Sabtu, 30 Juni 2012

Kiddos Dan Makanan Sehat : Mengenalkan Makanan Sehat Dengan Cara Bersenang-Senang

Saat anak-anak menyaksikan iklan makanan atau minuman di televisi biasanya mereka sangat tertarik, entah karena kemasannya, tampilan penyajiannya seperti yang tampak di layar TV atau cuma karena membayangkan rasanya. Padahal, kita tahu, tak semua yang diiklankan di media itu benar-benar baik bagi anak-anak, apalagi bagi kesehatan mereka. Beberapa waktu belakangan ini, saya dan keluarga sedang giat-giatnya mengajak anak-anak untuk selalu mencicipi hanya makanan rumahan saja ^^. Meskipun hanya makanan sederhana, setiap makanan yang di produksi di rumah sendiri bisa lebih terkotrol dari segi kesehatan dan kandungan nutrisinya.

Dari sebuah majalah parenting yang saya baca (practical parenting, dec, 2011) saya memperoleh informasi bahwa sebuah hasil penelitian yang masuk dalam The Journal of Pediatrics mengungkapkan bahwa orang tua dapat mengurangi dampak negatif dari tayangan iklan makanan atau minuman di TV, dengan cara memberikan contoh kebiasaan makan makanan sehat serta selalu menawarkan hanya makanan sehat seperti sayur, buah dan makanan olahan rumah kepada anak-anak. Berikut beberapa tips menarik dari Tara, seorang presenter CBeebies (saluran khusus anak-anak dari BBC) untuk menarik perhatian anak-anak agar menyukai sayuran, dengan cara yang menyenangkan :
Membuat Buku Resep Bersama Anak
Kita bisa melibatkan anak-anak saat membuat buku resep keluarga sendiri. Caranya, minta mereka menggambar jenis makanan (sayuran, buah, daging atau apa saja) yang mereka sukai, lalu minta mewarnainya dengan sebagus-bagusnya. Kita bisa menggunakan gambar mereka sebagai ilustrasi dari buku resep pribadi keluarga kita.
Membuat Kerajinan Tangan/Kliping
Dengan memanfaatkan katalog dari supermarket, gunting dan lem kita beraktivitas menyenangkan bersama anak-anak. Guntinglah gambar-gambar bahan makanan dalam katalog lalu tempelkan dalam selembar kertas menjadi sebuah daftar. Daftar ini menjadi panduan bagi anak-anak untuk menentukan jenis bahan apa yang mereka inginkan dalam makanan yang hendak kita masak untuk makan siang atau malam.

Bermain Kostum
Sajikan makan siang atau makan malam keluarga dengan menu yang dipesan oleh masing-masing anggota keluarga layaknya jika kita makan bersama di restoran atau rumah makan. Nah, saat makan bersama, masing-masing anggota keluarga harus mengenakn pakaian yang warnanya sama dengan jenis makanan yang mereka pesan. Misalnya hijau untuk ayah, karena ia memilih menu cah brokoli, dan orange untuk adik karena ia memilih jeruk sebagai pencuci mulut.
Sepertinya ide ini menarik dicoba ya...:)

Catatan Kecil Dari Australia Day 2012 : Saat Anak-Anak Jatuh Cinta Pada Indonesianya

"Aku sudah siap," Ayomi tersenyum riang, sambil sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Hari ini ia tampak cantik dalam balutan kostum daerah Papua, lengkap dengan bulu burung di kepalanya. Siang ini, kami sekeluarga hendak mengikuti perayaan Australia Day 2012 di pusat kota Adelaide. 

Australia Day sejatinya adalah salah satu hari nasional Australia yang dirayakan pada tanggal 26 Januari setiap tahunnya untuk memperingati  hari kedatangan the First Fleet di Sydney Cove pada tahun 1788 dan juga untuk mengenang dikukuhkannya kekuasaan Inggris setelah kemenangan mereka atas New Holland di pesisir timur Australia.  

The First Fleet adalah sebelas kapal dari Britania Raya yang berlayar pada 13 Mei 1787 dan mengangkut 10 pegawai sipil pemerintah, 212 anggota angkatan laut, termasuk pegawai, 28 wanita yang menjadi isteri-isteri mereka, 17 anak-anak dari anggota angkatan laut, serta 81 orang bebas, 504 tahanan pria dan 192 tahanan wanita. Jika dihitung secara total,jumlah  mereka adalah 1044 rang yang terdiri dari 348 orang bebas dan 696 tahanan, yang tiba didaratan Australia untuk kemudian membentuk koloni Eropa pertama di benua ini, yaitu di wilayah yang dinamai oleh Kapten Cook, sang pemimpin armada dengan sebutan New South Wales.  

Lalu bagaimana ceritanya, kami yang asli Indonesia ini bisa ikut serta meramaikan peringatan hari nasional Australia?. Sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di Adelaide, orang-orang Indonesia yang sering disebut sebagai Indonesian Community, diminta partisipasinya dalam parade yang digagas oleh Adelaide City Council dan Australia Day Council of South Australia. Parade yang digelar kali ini akan dimulai dari Hindmarsh Square di jantung kota Adelaide dan diakhiri di Elder Park, tempat akan diselenggarakannya konser yang akan diramaikan oleh banyak artis yang menampilkan beragam bentuk seni serta digelar gratis untuk disaksikan segenap masyarakat. 

Parade kali ini merupakan yang terbesar dan akan melibatkan 3000 partisipan, sekitar 100 kendaraan hias, 30 ekor kuda, 15 imarching bands, echidna raksasa serta atraksi udara dari pesawat berjenis F-18 Hornet. Nah, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kami sekeluarga pun akan turun ke jalan untuk berparade, tentu saja dengan membawa segala atribut yang berbau Indonesia untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa di Australia ini, Indonesian Community  pun telah dianggap sebagai  bagian dari bangsa Australia, namun bagaimanapun kami tetap merasa sebagai bagian utuh negeri kami tercinta, dan karenanya sangat penting bagi kami untuk tetap mengedepankan atribut ke-Indonesia-an kami.
 Tato ini menjadi salah satu tanda kebanggan kami sebagai bagian masyarakat Indonesia

Pukul setengah tiga sore, kami sudah berkumpul di Hindmarsh Square. Disana telah berkumpul teman-teman kami dari berbagai pelosok Adelaide. Oleh koordinator parade, kami semua diminta untuk berbusana khas Indonesia, sebagian mengenakan batik sebagai busana nasional, selebihnya mengenakan bermacam-macam busana daerah yang mencirikan keberagaman suku bangsa di Indonesia.
sebagian dari kontingen Indonesia Community yang berbusana nasional dan daerah

Bahkan fotografer kami pun berbusana lurik Jawa..

Kontingen Indonesian Community juga akan menampilkan beberapa  atraksi yaitu berupa tarian Poco-Poco yang akan dibawakan oleh kelompok berbusana daerah, lagu-lagu batak yang akan dibawakan oleh kelompok vokal dari Bataknese Community South Australia, atraksi teatrikal dari kelompok warok yang merupakan bagian dari budaya Jawa Timur-an, lagu-lagu perjuangan yang dibawakan oleh kelompok berbusana nasional, kendaraan hias yang diramaikan oleh kelompok penumpang cilik alias anak-anak Indonesia yang berbusana daerah, dan tak lupa, kami juga akan mengusung patung komodo, binatang asli Indonesia yang merupakan salah satu ikon pariwisata tanah air yang mendunia. 
Bataknese Community South Australia, inilah teman-teman dari suku Batak yang sudah bermukim di Adelaide, South Australia 
 dan beginilah saat pasukan "ulos" beraksi

 Kelompok Warok dan Hanoman, kehadiran mereka menjadi pusat perhatian masyarakat yang menyaksikan parade
Saat parade dimulai, sepanjang perjalanan, terlihat Ayomi dan kakak sangat menikmati berada ditengah-tengah kontingen Indonesia yang sarat warna budayanya. Mereka bertambah antusias setiap kali penonton yang berdesakkan di pinggir jalan untuk menyaksikan parade memberikan sambutan meriah ditingkahi tepuk tangan saat atraksi yang dibawakan oleh teman-teman dari Indonesian Community di gelar.  
Kelompok berbusana daerah ini menarikan Poco-Poco sepanjang perjalanan dari Hindmarsh - Elder Park, salut buat mereka
 Aksi teatrikal dari kelompok Warok inilah yang membuat banyak mata mengarah pada kontingen Indonesia..:)
Bagi kami sekeluarga, momen ini menjadi salah satu tempat kami belajar bersama. Bayangkan, seperti lazimnya kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan miniatur Indonesia di satu tempat wisata,  kali ini, anak-anak dapat langsung melihat keragaman seni dan budaya dari suku-suku di Indonesia juga di satu tempat. Kami, masyarakat Indonesia yang tinggal di Adelaide saat ini memang cukup mewakili berbagai suku, banyak dari kami yang berasal dari wilayah Indonesia Barat seperti Sumatera dan Jawa, namun tak sedikit pula yang berasal dari wilayah Indonesia Tengah dan Timur, mulai Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Kami datang dari berbagai latar belakang suku, adat istiadat dan agama  yang berbeda-beda. Lengkaplah sudah, namun jika anda melihat kami saat disatukan di satu tempat seperti saat ini, amatlah nyata terlihat harmonisasi dari keragaman budaya Indonesia. Tak terlihat semua yang menjadi pembeda di antara kami, disini, dihadapan masyarakat asing, kami adalah satu, Indonesia.
 Pasukan Cilik berbusana daerah dalam mobil hias kontingen Indonesia
 Kelompok berbaju daerah yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan

Di tengah-tengah kelompok parade ini, anak-anak turut merasakan kebersamaan dan aura persatuan diantara sesama bangsa Indonesia. Bahkan, jauh-jauh hari sebelum puncak Australia Day ini digelar, Ayomi dan kakaknya sudah terlibat aktif dalam mempersiapkan kebutuhan kontingen Indonesia, seperti ikut dalam workshop pembuatan patung Komodo dan menyumbangkan lukisan sebagai tambahan ornamen disekeliling patung tersebut yang akan diusung dalam parade nanti.
Ini dia patung Komodo yang diusung selama parade, hiasan dibagian bawah patung itu hasil karya lukis anak-anak Indonesia di Adelaide lho 

Setiap kali penonton memberi apresiasi pada kontingen kami, anak-anak tampak senang dan di wajah mereka terbersit rasa bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Sepertinya, justru di kala kami berada jauh dari Indonesia, kecintaan dan kerinduan kami pada tanah air semakin membuncah. Apalagi saat mendapati bahwa bangsa lain ternyata mengagumi seni budaya Indonesia begitu rupa.  Terbukti, pada konser penutup perayaan Australia Day sore itu, kontingen kami menjadi peraih penghargaan untuk kategori Kontingen Berbusana Terbaik. Suatu prestasi tersendiri bagi Indonesian Community di Adelaide, bahwa hasil kerja sama dan kekompakan kami dalam menampilkan segenap seni dan budaya Indonesia pada perhelatan kali ini berhasil menyita perhatian masyarakat  lokal Australia. Bahagia rasanya menjadi duta bangsa di negeri lain.

Bagi kami sekeluarga, yang lebih membahagiakan adalah, anak-anak kami tetap belajar banyak tentang negerinya meskipun tidak di rumah sendiri. Sepulang parade, Ayomi dengan antusias bercerita tentang kesannya saat menjadi salah satu pasukan cilik dalam mobil hias, sore tadi, "hari ini semuanya Indonesia sekali, padahal kan ini Australia Day,  hmmm..berarti tadi itu, kita menang penghargaan karena kita yang paling Indonesia, wah, aku cinta Indonesia, Bunda,"  katanya sambil tak berhenti tersenyum. Ah, sungguh komentar yang lucu, namun terus terang saya senang sekali  saat mendengarnya :).

Catatan kecil yang tertinggal dari Australia Day 2012
Adelaide, 26 Januari 2012

Jumat, 29 Juni 2012

Ide Bekal Kiddos : Roti Gulung Aneka Rasa

Menyiapkan bekal anak-anak saat mereka hendak beraktivitas di luar rumah itu perlu banyak ide ^^. Ini salah satu jenis bekal yang paling saya sukai, karena selain cara membuatnya sederhana dan tak memakan waktu lama, anak-anak sangat menyukainya karena mereka bisa memilih isian rotinya sendiri selayaknya roti isi biasa. Resep sederhana ini saya peroeh saat menonton tayangan Good Cheff vs Bad Cheff di salah satu saluran televisi di Australia.
Yuk di coba  ^^..

ini roti gulung kurma ^^
Adonan dasar roti gulung :
2 cangkir self-raising flour (saya pakai cangkir ukuran +/- 150 ml)*
90 gr olive oil-margarine (saya biasa menggunakan 4 1/2 sdm canola margarine)
1/2 sd 2/3 cangkir susu cair tawar rendah lemak

Cara Membuatnya :
  1. Campurkan tepung dan margarine dalam sebuah wadah. Aduk-aduk dengan jari tangan hingga berbentuk butiran.
  2. Perlahan-lahan tuang susu cair kedalam adonan, dan uleni hingga membentuk adonan padat yang tidak lengket
  3. Ratakan adonan di atas permukaan yang telah ditaburi tepung supaya tidak lengket. Pipihkan dan bentuk menjadi segi empat. Taburi bagian atasnya dengan toping yang disukai anak-anak ( bisa dengan coklat kancing, keju parut, kurma yang telah di potong-potong, kismis atau apa saja ^^).
  4. Gulung adonan yang bertoping tadi membentu silinder dan potong-potong dengan jarak kira-kira 2 cm. 
  5. Atur adonan yang telah di potong-potong tadi di atas baki untuk memanggang yang terlebih dahulu dialas dengan kertas roti (baking paper) yang ditaburi sedikit tepung
  6. Panggang dalam oven panas kurang lebih selama 12 menit (saya menggunakan oven listrik dengan panas 200 dercel selama 10 menit)
  7. Setelah matang, angkat, dinginkan. Roti gulung isi siap dijadikan bekal untuk kiddos ...:).

Rabu, 27 Juni 2012

Cemilan Sehat Kiddos: Alpukat

Dengan rasanya yang creamy dan gurih, alpukat merupakan salah satu cemilan yang sehat buat kiddos. Alpukat merupakan sumber folat, vitamin C, vitamin E, niacin dan potasium serta mengandung lemak tak jenuh tunggal yang termasuk jenis lemak yang baik bagi tubuh. Alpukat dapat dimakan begitu saja selayaknya buah atau menjadi alternatif olesan seperti mentega, dengan cara mencampurkannya dengan krim keju, yoghurt atau bersama dengan keju ricotta dijadikan sebagai dip / sejenis cocolan untuk teman makan keripik atau crackers. Di lain waktu bisajuga kita menyajikan alpukat dalam bentuk toping untuk pizza. Berikut beberapa ide penyajian alpukat :

UNTUK BAYI
Alpukat tepat diberikan kepada bayi sebagai makanan pertama mereka sejak mereka berusia enam bulan. Teksturnya yang lembut dapat dihaluskan dengan mudah. Kita bisa mencampurkan alpukat ke dalam yoghurt (tanpa rasa/plain) atau pisang sebagai tambahan rasa dan menjadikannya makanan yang penuh nutrisi bagi bayi kita.

UNTUK BATITA
Alpukat yang telah dihaluskan dapat diolekan ke atas selembar rti panggang atau muffin/cupcakes. Alpuat juga bisa menjadi pengisi roti saat kita membuat roti isi dengan menambahkan beberapa iris keju bersamanya atau lembaran daging asap. Alpukat yang dihaluskan dan dicampur dengan krim keju bisa juga disajikan sebagai cocolan saat anak-anak memakan crackers  mereka.

UNTUK BALITA
Untuk memvariasikan cemilan kiddos, kita bisa jadikan potongan alpukat sebagai topping dalam pizza buatan rumah, roti panggang atau kebab. Bisa juga kita tambahkan daging alpukat yang dikerok atau di potong-potong ke dalam salad, kedalam isian sushi atau menjadi campuran saus pasta.

Senin, 25 Juni 2012

Ide Belajar Di Rumah : Saat Bunda Pura-Pura "Bodoh" ..;)


Saya paling senang memanfaatkan waktu kosong anak-anak untuk bermain-main "nggak penting" dengan mereka. Ada salah satu permainan yang efektif saya gunakan untuk melatih kemampuan berhitung anak-anak. Ide permainannya sih sederhana saja. Ini tebak angka biasa, cuma di selingi aksi saya yang pura-pura "bodoh"..:p. Nah, biasanya, anak-anak saya, terutama little Ayomi yang masih polos, akan tampak antusias jika saya memasang wajah berkerut atau menunjukkan mimik bingung dan kesulitan menemukan jawaban dalam permainan tebak angka ini. Sehingga ia akan lebih bersemangat bermain bahkan tak sabar memulai tebakan yang berikutnya..:D.

Mau tau cara bermainnya?. Mula-mula, saya minta Ayomi memilih satu angka misanya diantara 1 s.d. 50, ia harus menyimpannya dalam catatan atau dalam pikirannya, dan tak boleh memberitahukan kepada siapapun. Selanjutnya, saya akan berusaha menebak angkanya, dengan cara menanyakan pada Ayomi "ciri-ciri" dari angka yang disimpannya. Sebelumnya, kami bersepakat terlebih dahulu, bahwa saya hanya diperbolehkan mengajukan 5 pertanyaan sebelum menebak angkanya. Jika saya berhasil, saya akan beroleh poin dan jika tidak berhasil, Ayomi yang akan memperoleh poin. 
Saya pun kemudian akan mulai bertanya pada Ayomi mengenai si angka, misalnya memulai dengan bertanya, "apa angka tersebut lebih besar dari 20?", jika ia mengangguk, saya akan meneruskan, "apakah angka tersebut bilangan genap?",  jika ia mengangguk lagi, saya kemudian melanjutkan, "apakah angka tersebut mlebih besar dari 25 tapi lebih kecil dari 40 ?" dan seterusnya. Intinya, setiap pertanyaan yang saya ajukan menantangnya untuk berpikir sejenak mengenai konsep-konsep matematika sederhana, seperti apa itu biangan genap/ganjil, konsep lebih besar dan lebih kecil dan sebagainya. 
Permainan iseng semacam ini juga bisa dimainkan bersama anak yang lebih besar. Bersama si kakak (9,5 yo) , pertanyaan yang saya ajukan bisa lebih beragam, diantaranya memasukan konsep kelipatan terkecil, faktor terbesar, pemangkatan dan sebagainya. Kalau sudah bermain-main begini, waktu luang pun tak cuma sekedar waktu luang..^^


Jumat, 22 Juni 2012

Ide Belajar Di Rumah : Juru Tulis Bunda

 daftar bacaan yang di baca oleh ayomi setiap hari, sekarang ia sudah bisa mengisi daftar ini sendiri ^^

Apa anak-anak di rumah senang belajar menulis? Syukurlah, jika demikian ^^. Dulu, sewaktu putri saya Ayomi belajar menulis, ia agak susah jika diminta berlatih menulis kata-kata di buku tulis atau menulis di atas kertas polos. Mungkin kesannya terlalu beraroma "belajar", sehingga ia merasa agak malas. Untuk menyiasatinya, saya iseng-iseng memberinya "tugas" membantu saya, jika kebetulan ada yang perlu saya tulis. Catatan yang paling sering saya buat adalah daftar belanjaan sehari-hari dan sesekali resep masakan yang saya salin dari website atau catatan teman. Untuk daftar belanja, saya biasamenuliskannya dalam buku catatan kecil yang saya bawa kemana-mana, sementara untuk resep-resep sederhana, sekalipun lebih mudah bagi saya untuk mencetaknya, saya lebih sering menuliskannya dengan tangan dalam bentuk catatan dengan bentuk tulisan yang hanya bisa dimengerti oleh saya :D. 

Melihat bundanya membuat daftar belanja, Ayomi rupanya tertarik, terutama karena ia membayangkan akan saya ajak ikut serta berbelanja ke supermarket. Untuk mencatat resep, ia jauh lebih tertarik, karena sudah membayangkan adegan memasak, memanggang kue dan aksi cicip mencicipnya..:p. Jadilah, setiap kali ada kesempatan, saya memintanya menuliskan daftar barang belanjaan atau resep masakan. Saya menyebutkan nama atau kata nya, dan ia menuliskannya di dalam buku catatan kecil atau selembar kertas, jadi seperti metode imla (dikte). 
Mula-mula, karena ia belum bisa mengeja dengan benar, saya akan menyebutkan satu-satu hurufnya dan ia menuliskannya  :D. Lama? tentu saja..tapi itu lebih baik buat saya, karena secara nggak sadar si kecil saya sudah mau melatih tulisan tangannya. 

Sekarang, Ayomi sudah jauh lebih baik dalam menulis, meskipun masih sesekali salah mengeja kata-kata, saya membiarkannya dan memberitahukannya untuk memperbaiki di lain waktu. Yang terpenting bagi saya adalah ia jadi suka menulis dengan tangan, bahkan, sekarang tanpa saya memintanya, ia suka menuliskan pengalamannya di buku catatan yang saya belikan untuknya serta sudah bisa mengisi sendiri daftar buku bacaan yang dibacanya sehari-hari. Yepp..tetap setia dengan moto kami dalam belajar...from the little things big things grow..^^

Take a Break, Mom ...^^

Mengasuh anak-anak di rumah jelas membutuhkan banyak energi, kesabaran, waktu dan segenap kasih sayang yang bunda punya. Namun, semuanya bakalan terancam berantakan makala bunda terserang stress ..uhhh..bisa ringan bisa juga berat kadarnya lho. Yvette Vignando, yang membidani situs parenting Australia, www.happychild.com.au, mengatakan bahwa terdapat beberapa strategi sederhana yang dapat mengurangi kadar stress para bunda. Apa saja???..Yuk intip yang berikut:

STOP MULTI-TASKING
Percaya nggak percaya, tapi ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa para unda menghabiskan setidaknya 9 jam lebih banyak per minggunya untuk melakukan kegiatan secara multi-tasking dibandingkan para ayah, dan ini sering membuat para bunda stress . Melakukan pekerjaan satu-satu setiap kali dan bekerja menurut jadwal yang kita tentukan terlebih dahulu menurut skala prioritas terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang wajib per minggunya semisal belanja kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan dan mencuci pakaian dalam jumlah banyak sekaligus. Melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin tersebut secara berurutan sesuai yang kita inginkan, akan mengurangi tekanan pikiran dan membuat kita merasa bisa memenuhi target setiap satu pekerjaan selesai dilakukan.

PRIORITASKAN LATIHAN FISIK
Olahraga ringan dapat melepaskan ketegangan otot-otot kita, membantu kita untuk bisa tidur lebih nyenyak, memperbaiki mood , dan meningkatkan energi kita untuk melakukan aktivitas harian (saya biasa melakukan olahraga ringan bisa dilakukan disela-sela melakukan pekerjaan rumah tangga seperti peregangan setelah menyapu atau mengepel lantai, latihan dengan dumbel saat menunggu mesin pengering pakaian atau sekedar naik turun tangga dan latihan duduk-berdiri di kursi makan ^^).

BERHENTILAH SEJENAK
Saat anak-anak rewel dan ribut minta ini dan itu, kesabaran kita akan gampang sekali teruji. Rasanya kita siap untuk meledak sewaktu-waktu. Berhentilah sejenak. Tarikah nafas, pergilah ke ruangan lain (kalau saya, saya biasa mencorat coret kertas sampai emosi saya mereda), lalu kembalilah untuk menghadapi anak-anak. Aksi berhenti sejenak ini lumayan ampuh buat menenangkan diri, dan mengurangi stress saat harus kembali menangani anak-anak dan kebutuhan mereka.

BERINVESTASILAH PADA DIRI SENDIRI
Banyak sudah artikel dan seri psikologi bagi para bunda yang menekankan pentingnya "Me Time" buat bunda. Sebenarnya seketat apapun jadwal yang kita punya, kita selalu berkesempatan menemukan "Me Time". Jangan kesampingkan hobi-hobi sederhana, seperti mendengarkan musik, membaca, atau menyany (saya biasa melakukan hal-hal kecil itu disela-sela saya memasak, menemani bayi saya bermain, menemani putri-putri saya belajar, saat menyetir mobil sendiri sembari mendengarkan CD kesukaan saya, sepulang saya mengantar anak-anak ke sekolah atau saat menuju sekolah untuk menjemput mereka di sore hari alhasil sepanjang waktu saya menikmati diri saya sendiri). 

Bagaimana kalau bunda merasa tak menemukan hobi sederhana?. Cobalah sisihkan waktu di akhir minggu, entah satu atau kalau mungkin lebih dari itu untuk menghadiri pengajian mingguan dengan teman-teman?, yoga mungkin?, membuat craft?, atau shopping sendirian saja..^^..apapun itu, pastikan setiap waktu yang kita gunakan menghasilkan nilai tambah bagi hati, tubuh dan fikiran kita, sehingga setelahnya kita bisa kembali menghadapi tugas-tugas harian dengan semangat baru.


referensi : coles.com.au/babyclub, edisi cetak, baby & Toddler, Winter 2012
 

Rabu, 20 Juni 2012

10 Langkah Mengajaran Cara Berbagi : 10. Belajar Bersabar

 gambar diunduh dari : http://www.communityofmindfulparents.com/
Saat seluruh keluarga besar berkumpul untuk piknik atau makan bersama, ajak si kecil untuk berpartisipasi dalam membagikan atau mengedarkan makanan dan minuman. Pada waktu membagikan minuman pada segenap yang hadir, jelaskan pada si kecil bahwa bersabar menunggu giliran mendapatkan minuman kita sendiri itu adalah hal yang sopan dan baik. Beritahu ia untuk tidak merengek-rengek minta minumannya lebih dahulu diberikan apalagi mengambil sendiri dengan tergesa-gesa. Ajari ia bersabar dengan memintanya mengedarkan minuman kepada orang lain terlebih dahulu, misalnya dengan mengatakan, "tolong berikan gelas ini untuk kakek dulu ya, kakek sudah kehausan, berbagi dengan orang lain terlebih dahulu itu baik lho..". Jika si kecil merajuk atau ngambek , menolak membagi minumannya, jangan lantas menegurnya dengan keras apalagi memarahinya, tapi cobalah memandunya, misalnya dengan membimbingnya menuju meja kakek atau orang yang ingin kita bagi. Dengan cara ini anak-anak akan terdorong untuk berbuat baik dan sopan.

referensi : practical parenting, dec, 2010

Selasa, 19 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi : 9. Belajar Membantu

 gambar diunduh dari : http://learningtreemontessori.org/

Setelah makan malam, ajak si kecil untuk membantu membereskan meja dan membawa sendiri peralatan makannya sendiri ke dapur atau tempat encuci piring. Jika mereka belum isa membersihkan piring dan peralatan makannya sendiri, tak perlu dipaksa, beri saja tugas ringan lainnya, semisal mengembalkan saus, kecap atau tempat sambal ke lemari makan atau sekedar melipat kembali serbet-serbet makan.

Yang terpenting adalah, sebagai orang tua kita terus mendorong mereka melakukan kebiasaan baik untuk saling membantu menyelesaikan tugas rutin seperti ini. Tak lupa berilah mereka penghargaan, contohnya dengan mengatakan, "wah, anak baik, sholeh, kau pintar sekali sudah membantu bunda membawa piring kotor ke dapur, terima kasih sudah membantu." ^^

referensi : practical parenting, dec, 2010

Ide Belajar Di Rumah : Please Tell Me That You Love Me..;)


gambar diunduh dari :http://www.dailygalaxy.com
Biasanya saat anak-anak melakukan hal-hal lucu atau berhasil mengerjakan sesuatu sendiri atau tiba saatnya tidur malam, saya terbiasa mengucapkan, "Bunda sayang padamu..", :)..hehe..lebay yah?..nggak juga ah, senang rasanya saat melihat mereka tersenyum bangga lalu balas memeluk saya. Puteri saya yang kedua, (sekarang 5 th 10 bln), sejak kecil memang paling suka meniru-niru apa yang saya lakukan. Jadi jika saya bilang, "bunda sayang padamu," ia spontan membalas, "no..no..aku yang sayang bunda," katanya. Begituuuu terus dan lama kelamaan antara saya dan dia sepertinya malahan sering berbalas kata "sayang", bahkan tanpa alasan apapun..:D.

Nah, sewaktu ia mulai tertarik pada angka-angka, saya mulai menjadikan momen istimewa berbalas kata "sayang" ini sebagai salah satu cara melatihnya membilang. Setiap kali saya mengucapkan "bunda sayang padamu", saya tambahkan sebentuk angka dibelakangnya, misalnya, "bunda sayang padamu sepuluh", lalu ia pun akan membalas saya dengan tak mau kalah, "aku sayang bunda dua puluh"..:D..gotchaaa...berhasil kan cara saya memancingnya membilang bilangan. Tambah lama saya menambah latihannya dalam bentuk tulisan, tentu saja saat ia mulai mengenal bentuk angka-angka. Di kertas, saya akan menulis pesan "bunda sayang padamu 15", saya lalu akan menunjukkan angka lima belas padanya dan meminta ia yang menyebutkan angkanya. Setelah itu saya minta ia pun menulis balasan dengan  "angka" di kertas pesannya. Hingga waktunya ia belajar berhitung, saya tambahkan "tingkat kesulitannya", di kertas pesan saya akan tulis "bunda sayang kau (12+8)..;) " dan sebagainya ^^.

Sampai sekarang, kebiasaan saya belum berubah, dan angka yang bermain-main diantara kami makin banyak saja, termasuk operasinya, kadang muncul penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian ^^. Untunglah dia belum bosan bermain-main seperti ini, jadi berhitung berapapun banyaknya tetap oke selama bunda "sayang" padanya..^^...

Senin, 18 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi : 8. Memberi dan Menerima

 gambar diunduh dari : http://i.istockimg.com/
Di waktu makan bersama, kita bisa menawarkan sesuatu pada anak-anak, misalnya saus tomat atau menu tertentu yang tersaji di piring, tak lupa kita katakan pada mereka betapa baiknya jika kita terbiasa berbagi. Setelah ia selesai dengan sausnya, mintalah ia mengembalikannya pada kita atau membaginya dengan kakak atau adiknya, sembari kita katakan. misanya, "kau ingat, barusan bunda membagimu saus tomat ini, nah sekarang giliranmu membaginya pada kakak/adik atau bunda/ayah." Cara ini juga menunjukkan pada anak-anak bahwa aktivitas berbagi bersifat dua arah, atau melibatkan orang lain di luar diri kita sendiri. Selamat mencoba ^^.

Sabtu, 16 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi: 7. Menunggu Giliran

 gambar diunduh dari : http://cdn5.wn.com/

Sebelum mengajak anak-anak berjalan-jalan ke taman bermain jangan lupa untuk mengingatkan mereka bahwa di taman nanti semua orang harus menunggu giiran sebelum memainkan permainan tertentu dan mereka juga tidak suka jika ada yang saling berebut atau memaksa untuk bermain. Saat si kecil tampak antusias berlomba menggunakan papan luncur (perosotan) atau ayunan misalnya, tak perlu serta merta melarangnya, akan tetapi kita tetap mengingatkan bahwa semua orang akan saling menunggu giliran, demikian pula dengan dia. Cara ini akan membuat si kecil paham bahwa berbagi dan menunggu giliran adalah cara bermain yang baik. Jika anak kita belum mengerti aturan tentang menunggu giliran ini, ajaklah ia ke tempat lain terlebih dahulu, setelah tenang dan kembali kita ingatkan ia boleh kembali bermain di tempat bermain tersebut.


referensi: practical parenting, dec 2010

Jumat, 15 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi: 6. Mulailah Dari Yang Kecil

Mulailah mengajari si kecil kebiasaan berbagi dengan menggunakan mainannya yang paling biasa-biasa saja. Pilih satu mainan yang bukan favoritnya dan mintalah ia berbagi dengan temannya, misalnya dengan meminjamkan sebentar mainan itu saat ia bermain bersama teman-temannya. Jika ia menolak, ambilah mainan itu dan katakan padanya bahwa jika ia tidak mau meminjamkan mainannya, berarti ia juga tak boleh bermain dengan mainan itu. Dengan cara ini, kita menunjukka pada anak bahwa sikap egois itu bukan hal yang bisa diterima.

referensi: practical parenting, dec, 2010

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi : 5. Bersiaplah

 gambar diunduh dari : http://3.bp.blogspot.com/
Saat ada temannya datang berkunjung ke rumah, si kecil secara refleks langsung "mengamankan" barang-barang miliknya. Hal teraman yang bisa dilakukan orang tua adalah, sementara menyingkirkan atau menyimpan mainan favorit si kecil di tempat yang tak terjangkau oleh teman-temannya. Sebaliknya, kita bisa menyiapkan mainan lain yang bisa dimainkan bersama-sama oleh si kecil dan teman-temannya. Misanya saja kita bisa menyediakan lembaran kertas HVS dan beberapa kotak pensil warna atau krayon untuk dibagi bersama oleh mereka saat menggambar atau sekedar mencorat coret kertas. Akan tetapi, jangan lupa juga selalu mengingatkan si kecil bahwa berbagi itu adalah hal yang baik dan menyenangkan, misalnya kita bisa mengatakan pada mereka, " Bunda senang sekali kalau kau mau berbagi pensil warna dengan Alifia". 

Tidak perlu mengharapkan hal yang terbaik akan langsung terjadi, anak-anak seringkali memerlukan waktu untuk mulai mempraktikan cara berbagi. Untuk menghindari keributan kecil akibat kemungkinan si kecil dan teman-temannya saing berebut, sebaiknya kita menyiapkan beberapa kotak pensil warna atau krayon. Berjaga-jaga akan lebih baik kan? ^^.

referensi : practical parenting, dec 2010

Kamis, 14 Juni 2012

10 Langkah Mengajaran Cara Berbagi:4. Terapi Kelompok

Disela-sela waktu bermain, anak-anak biasanya akan beristirahat sejenak untuk memakan cemilan atau makanan ringan. Jika kebetuan mereka sedang bermain bersama teman-teman sebayanya dan menghabiskan waktu beristirahat bersama-sama, kesempatan ini bisa juga kita gunakan untuk mengajari mereka cara berbagi. 

Sediakan potongan jeruk atau apel atau kue di sebuah piring, lalu mintalah anak kita berbagi potongan buah atau kue tersebut dengan teman-temannya. Pandu si kecil dengan mengatakan, misanya, "ayo berikan kue ini untuk A, B dan C", sambil menyebutkan nama teman-temannya yang sedang menghabiskan waktu bersama. Cara ini lebih tepat untuk mengajarkan berbagi, dibanding jika kita memberi langsung ke setiap anak masing-masing sepotong kue atau buah.

referensi : practical parenting, dec 2010

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi :3. Bermain Bersama

 gambar diunduh dari : http://cache.lego.com/
Saat bermain bersama si kecil adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan konsep berbagi. Saat bersama-sama si kecil menyusun lego atau atau menyusun balok mainan misanya, sesekali tanyakan pada mereka, " bolehkah bunda dan ayah meminjam balok-balok ini juga?', atau saat mereka bermain masak-masakan misalnya, kita bisa ikut bermain bersama dan sesekali bertanya, "bolehkah bunda mencicipi masakanmu?', dan sebagainya.

Jika anak-anak menolak berbagi, tidak perlu memaksa mereka, mundurlah dari permainan itu dan cobaah di saat yang lain. Melalui cara seperti ini, konsep berbagi dapat di ajarkan dengan suasana yang menyenangkan.

referensi : practical parenting, dec 2010

Rabu, 13 Juni 2012

Snack Time : 20 Minutes Brown Sugar-Cinnamon Muffin


Brown sugar-cinnamon muffin
Ini dia salah satu resep andalan  saya buat menyiapkan snack atau bekal anak-anak. Bahannya sederhana dan waktu membuatnya tidak lama, dan yang terpenting anak-anak suka ^^.

Bahan :
1  1/2 cup *) self raising flour
1 sdt cinnamon (kayu manis) bubuk
1/4 sdt garam
1/4 sdt nutmeg (pala bubuk)
1/3 cup brown sugar (saya pakai gula merah/gula palem yang disisir)
1 btr telur ayam berukuran sedang
3/4 cup plain milk (susu cair)
1/4-1/2 cup vegetable oil
1/2 cup choco button(cokelat kancing)

Cara Membuat:
  1. Panaskan oven 200 dercel , sementara itu siapkan loyang
  2. muffin dengan memberinya alas dari kertas;
  3. Dalam sebuah wadah campur semua bahan kering : tepung, cinnamon bubuk, pala bubuk, garam;
  4. Dalam wadah lain kocok lepas telur, tambahkan brown sugar, susu cair dan vegetable oil, aduk hingga tercampur;
  5. Tambahkan bahan kering kedaam bahan basah perlahan-lahan sambi diaduk aduk hingga tercampur rata,
  6. Tambahkan choco button dan aduk rata; 
  7. Masukkan kedalam cetakkan muffin sampai 2/3 bagian;
  8. Panggang dalam ocen selama 15 menit atau jika ditusuk dengan tusuk gigi, sudah tidak lengket lagi
  9. Angkat dan dinginkan, muffin siap dijadikan bekal anak-anak ^^.
 *) saya menggunakan cup berkapasitas 200 ml
   
  **) Sebagai variasi, dalam wadah mencampur bahan basah saya sering tambahkan 100 gram pisang yang dihaluskan (mashed banana)



Selasa, 12 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi : 2. Berbagilah Dengan Mereka

Berbagi barang milik kita dengan anak-anak menjadi salah satu cara mengajarkan cara berbagi yang efektif. Banyak dari kita yang terbiasa enandai barang-barang miliknya, misalnya, membedakan mana cangkir untuk bunda, ayah, kakak dan adik dan akan menegur kala anak-anak salah menggunakan barang yang bukan miliknya. 

Menandai barang tidaklah salah, dan bisa juga kita gunakan untuk mengajaran anak bagaimana saing menghormati milik orang lain, namun sesekali kita pun boleh membiarkan anak-anak menggunakan barang yang buan miliknya tersebut. Bunda bisa meminjamkan cangkirnya pada kakak untum minum susu, misanya, atau meminjamkan laptop sesekali untuk adik beajar menulis. Apabila, anak terlanjur menggunakan barang milik kita yang berisiko tertentu, misanya kita takut barang tersebut rusak atau membahayakannya, jangan serta merta mearang anak menggunakannya dengan alasan barang tersebut milik kita, namun kita bisa mengatakan, misanya, "gunting kuku itu punya bunda, dan bisa berbahaya jika kamu menggunakannya sendiri", atau "itu ponsel ayah, bukan aat untuk bermain-main", dan sebagainya.Akan lebih baik bila anak diberi tahu konsekuensi memainkan atau menggunakan barang yang bukan miliknya, tinimbang kita melarangnya hanya karena kita merasa terganggu hak milik kita dlanggar. Kita toh tak ingin mereka menganggap kita pelit atau kelak mereka terlanjur menganggap sifat pelit adalah hal yang baik? :p

referensi : practical parenting, dec 2010

Minggu, 10 Juni 2012

Belajar Menjadi Pemenang

 Masterchef Australia 2012 - top 24 contestants - gambar diunduh dari : http://media1.onsugar.com/
Sejak kecil anak-anak sebenarnya sudah mengenal arti kompetisi. Dalam benak mereka kompetisi sering hanya berwarna hitam dan putih. Perhatikan sekali-kali kala mereka bermain bersama saudara atau teman-teman sebayanya. Adaaa saja yang mereka "pertandingkan" satu sama lain. Mulai dari hal-ha sederhana seperti siapa paling cepat menyelesaikan gambar atau siapa yang memenangkan balap skuter, balap lari atau kalau untuk anak yang lebih besar, bisa benar-benar bertanding dalam kegiatan olah raga fisik semisal adu memasukkan bola basket dalam keranjang sambil tak lupa menghitung poin nya. Kompetisi mereka bisa dilakukan antar individu atau antar kelompok. Misalnya saja, saat anak-anak bermain dengan banyak teman, mereka biasa membagi kelompok besarnya menjadi kelompok-kelompok kecil untuk kemudian menentukan satu kompetisi diantara mereka, bermain gobak sodor atau futsal mini (sudah futsal, mini pula..:p), atau permainan lainnya yang membutuhkan tim. Intinya, anak-anak sangat kompetitif dan dinamis. 

Kedua putri saya (9,7 yo dan 6 yo) yang sekarang  ini masih suka bermain lepas bersama teman-temannya tampaknya belajar banyak hal positif dari kompetisi ala anak-anak ini. Sering di malam hari,  sebelum tidur, mereka berdua tampak asik berdiskusi di kamar tidurnya. Saat saya tanyakan apa yang sedang mereka bahas, si sulung menjelaskan bahwa mereka berdua sedang menyusun strategi agar besok bisa memenangkan lomba treasure hunt, permainan yang ia dan teman-temannya rencanakan sendiri, mulai lokasi, pernak-pernik "harta karun" yang harus di buru dan aturan permainannya. Wah, serius sekali, pikir saya. Si sulung belajar banyak sebagai ketua tim dari anak-anak seusianya. Ia belajar membentuk tim, mengatur peran masing-masing anggota tim, belajar menjaga kekompakan tim nya dan tentu saja belajar mempersiapkan mental dalam menghadapi kemungkinan menang atau kalah.

Kalau urusan merencanakan permainan dan mengatur strategi saya tak terlalu khawatir. Senang malahan melihat anak-anak sedari kecil sudah belajar mempraktikan teamwork dan saling menghargai pendapat diantara sesama teman saat berembug. Hal yang sering membawa sedikit masalah justru saat menerima hasil dari kompetisi mereka. Tak jarang anak-anak pulang ke rumah dengan wajah kecewa atau sesekali marah karena kalah berkompetisi atau saat mereka berhasil keluar sebagai pemenang, ternyata tim lain yang menjadi lawan tidak menerimanya dengan lapang dada dan malah melakukan hal yang kurang menyenangkan, seperti menuduh tim pemenang berbuat curang atau menginginkan permainan diulangi, dan ini membuat anak-anak saya kesal, bahkan hingga mereka pulang ke rumah. Hehe, kadang saya geli sendiri, melihat anak-anak yang tampak serius mempermasalahkan hal main-main seperti ini, namanya juga anak-anak. Namun kalau mengingat, bahwa bermain pun merupakan sarana belajar hal-hal yang riil dalam kehidupan, saya memilih untuk tidak menunjukkan kegelian saya, justru berusaha "meluruskan" apa yang kurang mereka pahami dalam arti berkompetisi yang sehat. 

Suatu ketika, saya dan anak-anak menyaksikan acara Masterchef Australia 2012, acara kompetisi memasak favorit kami di televisi. Kali ini, seluruh peserta dibagi menjadi dua tim, tim merah dan biru, yang saling berlomba menyelesaikan sebuah tantangan. Saya memilih mendukung tim merah sementara si sulung dan adiknya memilih tim biru yang hari itu di ketuai seorang chef muslimah berjilbab yang menjadi peserta favorit mereka berdua. Di akhir lomba, ternyata tim biru lah yang keluar sebagai pemenang dengan perbedaan nilai yang sangat telak dibanding niai yang diperoleh tim lawan. Tentu saja anak-anak bersuka cita dan dengan kompak meledek saya..;p. Namun, seketika mereka tertegun di depan layar televisi. Sebabnya, saat pengumuman tim pemenang, seluruh tim biru tampak bersuka cita, dan apa yang dilakukan oleh sang ketua tim? Ia tidak lebih dulu ikut merayakan kemenangan bersama timnya, namun refleks menyalami ketua tim merah yang kalah, dan dengan wajah penuh penghargaan ia berucap, "you're all doing a great job..", seperti layaknya tim merah lah yang menjadi pemenangnya. Kemudian ia meminta seluruh anggota tim biru untuk menyalami seluruh anggota tim merah, barulah setelah itu ia menerima hadiah kemenangan timnya dari para juri.

Kebetulan yang menarik sekali, momen menonton acara televisi tadi menjadi cara yang tepat menunjukkan pada anak-anak saya cara menerima kemenangan dan bagaimana mereka seharusnya menerima hasil kompetisi dengan wajar dan bersahaja. Setelah acara berakhir, kami masih terlibat diskusi tentang bagaimana seharusnya menghadapi kompetisi dan menerima hasilnya. Anak-anak setuju bahwa dengan berkompetisi bukan berarti mereka menganggap teman-teman yang menjadi lawannya sebagai "musuh" dalam arti sebenarnya, dan bahwa mereka juga sama berusahanya dalam menyelesaikan tantangan dalam kompetisi itu dan layak untuk diberikan penghargaan atas segenap usahanya. Terlebih penting lagi, bahwa sikap sportif dalam menerima hasil kompetisi lebih layak dikedepankan. Kemenangan itu tidak ada artinya, jika orang lain merasa berduka karena dikecilkan dan tidak dihargai. Bukankah tak ada seorang "Pemenang" tanpa ada pihak yang kalah?

Dengan tetap menghargai lawan, memberinya semangat dan pantang meremehkannya serta menerima kemenangan dengan sewajarnya, bukan dengan berbangga diri, berarti kita telah mengalahkan ego kita sendiri dan itulah sejatinya seorang pemenang. Semoga anak-anak kelak bisa menjadi pribadi yang bijak seperti ini, aamiin.

Jumat, 08 Juni 2012

10 Langkah Mengajarkan Cara Berbagi : 1. Mulailah Sejak Dini

 gambar diunduh dari: http://3.bp.blogspot.com/
Sampai  kira-kira berusia tiga tahun, anak-anak berpikir bahwa dunia tercipta untuk memenuhi keinginan mereka. Pada dasarnya memang belum waktunya bagi mereka untuk memahami arti berbagi. Akan tetapi, lebih baik jika kita sebagai orang tua mulai mengajarkan kepada mereka kebiasaan berbagi dengan cara belajar bersama dan mempraktikannya serta memberikan mereka contoh yang baik untuk diikuti. Berikut adalah cara sederhana mengajarkan anak-anak bahwa berbagi adalah salah satu bentuk kepedulian :
Mulailah Sejak Dini
Mainan pertama bayi kita merupakan sarana untuk mengajarkan pertama kali tentang konsep berbagi pada bayi. Sebagai contoh, sewaktu kita memberikan mainan kepada bayi kita ajarkan sebentar bagaimana cara ia memainkannya, dengan cara meletakan mainan ke tangannya dan membantunya menggerakkan tangannya. Kemudian ambil kembali mainan itu dan mainkanlah oleh kita sendiri selama beberapa saat, lalu kembali berikan pada bayi kita, demikian, selama waktu bermain kita dan bayi berganti-ganti memainkan mainan yang sama. Aktivitas ini akan membantu mengajarkan pada bayi bahwa ia dapat berbagi satu hal dan tetap merasakan kegembiraan bersama.

Lanjutkan pola berbagi semacam ini saat ia telah mencapai usia batita, sembari tak ketinggalan memberikan dorongan secara verbal, semisal, "bolehkah Bunda meminjam mainanmu? ", atau "sekarang giliran Bunda memainkan ini ya?" dan jangan lupa berilah penghargaan bila batita kita mau berbagi dengan mengucapkan terima kasih padanya.

Tetaplah berpikiran positif dan jangan mudah menyerah jika anak-anak ngambek atau berkeras tak mau berbagi. Dengan kesabaran kita, mereka akan tetap bisa belajar membiasakan diri dengan hal baik tersebut.

referensi : practical parenting, dec 2010

Kamis, 07 Juni 2012

Habiskan Makananmu !!!!

Owww...kadang saya masih suka juga memaksa si kecil untuk menghabiskan makanan atau minuman yang sudah saya saikan untuk mereka. Padahal kalau dipikir-pikir, kebiasaan saya untuk menyuruh mereka menghabiskan apa yang tersaji dihadapan mereka ini bisa menimbulan kebiasaan makan terlalu banyak yang nantinya bisa  terbawa menjadi kebiasaan mereka juga saat mereka dewasa..:p.

Wheww, padahal, sesuai sunah Rosulullah SAW, "makanlah setelah lapar dan berhentilah sebelum kenyang", seharusnya anak-anak dilatih untuk hanya makan apa yang mereka butuhkan bagi tubuhnya saja ya. Jadilah, sedikit-sedikit saya mencoba mengikis kebiasaan "galak" saya soal makan dan minum ini dengan cara selalu menyajikan makanan atau minuman bagi anak-anak saya sesuai "porsi" mereka masing-masing sambil tentu saja mengamati pola mereka, kapan mereka lapar dan kapan mereka tidak terlalu lapar. Alhasil, kini, kami sudah berdamai, tak ada alagi aksi memaksa dari bunda agar anak-anak menghabiskan makanan mereka, toh porsinya sudah passs ^^.

Selasa, 05 Juni 2012

Anak dan Harga Diri

gambar diunduh dari : http://www.lafamily.com/sites/default/files/Building%20child%27s%20self-esteem.jpg


Pernah nggak kita sebagai orang tua baik sengaja atau tidak sengaja mengecilkan usaha anak-anak? Mungkin saat ia berusaha membantu kita membereskan tempat tidurnya sendiri, namun menurut kita masih kurang rapi, yang ada bukannya kita menghargai usaha mereka, malahan memarahi tau minimal menceramahinya dengan cara merapikan tempat tidur yang benar dan lebih baik menurut kita.  Dilain kesempatan, mungkin anak kita yang masih berusia 5 atau 6 tahun menunjukkan hasil karya gambarnya pada kita, setelah kita lihat ternyata gambarnya sangat aneh atau lucu dan sedikit berantakan, jauh dengan hasil karya anak lain yang seusianya. Alih-alih mengomentari atau malahan memuji hasil karyanya, kita lebih dulu menyarankan satu dua perbaikan agar gambarnya itu terlihat lebih sempurna.
 Seingat saya, sesekali saya pernah juga melakukan hal-hal semacam itu, walaupun setelahnya saya menyesalinya, terutama setelah melihat mata anak-anak saya yang dengan polos kelihatan agak takut atau sedih. Tentu saja saya bisa meminta maaf pada mereka setelahnya, namun yang tidak saya sadari, teugran keras saya yang terlanjur terlontar mungkin telah mencederai harga diri mereka :('.

Benar adanya, tak ada jaminan kita akan menjadi orang tua yang serba sempurna, karenanya tak ada jalan lain selain terus belajar dan mencari pengalaman terutama dari sumber-sumber yang memang bisa membagi ilmunya dalam membesarkan anak-anak. Dari beberapa buku parenting yang saya baca saya mendapat pencerahan, bahwasanya tidak ada satu cara instan dalam meningkatkan harga diri anak-anak, namun ada beberapa hal sederhana yang bisa kita coba lakukan sebagai orang tua. Anak-anak akan melakukan hal terbaik mereka jika mereka tahu bahwa kita selalu mendengarkan, menghargai perasaan mereka, menghargai setiap usahanya dan menerima apa adanya saat mereka melakukan suatu kesalahan. Kita juga bisa meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri mereka jika berusaha menghindarkan penggunaan kata-kata yang menyakitkan, memberikan mereka sejumlah tanggung jawab dan membantu mereka berhasil dalam melakukan sesuatu yang mereka usahakan.

Harga diri anak tidak bisa serta merta ditumbuhkan pada saat mereka memasuki usia sekolah, namun jauh sebelum itu, yaitu saat anak-anak kita masih batita. Anak-anak kecil sangat tergantung pada orang tuanya, jika kita memperlakukan mereka dengan istimewa, mereka akan merasa diri mereka istimewa. Untuk menumbuhkan harga diri anak tidak cukup kita berada disekeliling mereka setiap waktu, yang lebih penting adalah keersediaan kita mendengarkan, merespon, mendukung dan memberinya kasih sayang. 

Mungkin kita bisa mencontoh bagaimana kakek dan nenek saat berhadapan atau berada dekat dengan cucu-cucu mereka. Mereka sangat sabar dan ngemong terhadap para cucu, seringkali jauh lebih sabar dan dekat dibandingkan hubungan sang cucu dengan orang tuanya. Apa yang diperoleh dari pola hubungan seperti ini? Sebagai anak-anak, sang cucu merasa lebih nyaman berinteraksi dengan kakek dan neneknya, mereka lebih terlihat terbuka saat berkomunikasi, lebih berani mengekspresikan diri mereka, bahkan saat mereka memperlihatkan hasi karya yang biasa-biasa saja, mereka tahu kakek dan nenek akan selalu ada untuk menghargai hasil karyanya. Bahkan, di mata banyak orang tua, sikap kakek dan nenek yang seperti ini sering dipandang sebagai bagian dari aksi memanjakan sang cucu, sehingga sering kita sebagai orang tua salah mengartikan sikap sabar kakek dan nenek menjadi penyebab salah satu kesulitan menegakkan aturan dan pola pendidikan anak-anak kita. 

Setelah ini saya berniat terus memperbaiki diri saya saat menghadapi anak-anak. Saya tak ingin mereka kehilangan kesempatan merasakan langsung nyamannya berinteraksi dengan saya, dan bagaimana rasanya mereka memiliki harga diri yang kuat saat bertumbuh bersama orang tuanya. Saya kira, saya tak ingin menunggunya hingga saya menjadi seorang nenek ^^.

bagaimana cara kita menumbuhkan harga diri anak bisa dilihat disini

Bagaimana Anak Menumbuhkan Harga Diri Mereka?

 gambar diunduh dari : http://webbaby.net/

Seorang anak yang mengetahui dirinya cukup pandai, mudah bergaul, dan berpenampilan menarik, atau mungkin berbakat di bidang olahraga tertentu akan lebih mudah diterima di tengah lingkungan, dan karenanya ia juga merasa dirinya cukup berharga. Akan tetapi ada pula anak-anak yang sebenarnya cerdas atau berbakat, namun karena kurang mudah bergaul atau memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, ia tidak dapat muncul menjadi pribadi yang mudah dikenal, sehingga bagi dirinya sendiri ia merasa seringkali tersisihkan oleh lingkungannya. Sebenarnya apa yang menjadi poin penting bagi anak dalam prosesnya menumbuhkan harga dirinya?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri anak-anak:
  • Temperamen pertahanan diri; Seberapa keras temperamen anak berpengaruh terhadap pertahanan dirinya yang kemudian bisa diperkuat atau diperlemah oleh kejadian-kejadian di luar. Pertahanan diri diperkuat dengan adanya stabilitas, dukungan dan kepercayaan serta rasa memiliki dalam keluarga. Anak-anak akan lebih mudah menerima banyak perbedaan di lingkungannya jika terbiasa menghadapinya di dalam lingkungan keluarganya.
  • Persepsi diri; reaksi dari orang-orang disekitarnya akan menciptakan semacam cerminan atau refleksi bagi anak untuk melihat bagaimana dirinya. Anak-anak yang pada kenyataannya sukses atau berhasil dalam belajar, pintar dan merasa penampilannya cukup menarik terkadang masih menilai buruk dirinya sendiri jika lingkungan sekitarnya atau orang lain tidak menunjukkan respon yang memperlihatkan betapa berharganya mereka.
  • Panutan; terkadang orang tua menjadikan seorang tokoh terkenal misanya artis, bintang olah raga, ilmuwan, penulis dan sebagainya sebagai contoh atau panutan bagi anak-anak mereka. Maksudnya mungin baik, agar anak bisa melihat, bahwa kesuksesan bisa dicapai dengan segala usaha si tokoh. Namun, tidak selamanya hal itu berhasil menumbuhkan nilai yang diinginkan pada anak-anak. Lebih baik jika orang tua menetapkan tujuan-tujuan realistis serta merancang langkah-langkah bersama anak-anak untuk membangun jalan bagi keberhasilan diri mereka sendiri. Intinya adalah realistis memandang kemampuan anak kita dan memberinya ruang untuk menunjukkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya sendiri.
referensi : dari berbagai sumber

Senin, 04 Juni 2012

Cemilan Sehat Kiddos : Brokoli

 gambar diunduh dari : http://www.fatburningfurnace.com

Apakah anak-anak di rumah mau mencoba dan menyukai brokoli? ;), Brokoli termasuk anggota keluarga Brassica, sama dengan kembang kol. dan kubis. Jenis sayuran yang satu ini menghasilkan gas tetapi baik bagi tubuh karena merupakan sumber serat yang membantu kerja sel dalam tubuh. Brokoli merupakan sumber vitamin A, C, vitamin B kompleks dan juga folat. Berikut adalah beberapa ide penyajian brokoli bagi anak-anak kita :
Bayi
Brokoli dapat disajikan dengan mencampurnya dengan kentang atau ubi jalar. Perpaduan makanan ini cocok untuk bayi yang baru belajar makan karena tekstur brokoli yang tidak berserbut sehingga mudah di kunyah dalam muut.

Batita
Sediakan bagi batita kita brokoli rebus atau kukus bersama dengan jenis sayuran lain seperti wortel dan kacang polong. Sayuran kukus ini merupakan pilihan yang tepat sebagai cemilan sehat anak-anak. Tambahkan saus tomat atau mayonaise.

Balita
Balita sudah mulai bisa menolak untuk memakan sayuran karena mereka kurang menyukai rasa aslinya. Agar anak tertarik mencoba brokoli, kita bisa menjadikannya campuran dalam makanan lain, seperti mi goreng seafood atau nasi goreng. Bisa juga kita menggorengnya dengan cara mencelupkan brokoi yang di potong per kuntum ke dalam telur ayam yang di kocok lepas dan menyajikannya dengan ditemani saus tomat atau mayonaise.

referensi : diskusi dengan Kate Di Prima (ahli gizi tersertifikasi) dalam majalah practical parenting edisi  may 2011




 

Menghadapi Kemarahan

 gambar diunduh dari : http://deenoverduniya.files.wordpress.com
Kadang saat mengasuh anak-anak di rumah atau berinteraksi dengan pasangan atau rekan kerja atau bahkan terlibat dalam aktivitas bersama dengan teman-teman di dunia maya, kita mengalami kondisi yang menimbulkan perasaan risau dan berujung pada kemarahan.

Kemarahan adalah gejala emosi yang lazim terjadi di dunia ini. Secara alami kemarahan seringkali dihubungkan dengan tipikal lelaki yang "macho" , tetapi juga sering dinyatakan sebagai bagian dari  kehidupan perempuan.

Jika kita termasuk mereka yang seringkali mengumbar amarah namun setelahnya merasa amat bersalah karena telah menunjukan kemarahan kita, ini berarti kita pada dasarnya sedang berusaha melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang satu ini. Kita harus menyadari bahwa tak seorangpun bisa membuat kita marah jika kita memutuskan untuk tidak merasa marah dan dapat mengendalikan emosi serta perasaan kita.  

Langkah penting pertama dalam menghadapi amarah adalah dengan menunjukkan niat untuk tenang dan menahan diri. Berhentilah sesaat dan mulailah mengambil nafas dalam-dalam dan hitunglah perlahan sementara kita  mengambil nafas dan mengeluarkannya perlahan. Kita mungkin bisa berhitung mulai dari tiga hingga lima hitungan. Berhitung semacam ini hanyalan salah satu cara untuk menghindarkan diri kita dari amarah.
 
Berhenti sejenak untuk mengambil nafas disaat kita sedang gelisah akan sangat membantu. Saat kita marah, tubuh kita melepaskan adrenalin yang akan meningkatkan detak jantung dan juga meningkatkan tekanan darah untuk mempersiapkan tubuh untuk meledak marah. Mengatur nafas akan sangat baik untuk mengendalikan detak jantung kembali normal dan mengirimkan pesan ke otak bahwa adrenalin tak lagi diperlukan.

Coalah untuk menghindari suasana yang bisa memancing kemarahan. Ini bisa membuat kita lebih bisa mengontrol emosi. Katakan pada rekan-rekan yang sedang terlibat dalam satu aktivitas bersama atau mungkin pada anak-anak kita bahwa kita akan kembali bergabung dengan mereka dalam waktu yang tak terlalu lama. Saat menyendiri, aturlah nafas, cucilah wajah dan lakukan sesuatu untuk mengalihkan pikiran kita dari penyebab kemarahan. Saat pikiran telah kembali tenang, cobalah berpikir lebih jernih dan kembalilah ke lingkungan semula dan hadapilah situasi yang barusan kita tinggalkan dengan lebih tenang.

Buatlah catatan tentang kapan saja kemarahan kita meledak untuk membantu kita mengendalikannya. Setiap kali kita merasa marah, tulislah mengenai perasaan dan reaksi kita dalam sebuah catatan dan cobalah untuk menuliskan penyebabnya dan buatlah analisis apakah penyebab itu cukup untuk membuat kita risau. Dengan latihan menulis seperti ini akan mengurai kemarahan kita dan menghindarkan kita dari melakukan perbuatan konyol.

Cobalah untuk melihat suatu situasi dengan cara yang berbeda, dan telitilah lebih dalam. Apakah mungkin dalam suatu situasi selalu ada pihak yang  selalu salah dan kitalah yang selalu benar?. Tenang, bisa jadi kitalah yang sebenarnya memancing perseteruan dengan pihak lain, dalam ha ini berjanjilah pada diri sendiri bahwa kita akan berpikir tenang dan berkepala dingin sebelum berlaku kasar di lain waktu.

referensi : http://www.angermanagement.com.au