Kamis, 14 Februari 2013

NEVER ENDING TEAM WORK


gambar diunduh dari :http://blogor.org/wp-content
Mau tahu apa yang paling menantang sepanjang "karir" saya sebagai seorang ibu? ;)
Ehemm, mungkin seperti kebanyakan ibu-ibu yang lain. Hal yang membuat saya merasa harus mengerahkan segala daya upaya dalam mewujudkannya adalah saat saya harus melatih anak-anak bekerja sama alias membangun budaya kerja tim a.k.a team work didalam keluarga kecil kami.

Tak ada budaya kerja sama yang bisa terwujud tanpa latihan yang terus menerus dan dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Saat anak-anak mulai memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari sebuah "kelompok" bernama keluarga, mereka sudah mulai harus dikenalkan dengan pembagian tugas dalam rumah dan tugas saya sebagai ibu melatih mereka agar dapat berkontribusi dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan kemampuan mereka.

Tak ada istilah terlalu dini untuk mengajarkan pada anak-anak untuk ringan tangan dan suka berbagi. Dimulai dari saat mereka mulai memahami makna kata-kata sederhana, saat itulah pula saya mengenalkan berbagai jenis "tugas" yang identik dengan posisi masing-masing anggota keluarga. Misalnya, saya kerap berbicara pada anak-anak semasa mereka batita, bagaimana sebagai ibu, sayalah yang bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan rumah semisal menyiapkan makanan, merapikan kamar tidur, menemani mereka belajar, mencuci pakaian dan mengantar atau menjemput mereka dari sekolah. Tak lupa saya juga mengenalkan mereka dengan tugas-tugas ayah seperti bekerja di kantor untuk mencari nafkah, pergi ke bengkel untuk merawat kendaraan atau membersihkan gudang di hari libur, dan sebagainya.   Sementara itu, meskipun mungkin mereka belum benar-benar memahami bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam kegiatan keluarga, saya tetap selalu mengatakan pada mereka bahwa saya dan ayahnya akan sangat bahagia bila mereka mau memulai "membantu" kami menyelesaikan tugas-tugas kami. Tentu saja sesuai dengan kemampuan mereka.

Berdasar pengalaman, anak-anak ternyata amat mudah menerima pelajaran dengan cara yang ajeg dan konsisten seperti cara saya di atas. Perlahan mereka memahami pembagian tugas dalam keluarga dan tanpa berat hati mau mulai ikut serta melakukannya. Dimulai dari area kecil yang menjadi "wilayah" mereka sendiri, yaitu kamar tidur dan area bermain. Anak-anak dengan senang hati mau membantu saya menjaga kamar dan kotak tempat menyimpan mainannya sehari-hari. Meskipun tak sempurna sesuai standar kerapihan saya, saya tetap berusaha menghargai hasil kerja mereka dengan tidak memprotes apapun yang mereka lakukan. Terbukti dengan penghargaan atas niat baik mereka, mereka semakin hari semakin dapat diandalkan menjaga kebiasaan baik yang sudah mereka mulai :).

---ooo---

Latihan kurang seru tanpa tantangan baru kan?
Begitulah setidaknya yang terjadi dalam keluarga kecil saya. Kekuatan kerja sama antara ayah, bunda dan anak-anak kerap teruji dengan beragam peristiwa seru. Suatu ketika, kami "dipaksa" bekerja lebih keras manakala saya terpaksa dirawat di rumah sakit sementara waktu karena melahirkan adik bayi. Saat itu kami tinggal di negara tetangga, dan sudah terbiasa tanpa asisten rumah tangga dan bantuan keluarga dekat. Alhasil, seluruh tugas dalam rumah menjadi tanggung jawab semua anggota keluarga.

Si sulung yang baru duduk di kelas tiga SD, mesti menggantikan tugas saya menjaga adiknya selama ayahnya mondar mandir ke rumah sakit menemani saya yang dirawat disana. Tugas menjaga adik yang empat tahun lebih muda darinya memang pernah dilakukannya sesekali saat saya tinggalkan ke pasar atau sejenisnya, tapi tentu tak selama seperti saat saya tak berada dirumah. Ia jadi terpaksa harus bisa menyediakan sang adik sarapan sederhana seperti roti panggang dan susu cokelat, mengajaknya bermain termasuk memastikan pintu rumah selalu terkunci saat ayah bundanya tak dirumah, siap sedia didekat pesawat telepon agar bisa menghubungi tetangga terdekat atau ayahnya jika terjadi sesuatu. Intinya, ia belajar lebih banyak memikul tanggung jawab lebih, sesuatu yang sebelumnya belum ia coba lakukan.

Meskipun kelihatannya tak mudah bagi si sulung, namun ia berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik. Alhamdulillah, bahkan sejak kejadian itu, ia menjadi kakak yang jauh lebih cekatan, terlebih karena ia tahu saya dan ayahnya sangat menghargai usahanya dalam menjaga amanah dari kami.

Kali lain, sepulangnya kami ke Indonesia,  saya, yang sebelumnya menjalani cuti panjang harus kembali ke kantor untuk bekerja penuh waktu. Sementara itu, kami belum lagi menemukan pengasuh yang tepat untuk menjaga anak-anak selama saya berada di luar rumah. Untuk beberapa lama anak-anak terpaksa harus dititipkan di rumah neneknya yang berjarak beberapa kilometer dari rumah kami. Jadilah setiap selepas shubuh mereka sudah harus bangun dan bersiap dengan seragam sekolah dan perlengkapannya untuk diantarkan ke rumah nenek. Sepulang sekolah anak-anak juga harus membiasakan dirinya dengan kebiasaan baru di rumah neneknya yang tentu berbeda dengan di rumah sendiri. Mereka harus menjaga ruang barunya, mencicil mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan saya, saling menjaga antara kakak dan adik dan sebagainya, semua harus mereka lakukan secara mandiri hingga saatnya saya dan ayahnya menjemput mereka selepas maghrib.

Mungkin bagi keluarga lain, pola keluarga kami amat berbeda atau bahkan terkesan terlalu memaksa anak-anak untuk belajar mandiri. Akan tetapi sejauh saya melihat kondisi dan perkembangan anak-anak, mereka terlihat menikmati proses belajar ini, selama saya dan ayahnya mendampingi dengan penuh kasih dan tanpa tekanan alias sama-sama melakukan tugas kami dengan ikhlas dan gembira. 

Kami percaya bahwa aura positif yang kami bawa dapat kami tularkan pada anak-anak hingga mereka bisa merasakan bahwa bersama-sama dengan ayah dan bundanya mereka adalah satu tim yang hebat dan dapat menghadapi berbagai tantangan yangs edang dan akan dihadapi keluarga kami di lain hari. Bukankah menjadi keluarga dalah takdir tak terelakkan dan menjadi tim yang kuat adalah keharusan?..;)..jadi kami memutuskan, bersama kami harus siap dan pasti bisa..ganbatte..^^.











































Tidak ada komentar:

Posting Komentar