Sabtu, 30 Juni 2012

Catatan Kecil Dari Australia Day 2012 : Saat Anak-Anak Jatuh Cinta Pada Indonesianya

"Aku sudah siap," Ayomi tersenyum riang, sambil sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Hari ini ia tampak cantik dalam balutan kostum daerah Papua, lengkap dengan bulu burung di kepalanya. Siang ini, kami sekeluarga hendak mengikuti perayaan Australia Day 2012 di pusat kota Adelaide. 

Australia Day sejatinya adalah salah satu hari nasional Australia yang dirayakan pada tanggal 26 Januari setiap tahunnya untuk memperingati  hari kedatangan the First Fleet di Sydney Cove pada tahun 1788 dan juga untuk mengenang dikukuhkannya kekuasaan Inggris setelah kemenangan mereka atas New Holland di pesisir timur Australia.  

The First Fleet adalah sebelas kapal dari Britania Raya yang berlayar pada 13 Mei 1787 dan mengangkut 10 pegawai sipil pemerintah, 212 anggota angkatan laut, termasuk pegawai, 28 wanita yang menjadi isteri-isteri mereka, 17 anak-anak dari anggota angkatan laut, serta 81 orang bebas, 504 tahanan pria dan 192 tahanan wanita. Jika dihitung secara total,jumlah  mereka adalah 1044 rang yang terdiri dari 348 orang bebas dan 696 tahanan, yang tiba didaratan Australia untuk kemudian membentuk koloni Eropa pertama di benua ini, yaitu di wilayah yang dinamai oleh Kapten Cook, sang pemimpin armada dengan sebutan New South Wales.  

Lalu bagaimana ceritanya, kami yang asli Indonesia ini bisa ikut serta meramaikan peringatan hari nasional Australia?. Sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di Adelaide, orang-orang Indonesia yang sering disebut sebagai Indonesian Community, diminta partisipasinya dalam parade yang digagas oleh Adelaide City Council dan Australia Day Council of South Australia. Parade yang digelar kali ini akan dimulai dari Hindmarsh Square di jantung kota Adelaide dan diakhiri di Elder Park, tempat akan diselenggarakannya konser yang akan diramaikan oleh banyak artis yang menampilkan beragam bentuk seni serta digelar gratis untuk disaksikan segenap masyarakat. 

Parade kali ini merupakan yang terbesar dan akan melibatkan 3000 partisipan, sekitar 100 kendaraan hias, 30 ekor kuda, 15 imarching bands, echidna raksasa serta atraksi udara dari pesawat berjenis F-18 Hornet. Nah, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kami sekeluarga pun akan turun ke jalan untuk berparade, tentu saja dengan membawa segala atribut yang berbau Indonesia untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa di Australia ini, Indonesian Community  pun telah dianggap sebagai  bagian dari bangsa Australia, namun bagaimanapun kami tetap merasa sebagai bagian utuh negeri kami tercinta, dan karenanya sangat penting bagi kami untuk tetap mengedepankan atribut ke-Indonesia-an kami.
 Tato ini menjadi salah satu tanda kebanggan kami sebagai bagian masyarakat Indonesia

Pukul setengah tiga sore, kami sudah berkumpul di Hindmarsh Square. Disana telah berkumpul teman-teman kami dari berbagai pelosok Adelaide. Oleh koordinator parade, kami semua diminta untuk berbusana khas Indonesia, sebagian mengenakan batik sebagai busana nasional, selebihnya mengenakan bermacam-macam busana daerah yang mencirikan keberagaman suku bangsa di Indonesia.
sebagian dari kontingen Indonesia Community yang berbusana nasional dan daerah

Bahkan fotografer kami pun berbusana lurik Jawa..

Kontingen Indonesian Community juga akan menampilkan beberapa  atraksi yaitu berupa tarian Poco-Poco yang akan dibawakan oleh kelompok berbusana daerah, lagu-lagu batak yang akan dibawakan oleh kelompok vokal dari Bataknese Community South Australia, atraksi teatrikal dari kelompok warok yang merupakan bagian dari budaya Jawa Timur-an, lagu-lagu perjuangan yang dibawakan oleh kelompok berbusana nasional, kendaraan hias yang diramaikan oleh kelompok penumpang cilik alias anak-anak Indonesia yang berbusana daerah, dan tak lupa, kami juga akan mengusung patung komodo, binatang asli Indonesia yang merupakan salah satu ikon pariwisata tanah air yang mendunia. 
Bataknese Community South Australia, inilah teman-teman dari suku Batak yang sudah bermukim di Adelaide, South Australia 
 dan beginilah saat pasukan "ulos" beraksi

 Kelompok Warok dan Hanoman, kehadiran mereka menjadi pusat perhatian masyarakat yang menyaksikan parade
Saat parade dimulai, sepanjang perjalanan, terlihat Ayomi dan kakak sangat menikmati berada ditengah-tengah kontingen Indonesia yang sarat warna budayanya. Mereka bertambah antusias setiap kali penonton yang berdesakkan di pinggir jalan untuk menyaksikan parade memberikan sambutan meriah ditingkahi tepuk tangan saat atraksi yang dibawakan oleh teman-teman dari Indonesian Community di gelar.  
Kelompok berbusana daerah ini menarikan Poco-Poco sepanjang perjalanan dari Hindmarsh - Elder Park, salut buat mereka
 Aksi teatrikal dari kelompok Warok inilah yang membuat banyak mata mengarah pada kontingen Indonesia..:)
Bagi kami sekeluarga, momen ini menjadi salah satu tempat kami belajar bersama. Bayangkan, seperti lazimnya kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan miniatur Indonesia di satu tempat wisata,  kali ini, anak-anak dapat langsung melihat keragaman seni dan budaya dari suku-suku di Indonesia juga di satu tempat. Kami, masyarakat Indonesia yang tinggal di Adelaide saat ini memang cukup mewakili berbagai suku, banyak dari kami yang berasal dari wilayah Indonesia Barat seperti Sumatera dan Jawa, namun tak sedikit pula yang berasal dari wilayah Indonesia Tengah dan Timur, mulai Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Kami datang dari berbagai latar belakang suku, adat istiadat dan agama  yang berbeda-beda. Lengkaplah sudah, namun jika anda melihat kami saat disatukan di satu tempat seperti saat ini, amatlah nyata terlihat harmonisasi dari keragaman budaya Indonesia. Tak terlihat semua yang menjadi pembeda di antara kami, disini, dihadapan masyarakat asing, kami adalah satu, Indonesia.
 Pasukan Cilik berbusana daerah dalam mobil hias kontingen Indonesia
 Kelompok berbaju daerah yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan

Di tengah-tengah kelompok parade ini, anak-anak turut merasakan kebersamaan dan aura persatuan diantara sesama bangsa Indonesia. Bahkan, jauh-jauh hari sebelum puncak Australia Day ini digelar, Ayomi dan kakaknya sudah terlibat aktif dalam mempersiapkan kebutuhan kontingen Indonesia, seperti ikut dalam workshop pembuatan patung Komodo dan menyumbangkan lukisan sebagai tambahan ornamen disekeliling patung tersebut yang akan diusung dalam parade nanti.
Ini dia patung Komodo yang diusung selama parade, hiasan dibagian bawah patung itu hasil karya lukis anak-anak Indonesia di Adelaide lho 

Setiap kali penonton memberi apresiasi pada kontingen kami, anak-anak tampak senang dan di wajah mereka terbersit rasa bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Sepertinya, justru di kala kami berada jauh dari Indonesia, kecintaan dan kerinduan kami pada tanah air semakin membuncah. Apalagi saat mendapati bahwa bangsa lain ternyata mengagumi seni budaya Indonesia begitu rupa.  Terbukti, pada konser penutup perayaan Australia Day sore itu, kontingen kami menjadi peraih penghargaan untuk kategori Kontingen Berbusana Terbaik. Suatu prestasi tersendiri bagi Indonesian Community di Adelaide, bahwa hasil kerja sama dan kekompakan kami dalam menampilkan segenap seni dan budaya Indonesia pada perhelatan kali ini berhasil menyita perhatian masyarakat  lokal Australia. Bahagia rasanya menjadi duta bangsa di negeri lain.

Bagi kami sekeluarga, yang lebih membahagiakan adalah, anak-anak kami tetap belajar banyak tentang negerinya meskipun tidak di rumah sendiri. Sepulang parade, Ayomi dengan antusias bercerita tentang kesannya saat menjadi salah satu pasukan cilik dalam mobil hias, sore tadi, "hari ini semuanya Indonesia sekali, padahal kan ini Australia Day,  hmmm..berarti tadi itu, kita menang penghargaan karena kita yang paling Indonesia, wah, aku cinta Indonesia, Bunda,"  katanya sambil tak berhenti tersenyum. Ah, sungguh komentar yang lucu, namun terus terang saya senang sekali  saat mendengarnya :).

Catatan kecil yang tertinggal dari Australia Day 2012
Adelaide, 26 Januari 2012

4 komentar:

  1. Semanagat mengindonesiakan indonesia...
    semangat Indonesia!!
    salam anak negeri

    mengundang blogger Indonesia hadir di
    Lounge Event Tempat Makan Favorit Blogger+ Indonesia

    Salam Spirit Blogger Indonesia

    BalasHapus
  2. wooo, baru tau kalo ternyata ada acara yang indonesia banget di aussie,,, nice nice,,, promosikan indonesia terus di dunia internasional :D

    BalasHapus
  3. Alhamsdulillah,..Adelaide bisa disebut kota festival, dan komunitas masyarakat Indonesia disini sangat aktif berpartisipasi dengan mengusung identias ke-Indonesiaan-nya..doakan kami agar konsisten membawa nama Indonesia yaa :))

    BalasHapus