh. Misalnya, setelah makan malam bisa diisi dengan waktu video call, atau bertelepon. Saat ayah pulang kerumah, kebiasaan-kebiasaan yang lazim dilakukan bersamanya tetap dijalankan, misalnya makan di restoran favorit, berenang atau menonton film bersama dan sebagainya. 

Minimalkan adanya perubahan lain, sebelum anak berhasil beradaptasi dengan satu perubahan. Saat anak belum terbiasa dengan sekolah barunya, misalnya,  jangan menambahnya dengan mengubah-ubah rute perjalanan ke sekolahnya setiap waktu atau memaksanya mengubah waktu bermainnya dan lain sebagainya.

Ajak orang-orang terdekat anak untuk mendukungnya beradaptasi. Ceritakan pada guru-gurunya disekolah mengenai perubahan yang sedang terjadi dalam keluarga kita, agar guru-guru juga dapat memahami mengenai kemungkinan perubahan perilaku anak kita dan ajak mereka juga untuk memberi semangat agar mereka cepat merasa nyaman kembali.

Pastikan anak-anak terjaga kesehatannya dengan membuat mereka cukup makan dan istirahat.

Beri anak alternatif  mengekspresikan perasaan mereka menghadapi perubahan dengan cara positif misalnya dengan mengajak mereka membuat jurnal/mengisi buku harian.

Tunjukkan pada anak bahwa kita sebagai orang tua menghadapi perubahan juga dengan cara positif dan saling mendukung. Dengan memperlihatkan pada mereka bahwa kita bisa beradaptasi dan berdamai dengan perubahan, akan menguatkan mereka dan membuat mereka sedikit banyak meniru sikap positif kita.

  disarikan dari:
   http://georgia4h.org/omk/edresources/KidsAndChange.pdf
   www.greatschools.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar