Rabu, 30 Mei 2012

Apa Yang Perlu Dihindari Saat Bayi Mulai Tumbuh Gigi?

 gambar diunduh dari :http://o5.com/wp-content/uploads/2011/03/teething-baby1-527x550.jpg

Aturan umum saat bayi kita mulau tumbuh gigi adalah : TIDAK ADA ATURAN BAKU ^^.

Setiap bayi berbeda, mulai usia saat pertama kali tumbuh gigi, lamanya waktu sampai semua gigi tumbuh lengkap hingga toleransi mereka terhadap rasa sakit yang biasanya mengikuti saat gigi geligi mereka tumbuh. Faktanya, sebagian bayi bahkan tidak merasa sait sedikitpun saat tumbuh gigi, sementara bayi yang lain mungkin akan sangat rewel menahan sakit bahkan hingga harus mengalami demam tinggi. Yang pasti, sebagian besar orang tua merasa perlu membuat bayi mereka lebih nyaman selama proses tumbuh gigi berlangsung, terutama karena adanya potensi timbulnya rasa sakit yang mengganggu.

Apa yang perlu dihindari saat bayi kita mulai tumbuh gigi?
  • Alkohol. Mengoleskan sedikit alkohol ke gusi bayi tidak akan mengurangi rasa sakit mereka atau membantu mereka tidur lebih nyenyak di malam hari. Bagaimanapun alkohol harus dihindari pemakaiannya terutama bagi anak-anak.
  • Jus Buah. Jangan beri bayi jus jeruk atau apapun yang berasa asam, apalagi jika berasal dari minuman kemasan (bukan homemade) karena jus semacam ini biasanya tinggi kadar gulanya dan mengandung asam yang dapat merusak gigi. Apabila kita ingin memberi mereka jus buah, berikan yang dibuat sendiri di rumah dari bahan segar dan terkontrol gulanya (atau bahkan tanpa gula) dan berikan dalam cangkir bukannya menggunakan botol, karena penggunaan botol memungkinkan kontak antara jus dengan gigi baru mereka lebih intens.
  • Cengkeh. Cengkeh adalah tanaman herbal yang biasa digunakan oleh orang dewasa untuk menghiangkan sait gigi karena mengandung penghilang rasa sakit alami. Namun pemakaian cengkeh tidak aman bagi bayi karena memungkinkan mereka menelannya atau mengakibatkan mereka tersedak.
  • Teething Ring yang berisi cairan. Jangan berikan jenis teething ring bercairan karena bayi dapat merusaknya dengan gigitan mereka dan membuat mereka rentan meminum cairan yang ada didalamnya.
sumber : practical parenting - may 2011

Bagaimana Mengatur Rutinitas Bagi Bayi ?

Bayi lebih sering tidur dalam jangka waktu yang pendek dan mudah sekali terbangun. Kebanyakan orang tua baru menghadapi masa-masa dimana mereka mesti sering mengecek bayi mereka apakah bayi mereka sedang tertidur ataukah terbangun. Masa-masa ini normal adanya, meskipun kadang terasa merepotkan.  Bagaimana cara kita mengetahui kebiasaan bayi ? Beberapa hal berikut bisa dijadikan panduan:
  • Ikutilah pola kebiasaan bayi kita mulai dari saat memberinya ASI/PASI (makan/minum), kebiasaan tidur dan bermain untuk membantu bayi dan orang tua mempelajari apa yang akan dilakukan dan dinginkan bayi setelah satu aktivitas dilakukannya.
  • Mulailah hari dengan memberi bayi ASI/PASI (makan/minum) setelah bayi bangun pagi. Bayi mungkin akan membutuhkan waktu istirahat atau tidur sejenak sekitar satu atau dua jam setelah mereka bangun pagi, tergantung dari usianya.
  • Ajaklah dan doronglah bayi untuk bermain setelah mereka selesai makan/minum di pagi hari dengan memperhatikan munculnya semangat bereksporasi mereka (biasanya sudah terlihat saat bayi berusia 3-4 minggu). Bermainlah sebentar  bersama bayi kita sebelu mereka siap untuk beristirahat / tidur sejenak .
sumber : practical parenting - may 2011

Selasa, 29 Mei 2012

Are You Happy With Your Bussy Day?

Hari-hari belakangan ini saya lihat little Ayomi sangat bersemangat. Setiap pagi, setelah bangun tidur, bahkan sebelum pergi mandi ia seringkali "melapor" pada saya. "Today will be my very best day, mom" , katanya dengan mata berbinar-binar.
 "Oh, benarkah?, memangnya apa yang akan terjadi hari ini?", saya biasanya balik bertanya. Dengan semangat ia akan menjawab, "today we will cook something in the class and then i will learn to make a lantern in art class and then after school i will play with my friends and then i will practice my Iqro reading with you and we can read together after that, and i might get a star from daddy, yess."
Wowww, sibuk sekali sepertinya hari ini, "i see, this will be your bussy day, then" sahut saya. Ayomi mengangguk-angguk sambil tersenyum, "yes mom, i love a bussy day". katanya. 
Sebelum tidur malam, setelah berdoa biasanya Ayomi juga sibuk bercerita tentang harinya, kadang dari ceritanya itu saya menangkap tak semua rencananya  berjalan dengan sukses, misanya saat ia gagal membuat pizza di kelas memasak, karena ia telah salah menambahkan topping, hingga pizza buatannya rasanya kurang ia suka. Saya tanyakan padanya, apakah ia menyesal? Ia menggeleng dan  malah berkata, "can we make another pizza with you, mom? the other one, with a lot of cheese, i like cheese". Haha, semangat tak pantang menyerah rupanya. Ia tidak memilih kecewa, malahan punya semangat baru memperbaiki hasil kerjanya yang tak sempurna hari ini. Sebelum benar-benar jatuh tertidur ia akan berbisik di telinga saya, "good night mom, you know, tomorrow will be a very bussy day..."
Ah, dia kelihatannya bahagia dengan hari-harinya yang sibuk, membuat saya merenung sesaat, apakah sebegitu positifnya saya menghadapi kesibukkan dalam hari-hari saya sekarang?

Mungkin kita sebagai orang dewasa akan berkata, kesibukan anak-anak jauh berbeda dengan kita. Yang ada didalamnya hanyalah kesenangan semata, semuanya bisa dilakukan dengan bermain-main, hampir tidak ada tekanan dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. Tidak seperti kita, para orang tua khususnya, yang memiliki setumpuk tanggung jawab yang mesti dipenuhi, hingga setiap apa yang kita lakukan dituntut untuk mendekati sempurna., dan kondisi itu tak jarang menghadirkan tekanan bahkan sedikit rasa frustasi, terlebih jika apa yang kita rencanakan tak berjalan seperti semestinya.
Tapi, ..hei,..tunggu dulu, jika dipikir-pikir, justru bisa jadi sebaliknya. Jika saja kita menghadapi kesibukkan dengan sikap positif seperti yang ditunjukkan anak-anak, mungkin segalanya akan jauh lebih ringan ^^. Sebelum berpikir tentang penatnya esok hari, mungkin lebih menyenangkan jika kita berpikir betapa beruntungnya kita masih bisa menjalankan rutinitas sehari-hari dengan bekal sisa usia dan kesehatan dan tentu saja akal sehat, misalnya. Atau..daripada membayangkan potensi kegagalan dari suatu usaha, lebih nyaman jika kita membayangkan usaha kita akan meraih keberhasilan, sekalipun jika keberhasilan itu hanya  berarti selesainya satu proses dari beberapa proses yang seharusnya di jalani. Dan jikapun akhirnya kita merasa apa yang kita lakukan dalam satu hari tak berbuah apa-apa, singkirkan perasaan itu dengan mengatakan pada diri kita, bahwa setiap usaha pada dasarnya selalu menghasilkan sesuatu. Kalaulah bukan hasilnya yang sempurna, maka proses yang kita jalani minimal telah membuat kita belajar sesuatu, dan dengan bekal pelajaran hari itu kita bisa membuat perbaikan di hari yang lain.
That simple !!. Anak-anak memang sering membuat saya belajar kembali. Kali ini, melihat semangat si kecil, saya telah diingatkan akan makna bersyukur. Bahwa apa yang kita miliki dan dapat perbuat hari ini sesungguhnya adalah berkah dari Yang Maha Kuasa. Sungguh merugi jika kita menafikannya tanpa mengambil pelajaran darinya. 

Jadi, kalau orang bilang bahagia adalah pilihan, maka, sepertinya saya akan mulai memilih berbahagia dengan kesibukan saya tinimbang merasa terbebani olehnya ^^.

Adelaide, 29 May 2012
Sesaat setelah Ayomi tertidur 

Minggu, 20 Mei 2012

What Babies Can Do?

Mungin kita masih bertanya-tanya, apakah bayi yang baru lahir telah memiliki kemampuan tertentu.Dalam salah satu penilitian yang dilakukan oleh Fantz,R (1958) ditemukan bahwa bayi yang baru lahir telah memiliki kemampuan melihat. 

Apa yang bisa dilihat oleh bayi kita?. 
Penelitian telah meunujukkan bahwa bayi yang baru lahir dapat melihat. Mereka dapat melihat dengan jelas dari jarak 20 - 25 cm, jadi ia bisa melihat wajah kita saat kita menimangnya. Ia juga dapat melihat lebih jelas pada  gambar-gambar dengan outline yang jelas, warna yang mencolok dan berpola dibandingkan gambar yang tida berpola. Namun, dibandingkan semuanya, ia paling suka melihat wajah kita :).

Apakah bayi bisa mendengar?. Bayi yang masih sangat muda sekalipun akan memutar kepalanya manakala mendengar suara. Ia terutama menyukai suara orang tuanya, walaupun tidak dapat memahami apa yang kita katakan. Ia lalu akan belajar untuk mengenali suara-suara kita.

Banyak bayi yang suka mendengar suara bernada tinggi dan ia juga tampak senang saat kita menyanyikan sebuah lagu untuknya. Saat kita berbicara pada bayi kita, biarkan ia merespon dengan suara-suara yang bisa dibuatnya. Sebaliknya, saat ia "berusaha" bicara pada kita, kita pun dapat menirukan suara-suaranya. Momen ini akan menjadi percakapan pertama kita dengan bayi kita dan merupakan awal yang baik untuk mengajarinya cara berbicara.

Kehangatan dan sentuhan kasih sayang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan bayi dalam belajar. Bayi dapat bereaksi terhadap sentuhan dan rasa sakit bahkan sebelum mereka lahir. Saat kita memeluk bayi dengan lembut dan penuh kasih sayang, kita telah membantunya untuk tumbuh dan berkembang. Semakin jauh kita mengenal bayi kita, kita akan belajar mengetahui sentuhan yang seperti apa yang membuatnya nyaman dan menyenangkan dan sentuhan yang seperti apa yang tidak disukainya. Sebagai contoh, terkadang orang tua suka menggelitik bayi mereka, berharap sang bayi akan tertawa geli, padahal faktanya mungkin bayi kita merasa tidak nyaman bahkan tertekan karena bosan tertawa. 
Intinya, perhatikan apa saja yang disukai bayi kita dan kapan saat mereka suka atau tidak suka melakukan sesuatu.

referensi : Publishing of Parenting SA, Chidren, Youth and Women's Health Service

Kamis, 17 Mei 2012

Fakta atau Mitos ? : Makanan Padat Membuat Bayi Tidur Lebih Nyenyak

Jawabannya ? Mitos..^^.Kebanyakan bayi memiliki kebiasaan tidur yang tidak teratur dan tak nyenyak di enam bulan pertama usia mereka, entah itu di siang ataupun malam hari. Sebenarnya hanya suatu kebetulan saja kebiasaan tidur mereka menjadi lebih baik saat mereka telah dikenalkan pada makanan padat. Banyak yang berpendapat bahwa setelah bayi mereka mencoba makanan padat misanya sereal atau tepung beras, tidurnya menjadi jauh lebih nyenyak. Kenyataannya, belum ada penelitian yang memvalidasi pendapat ini dan yang penting diingat adalah memperkenalkan bayi pada makanan padat terlalu dini (sebelum usia empat bulan) tidak direkomendasikan dan tidak akan membantu menstabilkan kebiasaan tidur mereka.

sumber: practical parenting, may 2010 p.98

Sabtu, 12 Mei 2012

Kenali Bayi Kecil Kita Mulai Sekarang (Knowing Our Little Baby)

Minggu-minggu dan bulan-bulan awal kehidupan bayi sangatlah istimewa, karena saat itu menjadi dasar bagi kehidupan  si bayi kelak. Saat ini menjadi tahap pertumbuhan tercepat otak dan tubuh bayi, termasuk pola-pola belajar mengenai dunianya dan bagaimana ia menjadi manusia yang utuh. 
Bayi terlahir kedunia dengan segenap potensi. Bagaimana mereka di besarkan dan direspon oleh orang-orang sekitarnya pada awal kehidupannya akan menjadi penentu bagaimana mereka tumbuh sebagai makhluk sosial dan bahkan bagaimana pikiran mereka akan bekerja dikemudian hari.
Bayi kecil kita butuh rasa aman saat pertama kali ia bersentuhan dengan dnia barunya, rasa aman ini akan menjadi modal utama saat ia menumbuhkan rasa percaya diri dan keberaniannya. Untuk memulai memberinya rasa aman, sebagai orang tua, kita bisa memberinya ASI atau makanan (saat ia muai bisa makan) saat ia lapar, memberinya pakaian dan mengatur suhu ruangan yang cukup nyaman untuknya, memberinya tempat tidur yang nyaman dan aman serta merespon panggilannya saat ia menangis. Jika tak ada seorangpun yang datang kala ia menangis, bayi akan benar-benar merasakan ketakutan, sama halnya seperti saat orang dewasa tersesat di empat yang sama sekali tidak dikenalnya.

Bayi juga perlu merasakan kehangatan dan kasih sayang dari orang yang peduli padanya. Perlu seseorang yang benar-benar peduli padanya untuk membantu bayi mulai belajar bahwa mereka bisa menjalin hubungaan dan mengembangkan kemampuannya bersosialisasi. 

Untuk belajar mengetahui bahwa dirinya adalah individu yang mandiri, bayi harus merasakan bahwa setiapkali ia mengirimkan pesan-pesan kepada dunia, ia akan selalu didengarkan dan direspon oleh dunia sekitarnya. Ini membuat mereka menjadi bagian dari satu hubungan dan  akan mulai belajar berbicara. Bayi berusaha berbicara pada kita dengan banyak cara, terutama dengan cara tersenyum dan menunjukkan ketertarikannya pada sesuatu, dengan menghindar atau melengos saat ia tidak menyukai sesuatu atau bosan melakukan sesuatu dan dengan menangis saat  ia merasa tak nyaman. Sebagai orang tua, kita tentu akan banyak belajar tentang tanda-tanda dan pesan yang ingin disampaikan oleh bayi kita.

Bayi juga membutuhkan persetujuan kita serta dukungan untuk bereksplorasi dan mencoba hal-hal baru yang ditemuinya. Ia butuh diawasi dan butuh belajar untuk  tahu kapan saatnya perlu meminta bantuan pada kita dan kapan ia bisa melakukan sesuatu sendiri.

Jika bayi kita memiliki semua pengetahuan ini, berarti ia telah memiliki awal yang baik untuk memulai hidupnya di dunia, menyiapkan sebagian besar dasar bagi proses pembelajarannya kelak, memiliki dasar untuk bersosialisais dengan orang lain dan dapat memperoleh banyak peajaran dari kehidupannya.
 
referensi: Publishing - Parenting SA , Children, Youth and Women's Health Service, 2009

Rabu, 09 Mei 2012

Homeschooling Baby Aliy

Melahirkan dan mengasuh bayi lagi setelah usia saya hampir mendekati empat puluh tahun ternyata butuh energi dan semangat  ekstra, berbeda dengan saat saya mengasuh kedua anak perempuan saya yang saya lahirkan ketika usia saya jauh lebih muda :p. Menghadapi tantangan mengurus seorang bayi dan dua anak lainnya saat ini benar-benar membuat saya membutuhkan banyak ilmu baru, selain karena jarak antar kelahiran bayi saya yang terbilang agak jauh dengan kakak-kakak nya, yang membuat saya kembali seperti ibu "baru" lagi yang terkadang lupa bagaimana seharusnya mengurus dan menghadapi bayi kecil, saya juga masih harus berkonsentrasi pada pengasuhan kedua kakak yang saat ini telah memasuki usia sekolah dan sedang semangat-semangatnya bereksplorasi tentang banyak hal yang mereka minati.

 Sejak bayi masih didalam kandungan, sejatinya ia adalah pembelajar, saya teringat saat baby Aliy, bungsu saya ini masih di dalam kandungan, bagaimana ia akan bergerak memutar setiap kali saya mengusap-usap perut saat saya beristirahat sambil bertadarus, membacakannya ayat-ayat Al-Quran. Saat bacaan dimulai, ia yang sebelumnya sangat aktif bergerak (rasanya bagaikan selalu menendang-nendangkan kakinya) tiba-tiba menjadi tenang dan hanya bergerak memutar dengan perlahan-lahan. Begitu setiap kali kegiatan yang sama saya lakukan. Saya makin yakin saja, bahwa janin pun telah bisa belajar sesuatu, minimal mengenai pola aktivitas yang dilakukannya bersama ibunya.

Saat baby Aliy akhirnya lahir, ia secara natural tentu belajar, mulai belajar bernafas, menyusu pada bundanya, belajar beradaptasi pada cahaya, menggerak-gerakkan anggota tubuhnya, belajar miring, tengkurap, menegakkan kepala, duduk, tersenyum, tertawa dan mengeluarkan suara-suara lucu bahkan belajar menggerakkan kaki dan tangan saat kami ajak ia berenang.

Kehadirannya membuat saya memiliki ide untuk menjadikannya model pembelajaran bagi kedua kakaknya. Setiap perkembangan adik bayi mereka amati dan catat dengan penuh minat. Saat saya memandikan dan menggantikan popok sang adik, tak jarang kedua kakak turut membantu. Kakak kedua yang sekarang hampir 6 tahun usianya terkagum-kagum saat memperhatikan adik bayinya yang memiliki "belalai" , begitu ia menyebut alat kelamin adiknya yang laki-laki ^^.  Dari kegiatan dan observasi sederhana ini mengalirlah cerita saya tentang perbedaan anatomi tubuh anak lelaki dan perempuan, termasuk fungsinya, tentu saja dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak, tidak terasa mereka sedang belajar biologi ^^, hanya dengan memperhatikan adik bayi. Diskusi saya dan kedua kakak kemudian berkembang menjadi sex education pertama bagi mereka, saat saya menjelaskan mengapa anak lelaki dan perempuan tidak boleh memasuki toilet yang sama, atau saling memperlihatkan auratnya masing-masing dan sebagainya. Saat saya menyiapkan makanan untuk adik bayi misanya, para kakak seringkali membantu, mulai dari memilih bahan dan menyiapkan alat makan termasuk mensterilisasinya terlebih dulu. Dari kegiatan ini kakak mengenal banyak jenis sayur mayur dan buah-buahan, belajar cara memasak sederhana dan sehat serta belajar menyusun menu sehat bagi mereka. Mereka secara tak sadar telah belajar tentang ilmu hayat lagi, plus dengan aksi membantu bunda sebetulnya mereka telah mempraktikan ilmu sosial :), sungguh menyenangkan menerapkan metode belajar seperti ini. Diakhir kegiatan, barulah biasanya saya membuat semacam kesimpulan yang berisi muatan pelajaran mereka yang diambil dari aktivitas bersama kami.

Dilain waktu, aktivitas kedua kakaklah yang saya jadikan tempat belajar bersama, termasuk saat belajar bagi bayi saya. Misalnya saat saya menemani kakak membaca buku setiap sore. Adik bayi akan saya ikutkan mendengar kedua kakaknya bergiliran membaca dengan suara keras. Saya meminta kakak membaca dengan intonasi dan ekspresi wajah sesuai materi bacaan yang dibacanya, dan ia harus menunjukkannya pada adik bayi, jadi aktivitas membaca kakak sekalian saya gunakan untuk melatih respon bayi saya terhadap orang-orang di sekitarnya. Demikian pula saat mengaji, kakaknya yang kedua masih belajar menggunakan buku Iqro, saat menunggu giliran membaca (biasanya sulung saya yang telah membaca Al-Quran akan membaca terlebih dahulu), ia akan menunjukkan huruf-huruf hijaiyah dari Iqro jilid I sambil dibunyikannya di depan adik bayi, biasanya adik bayinya akan memperhatikan dan saat ia mulai bisa bersuara ia akan ikut-ikutan mengeluarkan suara saat kakaknya selesai membunyikan satu huruf. Adik bayi tidak sedang belajar membaca lho, tapi dari kegiatan ini adik bayi telah berlatih mengeluarkan suaranya.
 saat mendengarkan kakak berdiskusi, adik bayi boleh "latihan" merobek kertas ^^

Semua pelajaran yang ingin dibahas oleh para kakak bersama dengan saya, dilakukan dengan model diskusi. Sebelumnya saya minta mereka, yang saat ini tentunya sudah lancar menulis, membaca dan berinteraksi dengan komputer, mengumpulkan bahan-bahan diskusinya, semisal membuat resume bahan bacaannya dari buku, hasil googling atau kalau terkait dengan olah angka alias matematika, saya minta mereka mengerjakan terlebih dulu latihan soal-soal atau membaca tentang suatu konsep matematika dan menyisakan "hanya" soal yang sulit atau konsep yang sulit dipahami untuk didiskusikan.  Sementara kakak sibuk berdiskusi, adik bayi biasanya kita biarkan "belajar" yang lain, misalnya belajar menjumput benda-benda atau merobek-robek kertas :).

Aksi sambil menyelam minum air seperti ini makin sering saya lakukan sekarang, terutama dalam kegiatan belajar anak-anak. Setiap kegiatan saya rancang untuk digunakan tiga anak sekaligus. Terbukti aktivitas seperti ini bisa menghemat energi dan waktu saya, maklumlah saya memang butuh menghemat energi karena banyak hal lain yang mesti saya lakukan sendiri (ah nikmatnya hidup tanpa asisten rumah tangga ..:D).


Saat ini usia bayi saya sudah memasuki 8 bulan, ia sudah bisa duduk tegak, dan mulai berlatih merangkak. Jari-jari kecilnya sudah mulai dapat menjumput benda-benda kecil yang menjadi mainannya serta bisa menirukan gerakan-gerakan sederhana yang saya atau anggota keluarga lain perlihatkan kepadanya, misanya melambaikan tangan, bertepuk tangan atau memukulkan sendok plastik pada mangkuk plastik ^^. 
Diberi kesempatan lagi menjaga amanah oleh Nya ternyata bisa membuat saya lebih bersyukur karena berkesempatan belajar lebih banyak soal manajemen waktu dan keluarga serta banyak hal lain dalam perjalanan saya yang masih sangat panjang untuk menjadi orang tua.

Selasa, 08 Mei 2012

Bunda's Learning Time : The Road to Successful of Parenting

Saya baru saja selesai membaca satu buku menarik tentang parenting berjudul   Beyond Toddlerdom (Keeping Five to Twelve Year Olds on The Rails) . Penulisnya, DR Christopher Green adalah penulis buku parenting terkenal di Australia, dan ia telah lebih dari 20 tahun membantu para orang tua dengan serangkaian masukan-masukan terutama terkait pengasuhan anak-anak dan bayi, dan saat ini masih aktif sebagai konsultan dan paediacitrian di Chidren's Hospital, Westmead, Sydney. 

Berikut adalah beberapa hal yang saya intisarikan dari buku tersebut yang menurut saya layak diingat dalam perjalanan belajar saya untuk berusaha menjadi orang tua yang lebih baik :
  • Anak-anak membutuhkan kita untuk selalu ada bagi mereka, untuk menyayangi dan mendukung mereka
  • Anak-anak menyukai rutinitas, konsistensi dan komunikasi yang jelas, tetapi mereka juga butuh fleksibilitas dan pilihan-pilihan dalam kehidupannya
  • Disiplin bukan hanya menekankan pada hukuman. Disiplin bisa juga ditumbuhkan melalui dukungan dan penghargaan
  • Konfrontasi, tekanan dan disiplin yang kelewat ketat banyak menimbulkan kerusakan dalam relasi antara anak dan orang tua
  • Saat segala sesuatu memburuk dalam hubungan orang tua dan anak, sebagai orang tua, segeralah memaafkan dan mulai kembali dengan hubungan yang lebih nyaman
  • Biarkan lewat hal-hal yang "kurang penting", berselisih dengan anak-anak untuk hal-hal sepele tidak akan membuat kita menjadi orang tua yang lebih baik
  • Anak-anak terkadang melakukan sesuatu dengan cara yang aneh atau tidak biasa menurut orang tua, mereka terkadang juga membuat kekotoran di rumah hanya untuk bersenang-senang. Jangan berlebihan dalam menilai mereka. Terkadang dibalik semua hal yang tak wajar tersebut tersimpan hal-hal yang menakjubkan :).

Kamis, 03 Mei 2012

Kapan Anak-Anak Diajarkan Mengelola Uang?



 gambar  diunduh dari  : http://lh4.ggpht.com/raj.m.rao/R6T7WoOBFNI/AAAAAAAAB-c/fuefd9abN2k/s800/kids-money-question%5B6%5D

Kita sebagai orang dewasa mungkin telah terbiasa menetapkan tujuan-tujuan untuk dicapai terkait pengelolaan keuangan kita. Misalnya saat kita berniat membeli rumah atau kendaraan atau barang-barang yang niainya lumayan tinggi, maka kita akan menyisihkan sebagian penghasilan kita dalam rekening khusus untuk mencapai tujuan tersebut. Mungkin juga kita akan memilih menggunakan mekanisme cicilan/kredit dan sebagainya. Hingga sekarang ada tujuan-tujuan tersebut yang teah kita capai, tapi ada pula yang mungkin beum berhasil kita peroleh.

Bagaimana dengan anak-anak? Sejak kapan kita bisa mengajarkan pada mereka mengenai penetapan tujuan dan pengelolaan uang? Memang tidak semua anak terbiasa mendapat uang sejak dini. Uang disini bisa jadi berupa uang saku, hadiah dalam momen tertentu seperti ulang tahun, saat mencapai prestasi tertentu atau memang rutin diberikan orang tua untuk mengajarkan mereka cara menabung. Banyak ahli yang mengatakan kita dapat mulai mengenakan anak dengan cara mengelola uang sejak dini yaitu segera setelah mereka bisa memakan "fisik" uang.. :D,..tapi ada juga yang berpendapat lebih tepat jika kita memulainya dengan mengajari anak-anak kebiasaan menabung, terutama bagi anak-anak yang masih dalam rentang usia pra sekolah. Tentu saja setiap orang tua bebas menetapkan tujuan yang ingin dicapainya terkait pembelajaran mengenai konsep uang dan pengelolaannya terhadap anak-anak mereka. 

Saat anak memasuki usia sekolah dasar atau berada pada rentang usia 6 - 10 tahun, kita tentunya ingin meyakinkan diri bahwa mereka telah cukup mengerti konsep dasar mengenai uang, seperti
  • Mengenali uang secara fisik yaitu apakah anak telah bisa membedakan mana uang kertas dan mana uang logam beserta satuannya, misanya satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan puluhan ribu
  • Bisa menghitung kembalian saat ia menggunakan uang untuk berbelanja
  • Bisa bertanggung jawab terhadap uang yang dimilikinya. Jadi misalnya saat ia kehilangan uang di sakunya, ia harus tahu bahwa orang tua tidak akan mengganti uangnya yang hilang, dan di lain waktu ia harus lebih berhati-hati saat membawa uangnya.
  • Mengerti bahwa barang-barang bisa diperoleh dengan mengeluarkan uang. Bahwa untuk menyediakan keperluan fisiknya  kita perlu membelinya dengan uang. Misanya, kita bisa menunjukkan cara jual beli di supermarket. Dengan demikian mereka juga dapat belajar mengenai konsep hemat dan akan belajar menjaga barang-barang miliknya dengan lebih bertanggung jawab.
  • Bisa mengelola uang saku (jika kita terbiasa memberi mereka uang saku). Pastikan bahwa mereka bisa mengerti peruntukkan uang saku mereka . Misanya kita menetapkan bahwa tujuan memberinya uang sau adalah untuk berjaga-jaga jikalau ia lapar dan kehabisan bekal sehingga dapat membeli makanan di kantin sekolah, sehingga ia perlu di beri tahu untuk tidak menggunakannya sembarangan dan sekaligus saat menginginkan untuk membeli benda lain yang menyebabkan uang sakunya habis tidak untuk tujuan semula.

Beginilah salah satu kisah kami mengajari anak-anak terkait pengelolaan uang..:)

referensi: http://life.familyeducation.com/



Kakak's Delivery Service

Beberapa kali uji coba membuat jajanan khas Indonesia di dapur kami, saya akhirnya berani juga mulai mencoba  menjualnya kepada teman-teman dekat. Hitung-hitung uji nyali sebagai koki sekaligus pemasar ^^. Saya memulainya pada suatu akhir pekan, dengan pertimbangan, kegiatan saya tidak sebanyak di hari-hari kerja. Paling tidak tidak perlu mengantar jemput anak-anak ke sekolah atau latihan berenang. Tambahan pula, di akhir pekan, saya bisa mendapat bantuan anak-anak untuk berkreasi di dapur saya. Bagi mereka, ikutan bunda bersibuk ria di dapur sama asiknya dengan aksi cooking time di sekolah mereka atau mengikuti acara "I Can Cook" yang ditayangkan salah satu saluran anak-anak jaringan BBC.

Menu yang pertama kami tawarkan adalah mi ayam bangka dan batagor kreasi sendiri. Sehari sebelumnya kami sudah menawarkan menu tersebut ke teman-teman dan mulai menerima pesanan. Kakak membantu mencatat pesanan yang masuk serta menentukan kapan pesanan tersebut akan diantarkan kepada pemesan. Karena kebanyakan pemesan tinggal tak jauh dari rumah kami, kakak berinisiatif menawarkan diri mengantarkan pesanan-pesanan tersebut. Wah, saya senang sekali, karena bisa berkonsentrasi memasak dan setidaknya tidak harus bolak balik naik dan turun tangga (wheww..bunda malas olah raga ya kak..:p).

 mi ayam bangka kreasi dapur kami ..^^
 
 yang ini batagornya..tentu plus sambel kacangnya :)

 Di hari yang dijanjikan, kakak sudah siap dengan layanan pesan antarnya. Walaupun sebelumnya tidak ada kesepakatan antara saya dan kakak, setelah semua pesanan terkirim saya memberinya keping koin AUD $3. Kakak senang sekali, dengan tersenyum ia menerima koin-koin itu, "ini buat aku Bun?, tapi kan aku tadi memang mau bantu bunda, jadi aku gak perlu di kasih hadiah" katanya
"iya, that's ok, Bunda memang mau sharing kok sama kakak, makasih ya udah dibantuin" sahut saya, "ngomong-ngomong uangnya buat apa nih kak?"
Kakak berlari ke kamarnya lalu tak lama keluar lagi sambil menunjukkan sebuah katalog berisi daftar harga buku yang ditawarkan dalam bazaar buku di sekolahnya. Ia menunjukkan satu buku yang sudah ditandainya dengan spidol, "ini loh Bun, aku pingin beli buku tentang cara membuat gelang persahabatan, hand made, harga bukunya $19. Sebenarnya aku mau minta bunda untuk membelikan, tapi ini kemahalan ya?" katanya dengan nada ragu.
"Wahhh, masih banyak dong kurangnya kalo begitu"kata saya. Kakak tersenyum, "hmmm, Bunda uda kasih aku ide barusan, makanya Bun, kalau ada tugas yang lain-lain lagi, boleh deh aku yang kerjakan, tapi nanti dapat tips ya" lanjutnya sambil tersenyum lebih lebar.
kakak's delivery service..^^
Hehe, belajar bisnis juga dia rupanya. Setelah menimbang-nimbang akhirnya kami bersepakat, untuk urusan delivery service jajanan kreasi dapur kami, saya akan pakai jasanya, dan ia akan mendapat sharing keuntungan dari saya, demikian juga jika ada tugas lain diluar tugas rutinnya sehari-hari (kakak menjadi menteri kebersihan di rumah kami, baca kisahnya disini), ia tidak akan menerima tips apapun. Jika batas waktu pemesanan buku dari sekolah telah lewat dan uang untuk membeli buku idamannya belum juga terkumpul, saya bersedia menambah kekurangannya, dengan catatan ia benar-benar serius berkreasi sesuai panduan isi buku tersebut.

Kakak kelihatan senang dengan kesepakatan ini, "oke Bun, deal" katanya. 
Dari momen ini saya belajar tentang bagaimana mengajari anak-anak untuk bertanggung jawab, pun sekaligus mengajari mereka untuk menghargai hasil usaha mereka. Bagi kakak, ia mendapatkan pengalaman kerja pertamanya dan ia belajar bahwa untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya, ia perlu berusaha terlebih dahulu. Sama halnya dengan apa yang diusahakan oleh ayah dan bundanya untuk memenuhi keperluannya. Bahwa setiap keinginan hanya bisa dicapai melalui usaha. Mudah-mudahan ia bisa menghargai lebih dan mensyukuri setiap hal yang telah diperolehnya selama ini :).

 Kapan anak diajari cara mengelola uang? bisa ditemukan disini