Rabu, 19 September 2012

Kita Vs Si Kecil : 4. Apa yang Harus Dilakukan Jika Si Kecil Suka Memukul?

Anak-anak terutama para batita dan balita seringkali memukul orang lain bukan karena mereka membenci orang tersebut, namun lebih karena mereka sedang merasa tertekan atau frustasi akibat tidak dapat menyatakan atau mengungkapkan ekspresi mereka secara verbal, atau semata-mata meniru perbuatan orang lain yang ditunjukkan dihadapan mereka. 

  • Daripada kita terpancing secara emosi dan membalas pukulan si kecil, lebih baik secara konsisten kita sebagai orang tua mengingatkan mereka dan memberikan semacam teguran ataupun "hukuman" ringan setiap kali mereka melakukan aksi memukul. Misalnya dengan meminta mereka duduk diam di kursinya selama 5 menit tanpa boleh melakukan apapun atau beranjak kemanapun. Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah melatih si kecil mengungkapkan perasaan/ekspresinya secara verbal dengan benar.
  • Buat kesepakatan antara kita dan si kecil, bahwa setiap kali mereka memukul maka mereka akan menerima "hukuman". Jangan bereaksi apapun bia mereka marah dan mengamuk karena kita beri hukuman, sebaliknya berkatalah dengan tegas, bahwa kita tidak akan merespon amukan mereka sebelum masa "hukuman" akibat aksi pemukulan yang ereka lakukan tadi, berakhir.
  • Hindari menggunakan kata-kata seperti, "Awas, ya, harusnya kamu menyesal sudah memukul bunda," atau "Hei, bunda nggak suka kamu memukul, ayo minta maaf". Tapi gunakan kata-kata yang isa menunjukkan bahwa kita berusaha mengerti perasaan si ecil, misanya, "Bunda tahu, kamu marah, tapi tolong, kalau marah kamu jangan pernah memukul bunda  atau orang lain."
  • Jika kita memukul balik si kecil setelah apa yang dilakukannya (memukul), itu hanya akan mengajarkan padanya bahwa menggunakan kekuatan adalah cara mengungkapkan emosi. Sebaliknya, hindar cara itu dan ajarkan pada mereka bahwa mengungkapkan perasaan/ekspresi dengan kata-kata akan jauh lebih baik. Tentu saja menjadi tugas kita juga mengajari mereka menggunakan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan emosi-emosi dasar, seperti marah, sedih, takut, senang dan sebagainya.

source: practical parenting magazine, Feb, 2010, p. 67



Tidak ada komentar:

Posting Komentar