EPISODE SATU
Hari Pertama Puasa Nirmala
Alhamdulillah,
hari sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore, tak lama lagi waktu pulang
sekolah akan tiba. Udara siang ini terasa cukup hangat, meskipun sebenarnya
sekarang ini seharusnya sudah pertengahan musim dingin di Adelaide, tapi sudah
beberapa hari ini matahari selalu bersinar di siang hari, sehingga walaupun
suhu udara hanya sebelas derajat celcius, tetapi kita tidak terlalu merasa
kedinginan.
Nirmala, gadis kecil berusia hampir
sepuluh tahun, mengusap keringat yang berbintik-bintik di dahinya dengan
selembar sapu tangan. Setelah waktu makan siang tadi, ia dan teman-teman
sekelasnya di kelas empat, diajak oleh Mr Knott, guru kelasnya ke lapangan
olah raga. Hari ini mereka akan bermain sepak bola, dan kali ini Nirmala
mendapat giliran sebagai penjaga gawang. “Alhamdulillah, aku tak harus banyak berlari-lari,” begitu pikir
Nirmala. Ia merasa sedikit lemas karena hari ini adalah hari pertamanya
menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Oh
ya, bagi teman-teman yang belum tahu, di Adelaide, South Australia, tempat
Nirmala dan keluarganya tinggal, sekolah-sekolah tidak meliburkan siswanya di
hari-hari awal puasa. Pelajaran di sekolah pun tetap berlangsung seperti biasanya, dari pukul
setengah sembilan pagi hingga pukul tiga sore. Jadual pelajaran tidak ada yang berubah, termasuk pelajaran
olah raga. Maklumlah, di sini tak banyak penduduk yang beragama Islam, sehingga
suasana bulan suci Ramadhan tak terlalu terasa. Bahkan hari raya Idul Fitri pun
sekolah Nirmala tidak libur, jadi Nirmala dan adiknya yang duduk di kelas satu
harus ijin dari sekolah untuk menjalankan ibadah sholat Idul Fitri.
Di jalan-jalan di kota Adelaide, suasana seperti hari-hari biasanya saja. Orang-orang
tetap makan dan minum di tempat-tempat umum, restoran dan kedai kopi dan bakery tetap buka di siang hari,
termasuk di sekolah Nirmala, teman-teman
jarang sekali yang berpuasa, paling-paling hanya beberapa orang saja,. Mereka
yang beragama Islam umumnya adalah teman-teman yang berasal dari negara di Afrika seperti Somalia
atau negara-negara Timur tengah seperti Arab Saudi, Irak dan Iran serta teman
dari Asia misanya dari Indonesia, Malaysia atau Pakistan. Teman-teman lainnya yang tak berpuasa tetap bebas
makan dan minum di sekolah saat waktu istirahat atau waktu makan siang. Uhh, bagi anak-anak seperti Nirmala, berpuasa
di siang hari rasanya sedikit berat karena banyak sekali godaan untuk mencoba
makan atau minum.
---ooo---
Selama
bermain sepak bola siang tadi, Nirmala beberapa kali harus melakukan
penyelamatan gawang. Ia melompat, berlari mengejar bola dan sesekali berduel
langsung dengan pemain depan dari tim lawan untuk merebut bola dari kakinya dan
menghalau jauh bola itu agar tak masuk ke gawang. Ternyata, menjadi penjaga
gawang itu bukan pekerjaan yang mudah, begitu pikirnya. Untunglah, hingga
pertandingan berakhir, tak satu pun bola yang masuk ke gawang yang dijaga
Nirmala. Timnya pun keluar sebagai pemenang, karena salah satu pemain depan
timnya berhasil mencetak dua gol ke gawang lawan.
Saat
peluit panjang ditiup oleh Mr Knott sebagai tanda permainan berakhir, Nirmala
sangat lega. Ia segera berlari-lari ke pinggir lapangan untuk beristirahat
sejenak bersama dengan teman-temannya. Mr Knott memberi kesempatan pada
murid-muridnya untuk melepas lelah sehabis pelajaran olah raga, mereka
diijinkan untuk minum tap water, itu lho, air putih segar siap minum dari kran-kran air yang tersedia di tempat-tempat
khusus di lingkungan sekolah.
Teman-teman Nirmala pun segera berlari-lari menuju tempat kran air, mereka berlomba-lomba
untuk minum lebih dahulu. Nirmala, menelan ludah, sebenarnya ia sangat haus,
tetapi ia ingat, hari ini ia sedang berpuasa. Ia pun hanya duduk diam di
pinggir lapangan sambil mengawasai teman-temannya yang tidak berpuasa mengantri
minum tap water. “Aku harus kuat, aku
harus kuat,” bisik Nirmala pada dirinya sendiri. Ia ingat pesan ayah tadi pagi,
bahwa jika ia sudah berniat berpuasa, Insha Alloh, Alloh akan membantunya dan
menguatkannya hingga maghrib menjelang.
Melihat
Nirmala yang hanya duduk-duduk saja sambil mengipas-ngipaskan ujung jilbabnya
ke wajahnya, Mr Knott pun mendekatinya dan bertanya,
“Nirmala,
mengapa kamu tidak ikut minum air dulu sebelum kembali ke kelas?.”
“Tidak,
Mr Knott, saya tidak boleh minum air sekarang, saya sedang berpuasa,” jawab
Nirmala.
Mr
Knott, yang belum pernah berpuasa terlihat heran, “Apakah kamu berpuasa
seharian?, “ tanyanya lagi. Nirmala mengangguk-anggukan kepalanya sambil
tersenyum, “Insha Alloh,” sahutnya.
“Apakah
kalau puasa itu tidak boleh minum air putih juga?,“ tanya Mr Knott lagi.
“Tidak.
Kami yang berpuasa, tidak boleh makan dan minum apapun. Mulai dari matahari
terbit, hingga matahari tenggelam,” jawab Nirmala.
“Oh,
jadi kamu hanya boleh makan malam?, “ tanyanya heran.
Nirmala
tersenyum sambil mengangguk, “Ya, sebelum matahari terbit tadi saya sudah makan
dan minum, dan nanti setelah matahari tenggelam, saya boleh kembali makan dan
minum.”
“Berapa
lama kamu akan berpuasa?,” tanya Mr Knott lagi.
“
Sebulan, “ sahut Nirmala.
Mr
Knott mengangkat alisnya tinggi-tinggi,
“Wow, lama sekali. Wah semoga kamu kuat berpuasa selama itu ya. Mulai besok,
kalau teman-temanmu sedang makan siang, kamu boleh memilih melakukan aktivitas
lain. Mungkin kamu bisa pergi ke ruang seni dan membuat sesuatu disana,” kata
Mr Knott .
Nirmala
tersenyum, Alhamdulillah, katanya dalam hati. Ini pasti salah satu
pertolongan Alloh. Mulai besok ia tak
harus berada di kelas saat istirahat makan siang dan dikelilingi oleh
teman-temannya yang makan bermacam –
macam makanan yang menerbitkan selera itu. Jadi ia tak harus tergoda untuk
mencicipi makanan juga, habis wangi makanan mereka memang selalu membuatnya
lapar sih. Apalagi saat berpuasa ditengah musim dingin begini.
Dengan gembira, Nirmala pun kembali
ke kelas. Ia tak sabar segera pulang dan bertemu bunda dan ayah, dan
menceritakan pada mereka pengalamannya hari ini di sekolah. Ia pun bersyukur,
sekalipun ia lelah belajar dan bermain sepak bola hari ini, ia masih kuat
menjalankan puasanya. Insha Alloh, ia akan berusaha menjaganya hingga maghrib
nanti dan begitu seterusnya, hingga hari raya Idul Fitri tiba. Ia ingin menjadi
salah satu dari mereka yang bisa merayakan lebaran dengan penuh
kemenangan. Nirmala percaya, Alloh yang Maha Baik akan membantu menguatkannya
hingga hari kemenangan itu tiba :).
Adelaide, 23 Juli 2012
kado untuk putri2ku..selamat hari anak..:)
Adelaide, 23 Juli 2012
kado untuk putri2ku..selamat hari anak..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar