Rabu, 10 Oktober 2012

Seputar Menulis : Pentingnya Kegiatan Menulis Bagi Anak-Anak

Writing is making marks that have meaning. 
( Jennifer Hallissy, the write start , A Guide to Nurturing Writing at Every Stage, from Scribbling to Forming Letters and Writing Stories, p. 3)

Ya, menulis bisa diartikan sebagai kegiatan membuat tanda-tanda yang memiliki arti tertentu. Sejak bayi, anak-anak kita telah memiliki potensi untuk bisa melakukan kegiatan menulis. Tidak percaya?. Catatan berikut merupakan ringkasan mengenai apa yang saya pelajari dari buku menarik tentang panduan mengenalkan dan mengajarkan anak-anak menulis.

Coba perhatikan saat si kecil yang baru saja belajar makan dengan menggunakan mangkuk dan sendoknya sendiri. Sesekali ia akan mencelupkan jari-jari mungilnya ke dalam mangkuk berisi bubur tepung beras yang kita sajikan, dan dengan cairan bubur itu ia mulai mencorat coret meja atau baki tempat mangkuknya ditempatkan.

Sejak terlahir kedunia, anak-anak sudah memiliki banyak potensi untuk menjadi individu yang kreatif. Dengan aksi mencorat coret meja ala bayi , si kecil pada dasarnya tengah belajar mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikirannya dengan menggunakan apapun yang bisa meninggalkan jejak. Semua yang dilakukannya layak dihargai sebagai sebuah proses belajar yang bernilai. Bagaimanapun sebagai manusia, anak-anak juga membutuhkan sarana untuk mengekspresikan diri mereka, dan menulis adalah salah satu caranya.

Selain sebagai sarana mengekspresikan diri, menulis juga menjadi sarana untuk menghubungkan anak-anak kedalam beragam bentuk aktivitas lain yang penting bagi mereka selama masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya.

Menulis sebagai sarana belajar
Berpikir dan belajar adalah dua hal yang berbeda. Proses berpikir dapat dikatakan sebagai kegiatan yang bersifat pasif, sementara belajar adalah bentuk aktif. Agar sebuah proses belajar dapat terjadi, amatlah penting untuk mengekspresikan secara aktif hasil pemikiran seseorang.
Dalam hal ini, menulis merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan bahwa seseorang telah memahami sesuatu. Melalui aktivitas menulis, anak-anak mengintegrasikan pengetahuannya dan menjadikannya sesuatu yang dimilikinya secara penuh. Proses pengintegrasian hasil pemikiran dan pengekspresiannya dalam bentuk tulisan inilah yang menjadi salah satu definisi proses belajar.

Menulis sebagai sarana mencapai literasi
Literasi bisa diartikan sebagai kepandaian membaca dan menulis. Mungkin kita sering menemukan bahwa anak-anak akan terlebih dahulu menguasai kemampuan menulis sebelum mereka bisa membaca.

Anak-anak yang bisa menulis dengan baik, akan menjadi pembaca yang baik pula. Mengapa demikian?
Dengan melatih  anak-anak menulis, akan mempermudah mereka mengenali huruf-huruf dan selanjutnya kata-kata pada saat mereka berusaha belajar membaca.

Lebih jauh lagi, menulis memberikan sarana bagi anak-anak untuk belajar membentuk kata-kata dan cerita dari bunyi-bunyian yang telah dikenalnya. Sekali seorang anak bisa menghubungkan bunyi dengan sebuah huruf, mereka akan lebih mudah menuliskan apa yang dipikirkannya dan kemudian membacanya kembali untuk diri mereka sendiri. Dalam hal ini, pengenalan huruf dengan metode phonics sangat membantu. Dalam metode ini, saat anak memikirkan sesuatu dengan bunyi "a", ia akan merujuk pada bentuk huruf "a" yang dilatihnya saat menulis.

Menulis sebagai sarana mencapai kesuksesan akademis
Anak-anak yang memiliki kemampuan menulis dengan efisien, memiliki keunggulan saat harus menulis catatan, melakukan riset, menuangkan hasil penelitian daam bentuk laporan, menuliskan hasil pemikiran dalam bentuk catatan atau makalah dan sebagainya.

Kemampuan menulis dengan efisien ini mengalr dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya waktu yang digunakan anak untuk menulis. Semakin lama ia mampu memilih dan menuliskan kata-kata yang tepat dan efisien untuk menuangkan buah pikirannya.

Anak yang dapat menulis dengan efisien akan memiliki cukup waktu "luang" untuk memfokuskan perhatiannya pada materi pelajaran lain dibanding hanya mencurahkan sebagian besar waktunya untuk membuat catatan. 

Menulis sebagai sarana mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Jenjang pendidikan tinggi membutuhkan kemampuan menulis yang prima di seluruh level. Anak-anak yang sejak dii terlatih menulis dengan efisien memiliki potensi memasuki dan mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan tinggi dengan lebih mudah.

Menulis sebagai sarana penghubung ke tekhnologi terkini
Anak-anak dewasa ini lebih mungkin bersentuhan dengan benda-benda berteknologi terkini, semisal komputer, tablet, telepon pintar, termasuk memanfaatkan sambungan internet.

Dengan kemampuan menulis, akan memudahkan mereka melalui proses belajar dengan memanfaatkan teknologi ini.

source : dari berbagai sumber



 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar