Selasa, 22 Januari 2013

STOP, LOOK AND LISTEN


Gambar diunduh dari : http://www.vine2victory.com/

Menjalani kehidupan sebagai bagian dari keluarga pegawai pemerintah sungguh penuh lika-liku. Satu hal yang tak mungkin terhindarkan oleh keluarga saya adalah saat kami harus menghadapi kondisi hidup berpindah-pindah mengikuti kemana suami ditugaskan.

Perpindahan tugas suami yang biasa terjadi dalam rentang waktu dua atau tiga tahun saja membuat keluarga kecil saya sepertinya harus selalu siap sedia beradaptasi dengan segala perubahan yang mungkin timbul. Hal yang terberat menyangkut perubahan ini adalah tidak adanya kepastian waktu kepindahan dan kepastian tempat yang baru.

Dengan tidak adanya kepastian ini, saat-saat kepindahan kami layaknya petualangan yang tak terbayangkan. Bagi saya,   diluar segala persiapan fisik semisal mengepak koper dan menjaga kesehatan fisik suami dan anak-anak, hal yang lebih penting adalah mempersiapkan mental kami sekeluarga menghadapi hidup baru yang bisa jadi jauh berbeda dengan keseharian kami sebelumnya.

Urusan adaptasi anak-anak dengan lingkungan baru mereka menjadi salah satu yang menjadi prioritas perhatian saya. Seperti saat kami harus mengikuti suami yang menjalani tugas belajar ke Australia selama dua tahun. Sepertinya sebanyak apapun persiapan kami sebelum berangkat, saya dan anak-anak tetap saja menemukan banyak kejutan. Mulai dari soal cuaca, tata cara hidup dan kebiasaan masyarakat di tempat baru, cara bersekolah hingga hal-hal kecil seperti masalah makanan yang kurang sesuai selera. Demikian pula saat saya dan anak-anak kembali ke Indonesia, kami merasa harus bersusah payah lagi beradaptasi dengan lingkungan yang sejatinya dulunya adalah rumah kami. 

Salah satu "quote" favorit saya dan anak-anak dalam menghadapi perubahan dalam hidup kami adalah "Stop, look    and listen".

Saat kami berada di lingkungan baru, hal yang paling kami utamakan adalah senantiasa berhenti sesaat untuk mengamati sekeliling, melihat dari dekat hal-hal baru yang berbeda dan yang harus kami pelajari serta tak lupa selalu menajamkan telinga untuk mendengarkan penjelasan atau keterangan yang kami butuhkan untuk bisa memulai hidup baru kami di tempat yang baru.

Sejauh ini, trik "Stop, look and listen" ini berguna bagi saya dan anak-anak saat beradaptasi. Saat pertama kali memindahkan sekolah anak misalnya, saya mesti banyak-banyak mencari informasi tentang sekolah yang kami butuhkan dan sesuai dengan tujuan pendidikan keluarga kami. Itu sebabnya saya mesti banyak-banyak mengamati, mendengar dan melihat sendiri sekolah-sekolah yang ada di lingkungan atau dekat dengan rumah baru kami.

Di sekolah, anak-anak juga saya minta banyak diam , melihat untuk mengamati, bertanya dan mendengarkan pendapat atau penjelasan dari guru dan teman-teman baru mereka serta tak lupa mengingat setiap detil informasi yang mereka butuhkan untuk bisa membiasakan diri dengan lingkungan baru.

So far so good :). Trik sederhana yang kami dapat dari pamflet cara menyeberang jalan yang aman cukup membantu kami dalam proses beradaptasi dengan banyak lingkungan baru.

Putri kedua saya yang berusia enam tahun dan duduk di kelas satu sekolah dasar suka sekali menggumamkan kata-kata "stop, look and listen" setiap kali ia ingin mengetahui sesuatu yang baru ditemuinya :) dan putri sulung saya juga tak lelah mengingatkan adiknya untuk menggunakan trik mujarab tersebut.

"You have to remember, to know something new better we have to learn more and more Nai.." begitu katanya pada sang adik.
"Don't forget to..."
"stop,..look and listen..!!!" sahut adiknya dengan semangat
Si sulung mengacungkan jempolnya..
"You're right..that way we can learn something better.."

Ah,..saya cukup senang anak-anak memiliki caranya sendiri untuk beradaptasi dan mempelajari hal-hal baru. Dengan berpegang dengan cara mereka ini, mereka bisa mengurangi tekanan (stress) akibat perubahan.







Selasa, 15 Januari 2013

Kapan Si Kecil Bisa Mendengar dan Bicara?: Waktunya Bicara


Anak-anak berkembang sesuai dengan tahapan dan waktunya masing-masing. Berikut adalah daftar yang menunjukkan dikuasainya kemampuan tertentu oleh rata-rata anak pada rentang usia tertentu. Anak kita mungkin tidak atau belum menguasai kemampuan tersebut sampai akhir rentang waktunya.

Daftar ini bisa menjadi acuan dasar bagi kita untuk memeriksakan anak ke dokter, menemui pihak sekolah dan pihak terkait lainnya. Gunakan daftar berikut untuk berbicara mengenai kemampuan anak dalam hal berbicara:

Usia 0-3 bulan
  • Membuat suara-suara kecil.
  • Terdapat perbedaan suara tangis dalam situasi berbeda.
  • Tersenyum saat melihat orang lain.

Usia 4-6 bulan
  • Bersuara dan mengoceh saat bermain sendiri atau bersama orang lain.
  • Mengoceh dengan mengeluarkan bunyi pa, ba dan mi.
  • Terkekeh dan tertawa.
  • Merespon dengan suara saat senang atau sedih.

Usia 7 bulan - 1 tahun
  • Mengeluarkan suara-suara lebih banyak seperti mimimi babababa.
  • Mengeluarkan suara dan menunjukkan mimik wajah tertentu untuk menarik perhatian.
  • Menunjuk kearah benda-benda dan memperlihatkannya pada orang lain .
  • Menunjukkan bahasa tubuh saat berkomunikasi seperti melambaikan tangan saat berpisah dengan seseorang atau menggelengkan kepala saat menolak sesuatu.
  • Meniru suara-suara yang didengarnya.
  • Mengatakan 1-2 kata seperti dada, mama, papa, dan sebagainya saat ulang tahunya yang pertama. Semua kata tersebut mungkin diucapkan tidak terlalu jelas.

Usia 1-2 tahun
  • Menggunakan banyak kata-kata baru.
  • Mengikuti satu perintah misalnya "gelindingkan bolanya" atau "cium tangan."
  • Memahami pertanyaan sederhana seperti "Siapa itu" dan "Dimana sepatumu?"
  • Mendengarkan musik dan cerita dalam waktu yang lebih lama.
  • Menunjuk gambar di buku saat kita menyebutkannya.


Usia 2-3 tahun
  • Memiliki kata atau sebutan yang familiar untuk orang, tempat, benda-benda dan aktivitas tertentu.
  • Berbicara mengenai hal-hal yang tidak ada dalam ruangan.
  • Berbicara sepanjang bermain peran, seperti bersuara "beep-beep" saat berpura-pura menjalankan mobil.
  • Menggunakan huruf k,g,f,t,d, dan n dalam kata-katanya.
  • Menggunakan kata seperti "didalam", "diatas" atau "dibawah".
  • Bertanya "mengapa"
  • Orang-orang terdekat dapat memahami kata-kata si kecil.
  • Menggunakan 3 kata secara bersamaan untuk membicarakan dan bertanya tentang sesuatu. Bisa juga mengulangi sejumlah kata dan suara yang didengarnya.

Usia 3-4 tahun
  • Menjawab pertanyaan sederhana misalnya "siapa?", "apa?", dan "dimana?".
  • bisa menirukan rhyme sederhana seperti susu-kuku.
  • Menggunakan kata ganti orang seperti saya,kamu, dan mereka.
  • Menggunakan kata-kata dalam bentuk jamak seperti "burung-burung", "kuda-kuda" dan sebagainya.
  • Kebanyakan orang sudah memahami kata-kata si kecil.
  • Bertanya "kapa?" dan "bagaimana?".
  • Menggabungka 4 kata secara bersamaan. Terkadang membuat kesalahan seperti, "Aku pergi ke sekolah kemarin (Seharusnya tadi)".
  • Bisa meceritakan kejadian yang dialaminya sepanjang hari. Menggunaka kurang lebih 4 kalimat dalam satu kali bicara.

Usia 4-5 tahun
  • Mengatakan hal-hal yang didengarnya dalam bentuk kata-kata. Kadang masih melakukan kesalahan dengan bunyi yang sulit seperti huruf s, r,v,z,j,ch,sh.
  • Merespon pertanyaan kita dengan balik bertanya :"tanya apa barusan?"
  • Berbicara tanpa mengulang-ulang kata atau bunyi tertentu.
  • Meneybutkan angka dan huruf.
  • Menggunakan kalimat-kalimat yang megandung lebih dari satu kata kerja seperti lomta dan main.
  • Bisa menceritakan cerita pendek.
  • Bisa mengobrol.
  • Bisa berbicara dengan cara berbeda tergantung sang pendengar dan tempat.
  • Mungkin menggunakan kalimat sederhana degan anak yang lebih muda atau bicara lebih keras jika berada diluar dibanding dengan saat ia berada di dalam ruangan.
sumber : beyond baby talk, Kenn Apel, Ph.D., CCCC-SLP, Julie Masterso, Ph.D., CCCC-SLP

Senin, 14 Januari 2013

Kapan Si Kecil Bisa Mendengar dan Bicara? : Mendengar dan Memahami

Anak-anak berkembang sesuai dengan tahapan dan waktunya masing-masing. Berikut adalah daftar yang menunjukkan dikuasainya kemampuan tertentu oleh rata-rata anak pada rentang usia tertentu. Anak kita mungkin tidak atau belum menguasai kemampuan tersebut sampai akhir rentang waktunya.

Daftar ini bisa menjadi acuan dasar bagi kita untuk memeriksakan anak ke dokter, menemui pihak sekolah dan pihak terkait lainnya. Gunakan daftar berikut untuk berbicara mengenai kemampuan mendengar dan memahami anak:
Mendengar dan Memahami
Usia 0-3 bulan
  • Tertarik terhadap bunyi yang keras.
  • Terlihat tenang dan tertawa saat kita berbicara padanya.
  • Terlihat mengenali suara kita dan menangis dengan suara biasa (tidak keras).


Usia 4-6 bulan
  • Menggerakkan mata mengikuti arah suara.
  • Menyadari bahwa ada mainan yang mengeluarkan suara.
  • Memberi perhatian pada suara musik.
  • Merespon perubahan nada suara kita saat berbicara padanya.


Usia 7 bulan - 1 tahun
  • Berputar dan melihat ke arah sumber suara.
  • Melihat saat kita menunjuk sesuatu.
  • Berbalik dan melihat saat kita menyebutkan namanya.
  • Mengenali kata-kata yang familiar untuk benda tertentu atau orang tertentu, seperti kata cangkir, gelas, mobil-mobilan, ayah, bunda dan sebagainya.
  • Mulai merespon pada kata sederhana semisal "Tidak/jangan", "Kesini" dan "Mau lagi?."
  • Bermain dengan kita seperti "ciluk-ba" atau mengikuti contoh permainan misalnya memasukkan dan mengeluaran bola-bola ke dan dari kardus.
  • Mendengarkan musik dan cerita dalam waktu relatif singkat.
Usia 1-2 tahun

  • Menunjuk bagian tubuh tertentu saat kita tanya.
  • Mengikuti satu perintah misalnya "gelindingkan bolanya" atau "cium tangan."
  • Memahami pertanyaan sederhana seperti "Siapa itu" dan "Dimana sepatumu?"
  • Mendengarkan musik dan cerita dalam waktu yang lebih lama.
  • Menunjuk gambar di buku saat kita menyebutkannya.


Usia 2-3 tahun
  • Memahami dua kata yang bertentangan artinya misalnya, "jalan-berhenti", "besar-kecil", "atas dan bawah."
  • Mengikuti petunjuk yang terdiri dari dua kata seperti,"ambilkan sendok" dan "taruh di meja."
  • Memahami kata-kata baru dengan cepat.


Usia 3-4 tahun
  • Merespon saat kita memanggilnya dari ruangan lain.
  • Memahami sebutan untuk warna tertentu seperti merah, hijau, cokelat dan biru.
  • Memahami sebutan untuk bentuk tertentu misalnya lingkaran dan segi empat.
  • Memahami sebutan yang lazim di keluarga misalnya nenek, kakak, tante.


Usia 4-5 tahun
  • Memahami kata-kata yang menunjukkan urutan misalnya pertama, kedua, ketiga dan terakhir.
  • Memahami istilah waktu misalnya kemarin, sekarang, dan besok.
  • Mengikuti petunjuk yang lebih panjang misalnya,"pakai piyamamu, lalu sikatlah gigimu, kemudian ambil buku kesukaanmu untuk dibaca seelum tidur."
  • Memahami sebagian besar kata-kata yang didengarnya di rumah atau di sekolah. 

sumber : beyond baby talk, Kenn Apel, Ph.D., CCCC-SLP, Julie Masterso, Ph.D., CCCC-SLP


Selasa, 08 Januari 2013

Katakan Cinta Dengan Buku :)

Ada apa di 14 Februari 2013?
International Book Giving Day..

Apakah anda suka membaca? Pecinta buku? Ingin anak-anak menjadi para pecinta buku yang haus membaca pula?

Yuk ikutan meramaikan momen berharga ini. Berbagi cinta dan kepedulian lewat buku. Caranya sederhana saja..
Kita dapat melakukanya lewat empat langkah berikut ini:

Memberikan sebuah (atau lebih) buku pada suami/istri, anak, orang tua, kerabat, teman, sahabat atau siapa saja yang kita kenal di tanggal 14 Februari 2013. 
atau..

Meninggalkan satu buku di ruang tunggu di rumah sakit, klinik, atau tempat-tempat pelayanan umum lainnya dimana banyak anak-anak yang kemungkinan aka berada disana saat menunggu mendapatkan pelayanan atau menunggu saat orang tuanya mendapatkan pelayanan.
atau...

Menyumbangkan buku-buku. Kita bisa mengumpulkan buku-buku anak milik anak-anak kita yang sudah terbaca untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan sumber bacaan berkualitas, atau mungkin akan lebih baik membelikan juga beberapa buku baru bagi mereka.
atau..

Tulislah materi tentang International Book Giving Day di Blog Pribadi/via akun Twitter/Facebook/Media Sosial lainnya, dan ajaklah sebanyak-banyaknya orang utuk ikut berpartisipasi meramaikan momen ini. Untuk mencatatkan nama anda sebagai partisipan, klik http://bookgivingday.com/.
Jika anda menggunakan akun twitter, follow @bookgivingday atau gunakan hashtags #giveabook, #IBGD[lokasi] (misalnya: #IBGDJakarta), atau jika anda suka berbagi foto silakan berpartisipasi via istagram.com/bookgivingday/ (anda dapat berbagi foto tentang kegiatan berbagi buku dengan menambahkan hashtag #giveabook ke Instagram atau dengan mengirimkan foto via email ke amy.broadmoore@gmail.com). 

Buat kita yang tinggal di Indonesia, momen berharga ini jangan sampai terlewatkan ya. Mari kita jadikan anak-anak Indonesia pecinta buku dan gemar membaca :).

Mari katakan cinta anak-anak lewat buku...

Info lengkap klik:  http://bookgivingday.com/

Senin, 07 Januari 2013

Tumbuh dan Belajar Ditengah Keluarga : Hal-Hal Yang Bisa DIakukan Orang Tua Terhadap Anak DIsetiap Tahapan Usia

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak dalam tahap usia berbeda untuk mendorongnya belajar lebih baik:

Bayi (0-6 bulan)
Bayi kita adalah pembelajar yang aktif. Semenjak lahir hingga usia 6 bulan, bayi menunjukkan ketertarikannya untuk belajar dengan memutar kepalaya ke arah suara da gerakan disekitarya, berusaha melihat sesuatu lebih lama atau memukulkan mainannya, mencoba menjangkau jari kakinya saat ia berbaring terlentang, tersenyum pada wajah yang dikenalnya dan merespon dengan suara-suara saat kita ajak berbicara serta memasukkan benda-benda kedalam mulutnya.

Bayi menyukai saat berada didekat orang lain, melihat wajah-wajah yang dikenalnya, menggunakan jari untuk memegang, merasakan lembutnya kulit dan rambut saat dipegang, mencari suara untuk didengarkan dan lengan yang menimangnya. Jadi dekatlah dengan bayi kita.

Bayi (6-12 bulan)
Bayi kita kini sudah jauh lebih kuat dan mulai bisa bergerak serta mulai meneksplorasi lingkungan disekitarnya. Meskipun demikian, ia masih sering cemas saat berjauhan dengan orang-orang terdekatnya yang selama ini membuatnya merasa aman.

Bayi direntang usia ini senang bermain-main dengan barang-barang dirumah semisal piring kertas, kertas pembungkus, sendok plastik (tapi bukan kantung plastik ya..) dan benda yang membuatnya bisa mendorong sambil merangkak atau memungkinka untuk dipanjat.

Batita (1-2 tahun)
Walaupu belum begitu tegar saat berdiri dengan kedua kakinya pada awalnya, namun batita kita menyukai sensasi saat ia belajar berjalan atau memanjat. 

Sesekali terjatuh, terbentur dan memar-memar kecil menjadi hal yang lumrah terjadi. Sangat penting baginya untuk mulai melakukan sesuatu sendiri dan kemungkinan kata awal yang dikenalinya adalah "tidak" atau "jangan". Kehadiran orang tua dimasa ini sangat penting mengingat si kecil akan membutuhkan bantuan kita saat ia merasa tak yakin dapat melakuan sesuatu.

Mereka belajar menggunakan kata-kata untuk mengatakan sesuatu pada kita apa yang diinginkannya. Batita memerlukan ruang utuk beresplorasi dan bergerak bebas. Mereka membutuhkan benda-benda yang cukup besar untuk dimainkan semisal bola dan balok mainan. Mereka juga menyukai mainan yang bergerak semacam mobil-mobilan yang bisa dinaiki atau ditarik dan didorong.

Batita (2-3 tahun)
Si dua tahun terlihat selalu ingin tahu segala sesuatu dan makin luas menjelajah seisi rumah. Ia senang beriteraksi da berada ditengah-tengah anak-aak lain dan berusaha melakukan segala sesuatuya sendiri.

Tantrum lazim muncul karena ia serig merasa frustasi saat gagal melakukan sesuatu sendiri. Bicaraya mulai jelas dan dapat dipahami.

Anak dua tahun suka bermain dengan kostum, mengendari mobil-mobilan, membaca cerita, berima dan meniru-niru apa yang dilakukan orang terdekatnya. Mereka belum paham benar arti berbagi, jadi singkirkan mainan kesayangannya saat ia berkumpul dengan anak-anak lain atau berikan pada mainan yang banyak dan serupa.

Si Prasekolah (3-4 tahun)
Si kecil mulai percaya diri bermain dengan anak-anak lain yang sebaya. Belajar berinteraksi dengan orang lain sangat penting dalam perkembangan anak dan hal ini dimulai dengan membiasakan mereka saling berbagi. Di tahap usia ini, anak juga sudah mulai sering bertanya tentang banyak hal.

Si prasekolah menyukai lagu-lagu anak-anak, momen bercerita dan berima, menggambar, melukis, bermain playdough, membuat prakarya, berayun-ayun, dan bermain di taman bermain serta memerlukan ruang untuk bermain bebas dan berlari-lari.

Si Prasekolah (4-5 tahun)
Si empat tahun sudah bisa bergerak lincah dan menyukai aktivitas fisik. Apa yang ia pikirkan tergambar jelas dari setiap perkataan, gambar yang dibuat dan apa yang ia lakukan. "Mengapa?" adalah kata favoritnya. Ia juga sudah belajar melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.

Anak dalam rentang usia ini menyukai cerita dan kata-kata lucu, bermain lego, melukis, bermain dengan sebaya. Ia menyukai hal baru dan bermain di taman bermain serta dapat memecahkan masalah dalam permainan sederhana. 

Apa yang dapat dilakukan orang tua
Sebagai orang tua kita berada pada posisi yang tepat untuk mengetahui apa yang disukai anak dan apa yang dapat ia lakukan.

  • Anak belajar diligkungan yang membuatnya tertarik dan dimana ia merasa aman dan dicintai.
  • Menyediakan lingkungan dimana anak dapat bereksplorasi, belajar dan mencoba hal-hal baru serta berbicara tentang apa yang ia lakukan. Ajarkan ia untuk memperhatikan, mendengar, berpikir dan bertanya serta biarkan ia melatih apa yang telah ia kuasai.
  • Bersikaplah positif dan dorong ana untu mencoba hal baru dengan cara yang aman.
  • Jangan merasa bersalah bila terpaksa mencari informasi atau dukungan untuk anak da kita sendiri. Setiap anak berbeda dan tiap tahapan menawarkan tantangan baru, jadi, mungkin saja ada saatnya kita membutuhkan nasihat atau dukungan. Terkadang dukungan datang dari keluarga dekat atau bisa juga dari orang lain.
  • Berilah waktu yang cukup pada anak untuk bermain. Bermain sangat penting karena memberi kesempatan pada anak untuk belajar memecahkan masalah dan melatih kemampuannya itu terus menerus.


Alat permainan bisa diperoleh dari mana saja

  • Luar rumah; ada pohon untuk diamati dan dipanjat, pasir dan tanah serta air dan semak untuk bersembunyi saat bermain.
  • Barang bekas; berguna untuk membuat prakarya.
  • Taman bermain yang menyediakan mainan semacam ayunan, papan luncur dan jungkat jungkit.
  • Pantai dengan ombak dan pasirnya.
  • Perpustakaan daerah dengan buku-buku, program liburan dan mainannya.

sumber: Parenting SA, Parents Easy Guide









Jumat, 04 Januari 2013

Tumbuh dan Belajar Ditengah Keluarga : Beberapa Area Ynag Penting Dipelajari Anak (Bagian Ke-2 dari 2 tulisan)

Pada bagian pertama telah diuraikan empat area yang penting dipelajari anak sejak usia dini. Berikut adalah lanjutan dari beberapa area lain yang juga tak kalah pentingnya untuk dipelajari:

5. Komunikasi
Komunikasi adalah satu dari bagian terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari. Komunikasi mencakup pemahaman tentang apa yang kita lihat, dengar dan baca dan  bagaimana kita menyampaikan pesan-pesan kepada orang lain dengan cara-cara yang dapat dimengerti oleh mereka. Anak perlu mempelajari kata-kata dalam proses mereka berpikir dan belajar.
  • Mulailah dengan membuat hubungan dengan kata-kata terasa menyenangkan melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan seperti bernyanyi, mendongeng atau sekedar berima
  • bicaralah pada bayi dan batita kita dirumah saat kita melakukan sesuatu, katakan padanya apa yang kita lakukan dan tanyakan pada si kecil tentang idenya
  • ajak anak membaca bersama atau mendengarkan cerita sejak usia dini. Bahkan bayi pun memperoleh manfaat dari mendengarkan suara kita
  • yang terpenting adalah teruslah berbicara pada anak di setiap kesempatan dan dengarkanlah anak dengan sungguh-sungguh saat ia berbicara pada kita.
6. Kreativitas
Kreativitas adalah cara anak mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan. Anak berusia dini dipenuhi rasa igin tahu dan ide yang tak habis-habis. Sekali anak dapat bergerak, ia akan senang bereksplorasi dan melakukan bayak hal dengan cara berbeda. Dengan menerima idenya dan hal-hal yang ia coba lakuan, kita dapat mendorong anak utuk mengembangan diri, mengambil risiko baru dan membantunya untuk maju.
  • Ajak anak menikmati hiburan khusus ana seperti menyaksikan film, lukis wajah atau menghadiri konser musik anak
  • dorong anak untuk bernyanyi dan menari, bermain peran dan selalu kreatif
  • sediakan kardus-kardus kosong dan macam-macam pakaian untuk bermain peran
  • sediakan kertas, pensil, pensil warna dan playdough
  • koleksilah lembaran daun, bulu-bulu, kertas, kain perca dan lain sebagainya untuk dibuat prakarya yang dapat ia pajang dikamarnya.
7. Berpikir
Proses berpikir termasuk melihat, mendengar, bertanya dan mencoba sesuatu dan mengambil keputusan. 

Anak memerlukan waktu agar dapat mencoba sesuatu terus menerus hingga berhasil. Terkadang saat anak frustasi karena tak berhasil melakukan sesuatu, ia memerlukan bantua dari orang tuanya.

Untuk membantu anak mempelajari proses berpikir, kita dapat :
  • berbicara pada anak saat kita sedang dalam proses melakukan sesuatu, semisal: "bunda mencopot jaket ini, karena udara mulai panas," atau " perlu waktu yang agak lama untuk sampai ke halte bus, karena jaraknya cukup jauh dari rumah kita."
  • memberi anak barang-barang untuk disortir dan dicocokkan, misalnya sepasang kaus kaki atau butiran kelereng warna warni.
  • menyusun puzzle bersama.
  • menyediakan ragam balok mainan untuk disusun.
  • menceritakan lelucon yang dipahami anak.
  • bertanya pada anak apa yang ia pikirkan tentang suatu hal tertentu.
8. Mengenal Lingkungan
Anak cenderung suka bermain dan bereksplorasi dengan alam seperti bermain di halaman, taman atau pantai. Disaat bersamaan anak akan belajar mengenali benda-benda yang dibangun disekitarnya semisal jalan raya, rumah-rumah, toko dan gedung sekolah. Anak akan belajar dari kita saat kita mendaur ulang sesuatu atau membersihkan halaman.
  • Biarkan anak bereksporasi diluar rumah. Mungkin ia akan bermain kotor-kotoran dengan pasir, tanah dan air. Aktivitas ini termasuk tahap penting bagi anak saat bereksplorasi mengenai alam sekitar.
  • Bicaralah pada anak tentang pohon dan bunga, cuaca, langit, bulan, burung dan ikan serta makhluk hidup lain yang mungkin ia temukan disekitarnya.
  • Ajak anak menemukan dan mengamati serangga di kebun atau taman, namun hindari ia memegang atau menyakitinya.
  • Ajak anak menanam pohon dan bunga serta mengamatinya tumbuh.
  • Perlihatkan pada anak bagaimaa cara membangun rumah dan jelaskan mengapa ia hanya boleh mengawasinya dari kejauhan.
  • Ajak ia mengeksplorasi lingkungan lain semisal berjalan kaki di kompleks perumahan tetangga atau bermain di taman bermain yang sedikit jau dari rumah.

9. Tekhnologi
Tekhnologi berkembang disekitar kita dan membantu kita menjalani hidup dengan lebih mudah. Benda-benda seperti gunting, mesin cuci, ketel, pompa sepeda, mobil dan komputer adalah bagian dari tekhnologi. Tekhnologi adalah sesuatu yang terkait pemecahan masalah semisal bagaimana memotong material tertentu atau memperbaikinya.

Kita dapat membantu anak berpikir tentang teknologi saat kita:
  • berbicara pada anak tentang alat-alat yang kita gunakan saat melakukan suatu pekerjaan dan menjelaskan bagaimana alat tersebut sangat membantu kita
  • berbicara mengenai macam-macam cara yang dapat dilakukan dalam melakukan sesuatu
  • memastikan baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mencoba menggunakan palu, komputer, pisau, gunting dan sebagainya
  • berbicara tentang apa yang mungkin kita lakukan dengan tekhnoligi misalnya bagaimana mobil sudah banyak membantu dan kesulitan atau kekurangan apa yang timbul saat kita tidak memanfaatkan mobil untuk bepergian jauh
  • mendorong anak berpikir untuk menemukan pemecahan masalah dengan memanfaatkan tekhnlogi tertentu, misanya bagaimana memindahkan benda yang sangat berat dari satu tempat ke tempat lain.

sumber : Parenting SA, Parents Easy Guide


Tumbuh dan Belajar DItengah Keluarga: Beberapa Area Yang Penting DIpelajari Anak (Bagian I dari 2 Tulisan)

Telah dibahas sebelumnya bahwa tempat dimana anak bisa mulai mempelajari hal-hal terpenting dalam kehidupannya adalah ditengah-tengah keluarganya sendiri. Berikut adalah beberapa area yang penting dipelajari anak sebelum ia mulai berinteraksi dengan lingkungan diluar keluarga:

1. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah tentang siapa diri kita sebagai manusia dan bagaimana perasaan kita tentang diri sendiri dan merupakan hal terpenting dalam proses belajar anak.

Rasa dicintai, bernilai, diinginkan dan dihormati akan membuat anak merasa baik dan percaya diri. Sekali anak memiliki kepercayaan diri, mereka akan mulai mencoba hal-hal baru, mengeksplorasi dunianya, berdamai dengan keadaan saat keadaan berjalan tak semestinya dan merasa mereka memiliki kesempatan untuk berhasil.

Sebagai orang tua, kita dapat membantu menumbuhkan harga diri anak dengan cara:
  • menunjukkan pada anak bahwa ia sangat patut disayang dan dicintai
  • mendukung anak untuk mencoba hal-hal baru
  • menunjukan pada anak bahwa kita senang berada didekatnya dan ingin menghabiskan waktu bersamanya
  • membantu anak mempelajari keahlian baru dan memberinya penghargaan saat ia mencoba melakukannya. 
2. Perkembangan Sosial
Anak usia dini mulai belajar tentang perasaan dan bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain, jauh sebelum ia benar-benar mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.

Kita dapat membantunya mempelajari hal ini dengan cara:
  • belajar tentang beragam perasaan dengan memberi masing-masing "perasaan" sebuah "nama". Misalnya dengan mengatakan pada anak: "Hal seperti ini akan membuatmu merasa "Senang"/"Sedih"/"Takut"..." dan sebagainya.
  • menjelaskan penyebab sebuah perasaan muncul, misalnya dengan mengatakan,"Kau tahu apa yang membuat bunda sedih?, bunda sedih saat kau sakit."
  • belajar berinteraksi dengan orang lain dengan menunjukkan padanya bahwa kita peduli terhadap orang lain dan peduli akan perasaan mereka
  • berbicara pada anak dan menjelaskan padanya apa yang kita lakukan dan alasan mengapa kita melakukannya
  • membiarkan anak turut membantu kita dirumah dan menjadi bagian dalam mengurus rumah misalnya dengan membiarkan anak mengambil surat di kotak surat, memberi makan binatang peliharaan dan sebagainya
  • tidak memaksa mereka berbagi dengan orang lain saat ia memang belum siap berbagi (biasanya anak siap diajarkan berbagi direntang usia 2-4 tahun). Pada anak yang berusia lebih muda, pemaksaan seperti ini membuat mereka merasa kita hanya mengambil barang-barangnya tanpa ia bisa memahami apa maksud sebenarnya berbagi.

3. Pemahaman Budaya
Anak perlu belajar bahwa menjadi "berbeda" adalah hal yang lumrah dan bahwa pada dasarnya setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya dengan beragam cara.

Anak akan belajar dari orang tuanya untuk menghargai perbedaan yang dapat mereka pelajari dari orang lain. Masyarakat kita sarat akan beragam bentuk budaya yang mewakili daerah asal masing-masing individu yang meliputi bahasa, agama, tata cara termasuk ciri khas fisik dan kebiasaan mereka yang umum di daerah asalnya. Sebagai orang tua, ita bisa membantu anak memahami perbedaan budaya ini dengan:
  • menceritakan sejarah keluarga dan latar belakang keluarga serta menunjukkan bahwa bagaimanapun kita bangga menjadi bagian keluarga
  • berbicara mengenai perbedaan-perbedaan dan apa yang dapat kita pelajari dari perbedaan itu
  • memberi anak kesempatan untuk berbagi pengalaman yang berbeda yang mereka jalani di rumah dengan anak lain
  • memberi anak kesempatan untuk melihat dan menjadi bagian dari acara-acara yang melibatkan beragam budaya semisal festival budaya daerah, festival kuliner, dan sebagainya.
4. Perkembangan Fisik dan Kesehatan
Dasar bagi kesehatan yang baik dimulai sejak anak berusia dini. Bayi, batita, balita secara alami merupakan individu yang aktif dan mereka belajar melalui tubuh mereka jauh sebelum mereka dapat berbicara.
  • beri kesempatan pada anak untuk bermain secara fisik dengan beragam aktivitas di luar rumah setiap harinya selama memungkinkan. Permainan fisik membantu anak mengembangkan kekuatan, keseimbangan dan beragam keahlian
  • doronglah anak untuk aktif menggunakan tangan  misalnya untuk menggunting, menggambar, membuat prakarya. Cara ini juga dapat membantu anak menikmati perasaan senang saat melakukan hal-hal yang berbeda
  • pastikan anak cukup beristirahat dan makan makanan yang sehat
  • perkuat daya tahan tubuh anak dengan beragam cara misalnya memberi mereka imunisasi yag diperlukan
  • ajari anak cara yang aman bermain ditempat tertentu misalnya disekitar kolam atau jalan umum, dan penting diingat bahwa bagaimanapun anak tetap membutuhkan pengawasan saat bermain
  • pastikan rumah kita dan rumah tetangga yang sering dijadikan tempat anak bermain cukup aman bagi anak.

berlanjut ke bagian kedua

sumber: Parenting SA, Parents Easy Guide

Kamis, 03 Januari 2013

Tumbuh dan Belajar Ditengah Keluarga: Bagaimana Cara Anak Belajar?


Hal utama dan terpenting yang mesti dipelajari dalam kehidupan seorang anak dimulai ditengah-tengah keluarganya. Anak-anak akan belajar daridan  cara orang memperlakukan mereka  dari apa yang mereka lihat, dengar dan alami segera setelah mereka lahir ke dunia. 

Anak adalah pembelajar sejati. Sejak lahir hingga rentang usia lima tahun dan terutama dimasa batita (0-3 tahun), anak akan tumbuh dan belajar dengan cepat. Fase ini merupakan fase dimana kemampuan anak belajar paling cepat dibanding fase lain dalam kehidupannya. Sangatlah mudah bagi orang tua dan bagi siapapun yang peduli pada anak untuk membantunya membentuk kebiasaan belajar sejak usia dini, jauh sebelum mereka memasuki usia sekolah.

Bagaimana Cara Anak Belajar?
Banyak cara yang dapat ditempuh untuk belajar. Anak belajar melalui melihat dan mengamati, mendengar dan terutama dengan cara melakukan langsung sesuatu hal yang diminatinya.

Semua anak melalui sejumlah tahapan tetapi terdapat perbedaan-perbedaan antara satu anak dengan anak lainnya dalam masig-masing tahapan tersebut. Selain itu, dibutuhkan waktu yang berbeda untuk setiap anak dalam menjalani satu tahapan. Anak cenderung akan betah berada didalam lingungan yang menarik perhatia mereka dimana mereka merasa dicintai dan aman didalamnya.

Catatan berikut akan membahas beberapa area yang penting dipelajari anak, yang meliputi:
  1. Harga diri (self esteem)
  2. Perkembangan sosial
  3. Pemahaman budaya
  4. Perkembangan fisik dan kesehatan
  5. Komunikasi
  6. Kreativitas
  7. Berpikir
  8. Mengenal Lingkungan
  9. Tekhnologi

Uraian terkait masing-masing area akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama akan menguraikan masalah harga diri, perembangan sosial, pemahaman budaya, perkembangan fisik dan kesehatan serta komunikasi. Sementara sisanya akan diuraikan dalam bagian catatan yang lain.

sumber : Parenting SA, Parents Easy Guide