Kamis, 27 Juni 2013

Talk To My Pre Teen : Tugas Bunda Hari Ini Adalah MENDENGAR dan MERESPON





photo credit : http://womenesi.com/
Komunikasi bisa terjalin baik saat terjadi keseimbangan antara aktivitas bicara dan mendengar. Meski seperti kata banyak orang bijak, kebanyakan orang lebih sulit mendengarkan dibandingkan bicara (apalagi jika yang dibicarakan adalah dirinya sendiri ya.. :D).

 Nah, sebagai bunda, dalam rangka membangun komunikasi efektif dengan anak yang memasuki usia remaja, tak salah jika kita mempertajam lagi keahlian kita dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, kita bisa memulai kebiasaan mendengar secara aktif.


Salah satu caranya, menurut apa yang saya baca adalah dengan menerapkan strategi “pembuka pintu” (door openers) sebaliknya menghindari bertindak sebagai “penutup pintu” (door slammers).

Pada strategi yang pertama, sebagai orang tua kita memposisikan diri sebagi pihak yang memberikan respon positif pada apa yang disampaikan remaja kita tanpa terjebak memberikan penilaian apalagi penghakiman yang tidak semestinya. Sebaliknya, apabila kita memposisikan diri door slammers, maka remaja kita dengan mudah menangkap pesan bahwa orang tuanya tidak ingin berdiskusi lebih lanjut tentang apapun yang ingin ia sampaikan.

Berikut beberapa ungkapan yang dapat digunakan saat merespon remaja kita kala berkomunikasi dengannya:


“Baiklah, jadi bagaimana menurut pendapatmu?”
“maukah kamu berbagi dengan Bunda lebih banyak tentang hal itu?”
“Saat ini Bunda belum tahu jawabannya, tapi akan Bunda cari tahu segera.”
“Bunda tertarik sekali dengan apa yang kau katakan barusan.”
“Apa kamu tahu apa artinya itu?”
“Kedengarannya, hal itu sangat penting buatmu ya,”
“Apa kamu mau membicarakannya dengan Bunda,”

Berikut merupakan beberapa contoh respon yang dikategorikan sebagai door slammers:
“Ah, kamu terlalu muda buat mengerti,”
“kalau kamu mengatakan itu lagi, Bunda akan....”
“Itu bukan urusanmu,”
“Bunda tak peduli apa yang dilakukan teman-temanmu, kamu harus...”
“Kita bicara lagi nanti sewaktu kamu benar-benar ingin tahu tentang hal itu,”
“Hei, masalah itu urusan anak lelaki, bukan kamu,”
“Kenapa sih kamu terus bertanya soal itu?”
“Kamu tak perlu tahu soal itu,”
“Jangan datang ke Bunda kalau kamu cuma bisa membuat kacau,”


Dari beberapa  ungkapan tersebut di atas, kita bisa melihat perbedaan yang jelas, antara respon yang dapat mendorong anak untuk berkomunikasi dengan kita dan sebaliknya yang membuat anak menghindari komunikasi dengan orang tuanya.

Nah, sekarang saat yang tepat bagi saya, dan mungkin juga teman-teman sekalian untuk mencoba mempraktikannya. Yuk, kita mulai berlatih, untuk komunikasi yang lebih dengan buah hati kita. :)
 
referensi :
http://parentingteens.about.com/

Selasa, 25 Juni 2013

Talk to My Pre teen: Bagaimana Membangun Komunikasi Efektif Dengan Si Pra Remaja?

gambar diunduh dari : https://rivvid.com/


Bicara dengan remaja kita di rumah memang gampang-gampang susah. Dibilang sulit kadang memang begitu, meski jika kita buat mudah tentu saja bisa .


Dalam rangka memahami si sulung yang mulai memasuki usia remaja, saya harus mencicil belajar lebih jauh soal komunikasi efektif dengan anak-anak seusianya. Meskipun selama ini saya merasa tak ada masalah yang berarti saat harus berkomunikasi dengannya, tetap saja belakangan ini saya mulai sering grogi sendiri, sebab mulai dari topik pembicaraan, kosa kata dan gaya bicaranya, sulung saya jauh berubah dibanding hari-hari kemarin saat ia masih menjelma menjadi “putri kecil bunda”.


Hasil belajar saya, saya rangkum dalam beberapa tulisan pendek berikut ini. Sila turut menyimak, mudah-mudahan ada manfaat yang bisa sama-sama kita ambil sebagai bunda saat harus menjalin komunikasi dengan anak yang mulai menginjak usia remaja.

   
Apakah komunikasi yang efektif itu?

Komunikasi yang efektif adalah bentuk pertukaran pikiran, ide-ide dan informasi yang melibatkan sarana verbal maupun non verbal sehingga masing-masing [ihak yang berkomunikasi dapat memahami dan dapat bertindak  sesuai dengan apa yang telah dikomunikasikan dengan cara yang benar.

    
   Saat orang tua berkomunikasi secara efektif dengan remajanya , maka sang remaja akan memiliki dasar yang kuat untuk tumbuh dan berkembang karena mereka percaya akan hal-hal sebagai berikut: 
  

  1. Orang tua mereka akan aktif mendengarkan, hal ini memperlihatkan pada mereka bahwa apa yang  menjadi pusat perhatian mereka sebagai remaja  didengar oleh orang tua.
  2. Pikiran-pikiran, ide-ide dan perasaan sang remaja menjadi perhatian orang tua, sekalipun sang anak tak berhasil mencapai apa yang dikehendakinya.
  3. Pesan-pesan yang diperoleh dari orang tua jelas dan tidak bercampur aduk dengan sinyal yang kemungkinan sulit dimengerti oleh remaja.

Dengan adanya tiga poin penting yang terkandung dalam komunikasi efektif tersebut di atas maka masalah-masalah dan kondisi yang datang kemudian akan lebih mudah terpecahkan. Kebiasaan emnerapkan komunikasi efektif dengan remaja kita akan mengurangi kadar tekanan dalam komunikasi maupun hubungan dengan mereka. Pada tahap kehidupan anak kita, saat mereka mulai menunjukkan kemandirian namun sebaliknya kita sebagai orang tua masih belum yakin untuk melepas mereka sepenuhnya, kemampuan kita dalam berkomunikasi efektif dengan mereka menjadi hal pertama yang penting kita kuasai.


Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam membangun komunikasi dengan remaja kita dirumah adalah menjadikannya rutinitas.


Rutinitas memberikan rasa aman baik bagi orang tua maupun anak dalam keseharian. Saat kita menetapkan membangun komunikasi rutin dengan anak, hal tersebut lambat laun menjadi mudah semudah kita mengucapkan selamat tidur padanya :) .

referensi:
http://parentingteens.about.com