Selasa, 05 Juni 2012

Anak dan Harga Diri

gambar diunduh dari : http://www.lafamily.com/sites/default/files/Building%20child%27s%20self-esteem.jpg


Pernah nggak kita sebagai orang tua baik sengaja atau tidak sengaja mengecilkan usaha anak-anak? Mungkin saat ia berusaha membantu kita membereskan tempat tidurnya sendiri, namun menurut kita masih kurang rapi, yang ada bukannya kita menghargai usaha mereka, malahan memarahi tau minimal menceramahinya dengan cara merapikan tempat tidur yang benar dan lebih baik menurut kita.  Dilain kesempatan, mungkin anak kita yang masih berusia 5 atau 6 tahun menunjukkan hasil karya gambarnya pada kita, setelah kita lihat ternyata gambarnya sangat aneh atau lucu dan sedikit berantakan, jauh dengan hasil karya anak lain yang seusianya. Alih-alih mengomentari atau malahan memuji hasil karyanya, kita lebih dulu menyarankan satu dua perbaikan agar gambarnya itu terlihat lebih sempurna.
 Seingat saya, sesekali saya pernah juga melakukan hal-hal semacam itu, walaupun setelahnya saya menyesalinya, terutama setelah melihat mata anak-anak saya yang dengan polos kelihatan agak takut atau sedih. Tentu saja saya bisa meminta maaf pada mereka setelahnya, namun yang tidak saya sadari, teugran keras saya yang terlanjur terlontar mungkin telah mencederai harga diri mereka :('.

Benar adanya, tak ada jaminan kita akan menjadi orang tua yang serba sempurna, karenanya tak ada jalan lain selain terus belajar dan mencari pengalaman terutama dari sumber-sumber yang memang bisa membagi ilmunya dalam membesarkan anak-anak. Dari beberapa buku parenting yang saya baca saya mendapat pencerahan, bahwasanya tidak ada satu cara instan dalam meningkatkan harga diri anak-anak, namun ada beberapa hal sederhana yang bisa kita coba lakukan sebagai orang tua. Anak-anak akan melakukan hal terbaik mereka jika mereka tahu bahwa kita selalu mendengarkan, menghargai perasaan mereka, menghargai setiap usahanya dan menerima apa adanya saat mereka melakukan suatu kesalahan. Kita juga bisa meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri mereka jika berusaha menghindarkan penggunaan kata-kata yang menyakitkan, memberikan mereka sejumlah tanggung jawab dan membantu mereka berhasil dalam melakukan sesuatu yang mereka usahakan.

Harga diri anak tidak bisa serta merta ditumbuhkan pada saat mereka memasuki usia sekolah, namun jauh sebelum itu, yaitu saat anak-anak kita masih batita. Anak-anak kecil sangat tergantung pada orang tuanya, jika kita memperlakukan mereka dengan istimewa, mereka akan merasa diri mereka istimewa. Untuk menumbuhkan harga diri anak tidak cukup kita berada disekeliling mereka setiap waktu, yang lebih penting adalah keersediaan kita mendengarkan, merespon, mendukung dan memberinya kasih sayang. 

Mungkin kita bisa mencontoh bagaimana kakek dan nenek saat berhadapan atau berada dekat dengan cucu-cucu mereka. Mereka sangat sabar dan ngemong terhadap para cucu, seringkali jauh lebih sabar dan dekat dibandingkan hubungan sang cucu dengan orang tuanya. Apa yang diperoleh dari pola hubungan seperti ini? Sebagai anak-anak, sang cucu merasa lebih nyaman berinteraksi dengan kakek dan neneknya, mereka lebih terlihat terbuka saat berkomunikasi, lebih berani mengekspresikan diri mereka, bahkan saat mereka memperlihatkan hasi karya yang biasa-biasa saja, mereka tahu kakek dan nenek akan selalu ada untuk menghargai hasil karyanya. Bahkan, di mata banyak orang tua, sikap kakek dan nenek yang seperti ini sering dipandang sebagai bagian dari aksi memanjakan sang cucu, sehingga sering kita sebagai orang tua salah mengartikan sikap sabar kakek dan nenek menjadi penyebab salah satu kesulitan menegakkan aturan dan pola pendidikan anak-anak kita. 

Setelah ini saya berniat terus memperbaiki diri saya saat menghadapi anak-anak. Saya tak ingin mereka kehilangan kesempatan merasakan langsung nyamannya berinteraksi dengan saya, dan bagaimana rasanya mereka memiliki harga diri yang kuat saat bertumbuh bersama orang tuanya. Saya kira, saya tak ingin menunggunya hingga saya menjadi seorang nenek ^^.

bagaimana cara kita menumbuhkan harga diri anak bisa dilihat disini

2 komentar:

  1. Bener vi.. lagi belajar nih tuk menghargai usaha anak.. Thanks sharingnya.. Seperti mas Fakhri yg suka banget bersihin tempat tidur sebelum tidur duh.. anak laki begitu banget.. walau belum rapi tetap kuhargai usahanya.. n Mbak Rifa yang pernah mendapat nilai kurang memuaskan bagiku dan aku tanya kenapa nilainya begini? kata mbak Rifa aku belum mengerti ibu.. dan aku SUDAH BERUSAHA tapi kok belum bisa juga.. Wah yang ada aku sedih dan menyesal tdk Ngeh klo untuk pelajaran itu mbak belum paham benar.. langsung aku peluk mbak dan bilang maafin ibu ya mbak n klo mbak belum mengerti akan ibu ajarkan dan ALhamdulillah untuk selanjutnya mbak selalu meminta pertolonganku klo tdk mengerti..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ..so sweet :)..iya mbak Min..setiap kesempatan kita bersama anak-anak kita jadikan saat penuh hikmah ya..

      Hapus