Jumat, 06 April 2012

INDOFEST 2012, Festival yang "Sangat Indonesia" di Adelaide

Indofest adalah fesival tahunan yang diselenggarakan di Adelaide, Australia Selatan, yang bertujuan untuk memperkenalkan "Indonesia" kepada segenap masyarakat di Adelaide. Festival ini diprakarsai oleh  Australian Indonesian Association (AIA) of South Australia, yang berkolaborasi dengan kelompok-kelompok atau komunitas masyarakat Indonesia di Adelaide serta the Honorary Consulate of the Republic of Indonesia di  South Australia. Festival ini menjadi salah satu festival yang diperhitungkan dan menjadi acara yang penting dalam kalender festival Adelaide serta membuka kesempatan bagi masyarakat South Austrlaia untuk mengenal lebih dekat budaya dari salah satu  negara tetangga terdekatnya. 

Tahun ini merupakan tahun kelima penyelenggaraan Indofest dengan puncak perayaannya dilangsungkan pada hari Minggu, 1 April 2012 dan acara dipusatkan di Rymill Park, sebuah taman yang terletak di jantung kota Adelaide. Dalam acara pembukaan Indofest kali ini, hadir Duta besar Indonesia untuk Australia, Primo Alui Joelianto serta Menteri Urusan Multikultural negara bagian South Australia, Jennifer Rankine.

Beragam seni budaya khas Indonesia di pagelarkan tahun ini, seperti tari Saman dari Aceh, Musik Angklung dari Jawa Barat, Reog Ponorogo plus Tari Kuda Lumping, tTarian khas daerah Riau, Betawi dan Lombok, Tari Topeng Klana, Tari Melayu, . Belum lagi sederatan stall makanan menyajikan beragam menu nusantara seperti Warung Jawa yang menyajikan makanan khas Jawa Tengah, Warung Malang yang khas Jawa Timur-an, Warung Komodo, Warung Bali, Warung Padang dan Warung PPIA-MIIAS (kolaborasi persatuan pelajar Indonesia-Australia di Adelaide dengan Masyarakat Muslim Indonesia di Adelaide) yang menjual jajanan ringan semisal siomay khas Bandung, Pempek Palembang, batagor, sate dan penganan lainnya.
 Kelompok Musik Angklung dari Bandung, membuat  terharu  sewaktu mereka memainkan lagu Halo-Halo Bandung
Tari Saman dari Aceh dibawakan oleh Rindang (Kelompok tari di Adelaide) dan pelajar dari SMP Bakti Mulya (Jakarta)
Penampilan perdana kelompok Reog Singo Sarjono


warung PPIA-MIIAS..Pempek dan Siomay nya yummi..^^
Di panggung utama, yang merupakan pusat kegiatan utama, selain tarian daerah juga tampil beberapa kelompok musik  yang beranggotakan masyarakat Indonesia di Adelaide (iBand)  yang membawakan beragam genre musik mulai lagu daerah, keroncong, pop dan rock Indonesia sampai dengan lagu dangdut ^^. 

Penampilan pemusik asal Timor dengan instrumen musik khas daerah

Seru? pastinya..Bagi anak-anak disediakan khusus kids stall dengan beragam acara yang dikhususkan bagi anak-anak, seperti acara permainan khas Indonesia, workshop pembuatan kuda lumping mini dan lomba mewarnai dan menggambar serta pojok "face painting" , seni melukis wajah yang menjadi kegemaran anak-anak. Selain itu, ada pula stall khusus yang memberikan workshop tari daerah dan gendang rampak bagi pengunjung.


 Ayomi mencoba Face Painting di Kids Stall..hmm..desain apa yang dipilih ya?

Kakak dan kuda lumping hasil karyanya..

kakak dan oom Hanoman, kakak berpawai bersama pasukan reog Singo Sarjono dengan menaiki kuda lumpingnya..^^
Anak-anak antusias mengikuti lomba gambar dan mewarnai
Festival ini selalu berhasil menyedot pengunjung ribuan orang setiap tahunnya, yang bukan cuma masyarakat Indonesia, melainkan juga penduduk lokal dan banyak masyrakat dari berbagai bangsa yang juga tinggal di Adelaide serta kota-kota lain di Australia. Festival ini tidak memungut biaya masuk, alias gratis. Jadi, kalau cuma ingin menyaksikan berbagai pertunjukan saja, kita tidak perlu keluar biaya apapun, kecuali untuk membeli jajanan dari food stall atau sekedar membeli raffle ticket seharga AUD $2, semacam tiket undian yang tahun ini berhadiah paket liburan untuk dua orang ke Pulau Dewata. Lumayan  kan? bisa belajar dan bersenang-senang dengan biaya yang minimal :).
Kerumunan penonton di depan panggung utama, semakin siang semakin ramai
 
 raffle ticket ini bisa membawa kita pulang kampung ke Indonesia lho..^^

Mengunjugi Indofest tentu saja bisa menjadi tempat belajar yang menarik bagi anak-anak. Mereka tidak hanya bisa melihat langsung keberagaman seni dan budaya asli Indonesia, mereka juga bersilaturahmi dengan masyarakat Indonesia di Adelaide, yang walaupun dari segi jumlah tak terlalu banyak, tapi dikenal sangat solid.  Anak-anak jadi bisa belajar, bahwa jika kita sebagai bangsa selalu hidup rukun dan bekerja sama dengan baik, kita bisa membuat hal-hal yang besar dan bernilai. Nilai lebih lainnya, anak-anak juga dapat melihat sendiri, bahwa ternyata masyarakat internasional sangat mengagumi seni budaya Indonesia, terlihat dari antusiasme warga lokal yang datang ke festival dengan berkostum batik, pakaian bercorak khas Indonesia, menyaksikan pagelaran seni atau terlibat dalam berbagai workshop mulai tari hingga demo memasak makanan khas Indonesia. 
 Demo masak makanan khas Indonesia, salah satu stall yang diminati pengunjung dari masyarakat lokal Adelaide
Kenyataan ini menambah keyakinan bahwa budaya Indonesia pantas dikedepankan dan harus terus dilestarikan agar tidak punah tergerus arus budaya lain yang sekarang ini marak berkembang di tanah air kita. Jika mereka saja menyukai dan bangga bisa mempelajari budaya Indonesia, mengapa kita, bangsa Indonesia sendiri , tidak?
Reog Singo Sarjono dan pawai pasukan warok

Pasukan Lengkap Reog Singo Sarjono, berfoto bersama setelah penampilan perdana

Menjadi bagian Indonesia di tengah masyrakat yang mayoritas "bukan  Indonesia" ternyata lebih membuat rasa cinta tanah air lebih kental terasa. Pengalaman inilah yang menjadi momen  terpenting bagi anak-anak.

Beraktivitas bersama teman di tengah lingkungan juga kesempatan belajar yang baik lho..klik disini untuk ide sederhananya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar