Minggu, 11 November 2012

Saat Bunda Harus Kembali Bekerja Diluar Rumah


gambar diunduh dari : http://2.bp.blogspot.com/

Mungkin saat ini bunda sedang menalani cuti panjang dari pekerjaan? Entah cuti usai melahirkan sang buah hati, cuti sementara karena melanjutkan pendidikan atau jenis cuti lainnya yang membuat bunda bisa berada dirumah cukup lama. Seperti saya misalnya, saat ini saya masih menjalani cuti diluar tanggungan negara yang lamanya 22 bulan karena harus mendampingi suami yang melanjutkan pendidikan di luar negeri. Selama waktu cuti itu, praktis saya menjalani tugas murni sebagai ibu rumah tangga yang tak terganggu urusan pekerjaan kantor. Senang sekali rasanya bisa berkonsentrasi mengurus rumah dan keluarga tanpa halangan.

Namun, tak terasa masa cuti saya hampir berakhir. Hufhhh, waktu 22 bulan ternyata tak terlalu lama juga. Padahal sementara saya berada di rumah, suami dan anak-anak tampak amat menikmati kehadiran dan perhatian saya yang tak terbagi-bagi. Apalagi selama masa cuti saya sempat melahirkan putra bungsu saya yang sekarang berusia 13 bulan. Dia menjadi satu-satunya bayi saya yang saya asuh sendiri tanpa bantuan orang lain, tidak seperti kakak-kakaknya dulu yang sebagia tugas pengasuhannya saya (terpaksa) bagi dengan pengasuh atau keluarga dekat. Jadilah si bungsu kini sangat dekat dengan saya. Dan menjelang berakhirnya cuti panjang saya, makin terasa berat buat meninggalkan rutinitas saya sebagai ibu rumah tangga   :('. 

Meski saya sudah pernah mengalami masa-masa serupa, saat harus kembali bekerja seusai menjalani cuti melahirkan kedua anak saya yang lain, namun tetap saja, saya memerlukan persiapan ketika harus menjalaninya lagi kali ini.

Berikut adalah cuplikan catatan kecil yang seringkali saya baca kembali manakala menghadapi situasi seperti saat ini. Catatan ini saya kumpulkan dari berbagai sumber dan saya nilai masih sangat berguna untuk mempersiapkan keluarga saya disaat saya harus kembali bekerja.

Disaat kita harus bekerja kembali, anak-anak biasanya justru terasa makin membutuhkan kehadiran kita. Menyesuaikan diri terhadap perubahan adalah sebuah tantangan bagi keluarga (terutama kita dan pasangan), dan kembali bekerja akan membawa perubahan terhadap hubungan kita dan suami serta anak-anak.

Mempersiapkan Anak-Anak
Hal terpenting yang perlu diingat adalah apa yang membuat anak-anak bahagia. Seiring dengan bertambahnya  usianya, kebutuhan anak-anak dimulai dari kebutuhan akan rasa aman dan nyaman saat bernteraksi, kebutuhan akan kesempatan bermain, dorongan dan perkembangan keterampilan. Jika kita dapat mencari tahu cara untuk memenuhi kebutuhan anak-anak tersebut disaat kita tak berada didekat mereka, tentu akan lebih mudah bagi kita untuk memutuskan saat harus kembali bekerja diluar rumah.

Saat anak-anak baru memulai masa-masa mereka di child care atau tempat penitipan anak, mereka akan mengalami kecemasan karena harus berpisah dari bunda yang biasa menjaga mereka. Mereka mungkin menjadi sedih dan khawatir saat tidak menghabiskan waktu bersama dengan kita. Namun, kondisi tersebut terbilang normal dalam perkembangan anak-anak, dan saat kita merasa sedih karena harus berpisah dengan si kecil, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi rasa cemas mereka.

Beberapa ide untuk membantu anak-anak beradaptasi saat kita harus kembali bekerja diluar rumah:
  1. Bicaralah pada anak-anak tentang apa yang akan terjadi terhadap perubahan rutinitas harian di rumah. Rutinitas akan membangkitkan rasa aman dan perasaan memiliki dan dimiliki pada diri anak, dan mereka perlu mengetahui terlebih dahulu, manakala akan terjadi suatu perubahan dalam rutinitas tersebut.
  2. Berlatihlah dahulu dengan perpisahan-perpisahan kecil dan singkat untuk menunjukkan pada anak-anak, bahwa apabila kita terpaksa keluar rumah dalam waktu tertentu, kita akan selalu kembali pada mereka. Latihan dapat dimulai untuk durasi yang sangat singkat semisal bermain sembunyi-sembunyian dengan si kecil. Bagi si kecil mungkin akan memakan waktu cukup lama untuk menerima situasi harus terpisah dengan bunda nya.
  3. Ambilah semua langkah yang mungkin  untuk memasikan anak-anak berada dalam kondisi yang aman dan terpantau/terurus dengan baik. Jika anak dititipkan di Tempat Penitipan Anak, jangan ragu-ragu untuk bertanya segala hal tentang standar pengelolaan mereka, bagaimana mereka menangani anak-anak dan sebagainya, sebab hal ini akan membuat kita merasa lebih tenang saat harus meninggalkan anak-anak sementara dibawah pengawasan mereka.
  4. Selalu berpamitan pada anak dan jelaskan pada mereka kapan kita akan kembali. Jika anak merasa cemas dan sedih, mungkin ada waktunya kita harus meninggalkan mereka secara diam-diam. Namun yang penting diingat adalah, ritualberpamitan dapat membangun kepercayaan dalam diri anak pada kita dan membiasakan mereka pada pola ini dilain waktu.
  5. Saat anak-anak berada di Tempat Penitipan Anak, biarkan mereka membawa barang-barang pribadinya yang membuat mereka akan merasa nyaman dan merasa seperti di rumah sendiri, misalnya selimut, bantal, boneka kesayangan atau mainan lainnya.
  6. Bersimpatilah pada sikecil, katakan padanya bahwa kita paham betapa sulitnya harus berpisah dengan bunda dan bahwa sebagai bunda kitapun sulit berpisah dengannya dan bunda selalu berharap bisa sellau ada didekatnya.
  7. Ikutilah rutinitas yang sama setiap pagi sehingga anak-anak dapat mengetahui urutan-urutannya dengan baik dan menjadi terbiasa karenanya.
  8. Jika memungkinkan, carilah pekerjaan di luar rumah yang tidak mengharuskan kita bekerja sehari penuh, melainkan paruh waktu atau hanya peru beberapa hari dalam seminggu.
Menjaga Hubungan Dengan Pasangan dan Anggota Keluarga Lain
  1. Hubungan dengan pasangan dan keluarga dekat lain mungkin akan terpengaruh pula manakala kita harus kembali bekerja diluar rumah. Rahasia kecil yang bisa membuat kita mengurangi pengaruh "buruk" nya dalah sebisa mungkin memanfaatkan waktu bersama dengan mereka. Misalnya:
  2. Habiskan waktu dengan anggota keluarga, meskipun hanya sebatas menonton televisi, atau membaca bersama diwaktu luang, atau melakukan aktivitas ibadah bersama semisal sholat berjamaah dan tadarus disaat sama-sama berada dirumah diwaktu yang bersamaan.
  3. Tetaplah berkomunikasi dengan pasangan via email, pesan pendek, atau telepon diantara waktu kerja kita.
  4. Jadualkan untuk sesekali makan siang atau makan malam berdua dengan pasangan, apalagi jika tempat kerja kita berdekatan dengan tempat kerjanya.
  5. Jika kebetulan ada pekerjaan dirumah yang bisa dilakukan bersama, lakukanlah bersama dengan pasangan, semisal masak bersama, atau saat kita mencuci, pasangan bisa membantu mengeringkan atau menjemurnya bersama kita, dan sebagainya.
  6. Siapkan anak-anak untuk tidur lebih awal, jadi kita bisa memiliki waktu berdua saja dengan suami dan pergilah tidur diwaktu yang bersamaan dengan suami..:).
  7. Tetapkan paling tidak satu hari khusus dalam seminggu sebagai hari keluarga, dimanaseluruh anggota keluarga bisa berinteraksi penuh satu sama lain,baik dirumah atau dimanapun kita dan keluarga beraktivitas hari itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar