Rabu, 31 Oktober 2012

Disiplin Untuk Anak Usia 0-12 Tahun: Time Out Vs Time In

Sebagian orang tua menggunakan cara"Time Out" , yaitu menjauh sementara dari situasi yang tengah terjadi untuk memikirkan jalan keluar terbaik dari masalah yang timbul. Menjauh bisa berarti tetap berada di tempat kejadian (diruangan yang sama) atau  bisa juga ke ruangan lain. Yang menjauh dari situasi ini bisa si orang tua bisa pula si anak yang sedang bermasalah. Lamanya waktu memisahkan diri, rentang usia anak yang sedang berada dalam situasi bermasalah dan apa yang dilakukannya sangatah penting.
Saat menghadapi situasi yang "memanas" akibat perilaku anak yang buruk, orang tua memiliki beberapa pilihan cara untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Berikut adalah contoh cara yang dapat ditempuh :

Time Out

Time Out tidak akan efektif diterapkan bila yang bermasalah adalah anak yang usianya dibawah usia 3 (tiga) tahun. Sementara untuk anak yang lebih tua usianya, cara ini bisa ditempuh, dengan menerapkan waktu time out 1 (satu) menit dan tambahannya adalah 1 (satu) menit pula untuk setiap tambahan umur si anak. Misalnya bagi si kecil yang berusia 5 tahun bisa kita beri Time Out  selama 1 menit, untuk yang berusia 7 tahun , 3 menit, dan seterusnya.

Time Out bisa memberi kesempatan bagi anak untuk memikirkan tindakannya, kesalahannya dan bagaimana cara mereka memperbaiki kesalahan itu. Sebagian anak akan menganggap ini sebagai hukuman dan bagi sebagian yang lain, saat-saat ini menjadi waktu yang mereka takuti dan mungkin tidak akan berhasil sesuai tujuan orang tua.

Terkadang lebih membantu bila kita mengeluarkan anak dari situasi yang sulit dan membiarkannya berada didekat kita untuk sementara waktu. Penting bagi orang tua untuk berada didekat anak saat emosinya sedang memuncak.

Ada saatnya, terutama ketika usia anak masih sangat dini, orang tua sering tak dapat mengendalikan emosi menghadapi perilaku mereka. Dalam kondisi ini, akan lebih baik bagi orang tua untuk menerapkan time out bagi diri mereka sendiri untuk menghindari tindakan yang mungkin dilakukan yang berpotensi membahayakan anak.

Time In
Time in bisa berarti mengeluarkan anak dari situasi yang tidak mampu dihadapinya. Selama masa time in, anak akan berada dan menghabiskan waktunya bersama orang tua.

Dengan menjaga anak bersama kita, kita dapat membantunya menenangkan diri, atau paling tidak dapat memeluknya sampai ia bisa merasa tenang kembali. Cara ini mengajarkan konsep waktu dan dengan cara ini pula kita menunjukkan pada anak bahwa kita tak akan membiarkan ia melukai dirinya sendiri atau orang lain dan yang lebih penting bahwa apapun yang dilakukannya tidak mempengaruhi emosi kita sebagai orang tua. Melalui cara ini kita mengajarkan pada anak untuk mengendalikan perasaan dan menghadapi situasi yang sulit.

Dibandingkan Time Out, metode Time In bisa leih efektif dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perilaku anak yang buruk.

diterjemahkan dari : SA Parenting, Parent Easy Guide

2 komentar:

  1. anakku 3,5 gak mau kalo di time out kayanya tersiksa banget sampai nangis frustasinya bukannya malah tenang, kalau metode time in ini sepertinya cocok buat dia. tapi bener lebih efektif ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak Emeylia..terima kasih sudah mengunjungi laman belajarbarengkiddos. Saya dan suami lebih suka menerapkan time in pada anak-anak kami saat batita/balita dan hasilnya jauh lebih efektif dibanding time out, mungkin karena mereka cenderung lebih cemas saat dijauhkan dari orang tuanya ya..:). Nah, saat mereka memasuki usia SD time out mulai kami terapkan,sejauh ini berhasil untuk keluarga kami...selamat mencoba ya..

      Hapus