Kamis, 01 November 2012

Disiplin Untuk Anak Usia 0-12 Tahun : Hukuman Fisik

Banyak istiah yang digunakan untuk menggambarkan hukuman fisik. Diantaranya termasuk menampar, memukul pantat anak, memukul anak dengan sabuk, mengguncang-guncangkan tubuh anak dengan keras, meremas tangan atau pundak anak dengan keras, memukul badan anak , mendorong anak dengan keras, mencambuk dan sebagainya baik dengan tangan kosong atau dengan alat tertentu. 

Mengapa Orang Tua Memukul Anak-Anak?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 65-75% orang tua berpikir bahwa memukul anak-anaknya adalah hal yang lumrah. Kebanyakan bermaksud tidak untuk menyakiti mereka terutama saat orang tua sedang dalam keadaan tenang dan terkendali. Bagaimanapun bentuk hukuman fisik seperti ini sangat tergantung pada beberapa faktor. Sebagian orang tua :
  1. tidak pernah benar-benar berpikir mengenai tujuan mereka menyakiti orang lain
  2. memiliki kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan metode terbaik sebab mereka pernah mengalaminya sendiri dan percaya hal tersebut tidak menimbulkan kerusakan
  3. mempertimbangkan metode hukuman fisik sebagai sarana pembentukan karakter atau untuk mengajari anak bagaimana cara menaruh hormat pada orang tua
  4. mengulangi apa yang orang tua mereka dulu laukan pada mereka tanpa banyak pertanyaan
  5. sedang dalam keadaan marah atau frustasi, kehilangan kendali diri,  dan atau dalam kemarahan sesaat
  6. tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Beberapa Bahan Pertimbangan Berdasar Hasil Penelitian
  • pukulan orang tua pada anak bagaimanapun bisa berpotensi menyakiti si anak dan memungkinkan diikuti pukulan lainnya yang bisa jadi lebih keras dari pukulan sebelumnya.
  • jika orang tua serta merta memukul anak manakala melihat mereka menunjukkan perilaku yang kurang baik menurut orang tua, reaksi tersebut bisa menghentikan perilaku anak saat itu, namun ia kemungkinan tetap akan mengulangi perbuatan yang sama di lain waktu.
  • Anak-anak belajar untuk tidak melakukan "kenakalan" dihadapan orang tuanya, namun mereka merasa bebas melakukannya di tempat lain.
  • Kemarahan dan rasa sakit hati anak menjadi semakin besar setelah pemukulan oleh orang tuanya dan mereka makin sulit memahami serta mengingat alasan mereka mendapatkan hukuman pukulan tersebut.
  • Jika hukuman dirasa menakutkan bagi anak, anak-anak akan belajar untuk mengelak dari perbuatannya, semisal berbohong, menyalahkan orang lain dan sebagainya hanya untuk menghindari pukulan orang tuanya.
  • Akibat hukuman berupa pukulan dari orang tuanya, sebaian anak akan merasa selalu ketakutan, cemas atau merasa dikucilkan.
  • Anak-anak belajar meniru perbuatan yang dilakukan orang tua terhadap dirinya dan kemungkinan akan melakukan bullying pada anak lain.
  • Member hukuman pukulan bisa mengajarkan pada anak bahwa kekerasan adalah perilaku yang dapat diterima dan hal itu wajar dilakukan saat orang dalam keadaan marah, untuk mengatasi masalah atau untuk memaksa orang lain memenuhi keinginannya.
  • Terkadang pukulan  diberikan oleh orang tua pada anak bukan untuk menghukumnya atas perilakunya tapi semata  untuk melampiaskan kekesalan orang tua yang merasa terpancing oleh perilaku anak-anak.
  • Sebagian orang tua menyimpan rasa frustasi/tertekan yang terbawa dari masa kecil mereka, dan sering menyalurkan perasaannya pada anak-anaknya tanpa mereka sadari.
 Kebanyakan orang akan setuju menyelesaikan masalah dengan anak melalui tekanan fisik pada anak adalah tidak benar. Perbuatan tersebut dapat melanggar hukum terkait kekerasan pada anak. Hal terpenting yang selalu harus kita sadari sebagai orang tua adalah memilih cara menerapkan disiplin yang lebih efektif selain pemberian hukuman fisik pada anak.


sumber : diterjemahkan dari Parenting Sa, Parent Easy Guide




Tidak ada komentar:

Posting Komentar