Minggu, 15 April 2012

Ngobrol Bareng Dengan Anak Usia Pra Sekolah

Ayomi (5,7 yo) sedang suka bercerita. Ceritanya macam-macam, dan kalau ia sudah mulai bercerita bisa terus menerus tanpa berhenti. Kadang lucu mendengarnya, karena kosa katanya sering terdengar aneh-aneh dan lucu-lucu, karena ia sering menyebutkan suatu istilah berdasarkan pendengarannya saja dan itu kadang tak lazim atau bukan istilah sebenarnya. Misalnya suatu sore ia nyerocos bercerita di belakang saya yang sedang sibuk memasak. "Bun, really, tomorrow will be my best day because i will give Elma a present because i already win the lab rat game this afternoon because Zihni is lost today so she won't give the present". 
Setengah bingung saya bertanya "so, who will get the present it's you, elma or zihni?"..Ayomi menjawab separuh merajuk "ooo..you don't understand or you're not listening to me Bun..it's me..tomorow is my best day ever"..sahutnya lagi..Oopss..maaf nak, bundamu nggak ngerti karena cara ceritamu dan tatabahasamu yang lucu..:D.  

Saya jadi teringat artikel di Raising Children Network berkaitan dengan perkembangan kemampuan berbahasa pada anak-anak, disana dikatakan bahwa anak-anak berusia antara 3 - 6 tahun atau biasanya disebut usia pra sekolah tiba-tiba sangat suka berbicara pada siapa saja tentang apa saja karena mereka sedang mengembangkan kemampuannya berbahasa dan didorong oleh keingintahuannya yang besar.

Antara usia 3 - 6 tahun kita mungkin sering mendengar anak bertanya mengapa..mengapa dan mengapa. Pada rentang usia ini anak memang telah dapat menggunakan bahasa percakapan sederhana dan dapat menggunakan kata tertentu atau sitilah tertentu untuk memberitahukan keinginan mereka. Seiring dengan berkembangnya kosa kata mereka, mereka juga dapat mengekspresikan perasaan mereka apakah mereka sedang sedih, marah ataukah bahagia, dan ini akan mengurangi kebiasaan tantrum  mereka.

Anak-anak dalam rentang usia ini juga menerima kata apa saja yang mereka dengar secara langsung, tanpa memahami apakah kata-kata tersebut mengandung arti yang kasar atau arti yang tersembunyi/kiasan. Dengan demikian sangatlah bijak jika orang tua terlibat penuh dalam perkembangan bahasa anak-anak dan senantiasa mengawasi lingkungan dimana anak mungkin mendapatkan kata-kata pertamanya.

Bahasa Tubuh si Pra Sekolah
Sama dengan anak-anak usia batita (dibawah tiga tahun), untuk mendengarkan anak usia pra sekolah orang tua masih dapat mengandalkan bahasa tubuhnya dan kebiasan-kebiasaanya sama seperti kita mendengarkan kata-kata yang mereka ucapkan. Sekalipun kemampuan berbahasanya memang berkembang dengan drastis di usia tersebut namun untuk menunjukkan keinginannya anak masih bergantung pada ekspresi wajah, intonasi suara serta gerakan tubuh. Mereka juga masih menggunakan gerakan tubuh untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.

Bagaimana Anak Usia Prasekolah Belajar
Anak - anak dalam rentang usia ini mengekspresikan diri mereka melalui aktivitas bermain dan berbincang dengan teman sebaya, mereka belajar melalui bahasa tubuh dan melalui melukis atau membuat kerajinan tangan.

Dengan berkembangnya pemahaman mereka akan huungan sebab akibat, meningkat pula ketertatrikannya akan terjadinya suatu peristiwa di sekitar mereka. Anak-anak juga lebih mudah menerima penjelasan dengan lebih baik. Mereka dapat mengerti alasan yang mendasari sesuatu semisal, makan membantu mereka tumbuh besar, berlari membuat mereka lelah dan bensin bisa membuat mobil dapat berjalan.

Apakah di rumah kita masih ada anak-anak seusia ini? Saatnya menemani mereka bereksplorasi..
referensi : raising children network

Tidak ada komentar:

Posting Komentar