Senin, 23 April 2012

"Bunda, apakah aku boleh mencontek?"

 gambar diunduh dari : http://www.babble.com/
Begitulah pertanyaan Kakak dan Little Ayomi suatu sore. Berdua, berdesakkan didepan saya sambil memegang kertas gambar dan pensil warnanya masing-masing.  Pertanyaannya dalem banget nih , pikir saya sebelum menjawab. Melihat raut wajah keduanya, kelihatannya mereka berdua habis beradu argumen tentang sesuatu. "Kata kakak, aku gak boleh nyontek, Bun, dosa katanya " begitu Little Ayomi memulai. Kakak dengan wajah serius melanjutkan, "kan begitu ya Bun, kata bu guru aku dulu juga begitu". "Tapi aku mau menggambar seperti kakak" rengek Ayomi. Hehe, ada saja perselisihan kecil semacam ini diantara mereka. Saya akhirnya memutuskan berbincang dengan keduanya.
"Boleh Bunda bilang sesuatu?..kalau menurut Bunda sih mencontek itu boleh saja, ...percaya nggak kalau dengan mencontek, kita malah bisa belajar?"
Kakak Vianka menatap saya dengan kaget, wajahnya menunjukkan akan protes keras. "masa' begitu Bun, memangnya Bunda dulu suka mencontek?" tanyanya galak. 
"Mmm..pernah lah" jawab saya tak bisa menahan tawa.."Sampai sekarang bunda masih suka mencontek lho..misalnya mencontek resep di internet, mencontek cara ayah belajar, mencontek cara ayah membetulkan mobil, mencontek cara teman-teman bunda mengurus bayi kecil."..Little Ayomi menyela, "lho..ayah sama internet sama temen-temen Bunda gak marah kayak Kakak?" tanyanya polos. Saya menggeleng. "Nggak, mereka malah senang, karena bunda jadi ikut belajar dan jadi bisa sama pintar dengan mereka. Mereka suka berbagi ilmunya, nak". Kakak terlihat masygul dan masih belum percaya. Dan mengalirlah obrolan kami sore itu tentang contek mencontek. 

Jadilah saya bercerita bahwa mencontek bila dilakukan dengan benar sejatinya adalah salah satu cara belajar yang efektif. Meniru "cara" orang lain atau makhluk lain melakukan sesuatu merupakan cara orang untuk belajar. Kalau kita tidak mau meniru atau dilarang keras meniru, kita kehilangan salah satu sumber belajar kita. Umat muslim diminta "meniru" tata cara Rasulullah dalam beribadah, dan itu menyelamatkan manusia dari bid'ah. atau melakukan cara ibadah yang tidak ada tuntunannya. Murid di sekolah seringkali diminta meniru cara yang diajarkan oleh para guru dalam mengerjakan soal-soal matematika, misalnya. Anak-anak di rumah diajarkan meniru tata krama yang baik yag diajarkan orang tua mereka. Dalam skala yang lebih kompleks, bahkan saya ceritakan bahwa bangkitnya raksasa ekonomi China salah satunya adalah karena mereka ahli  "meniru" tekhnologi bangsa lain dan memodifikasinya menjadi tekhnologi yang mirip dengan keunggulan tersendiri.

Lalu kenapa ada larangan "mencontek"? Seringkali orang tua atau guru tegas mengatakan pada anak-anak bahwa mereka dilarang mencontek. Mencontek adalah dosa dan keras hukumannya. Betul, mencontek yang ini memang dilarang tatkala anak-anak hanya menyalin atau memindahkan hasil pekerjaan orang lain baik dengan ijin atau tanpa ijin si empunya kreasi, tanpa ada proses belajar didalamnya. Semisal, tanpa repot hanya menyalin pekerjaan rumah teman sebangku, atau mengkopi habis pekerjaan teman saat ulangan di kelas. Perbuatan ini bukan hanya salah karena memaksa orang lain mengerjakan sesuatu untuk anak tetapi juga sama sekali tak berguna bagi si anak karena ia tak bisa mengukur kemampuannya sendiri. Di rumah, anak terbiasa minta dibuatkan sesuatu oleh kakak atau adiknya atau yang lebih parah mengambil hasil kreasi teman atau saudaranya tanpa berusaha membuatnya sendiri. Mencontek "hasil" atau mengklaim "hasil" pekerjaan orang lain sebagai miliknya jelas terlarang.  Termasuk saat kita membolehkan orang lain melakukan hal serupa pada kita. Karena itu  berarti  membuat kita atau teman kita tidak belajar , dan juga  berarti membuka kesempatan bagi mereka untuk menanamkan sikap tak mau mencoba dan menciptakan sesuatu yang lebih baik.

"Tapi kan kalau mencontek jadi gak original" kakak Vianka berpendapat. 
"ya, jika kita benar-benar hanya mencontek hasilnya, bagaimana jika kita memiliki ide untuk membuat hasil kita lebih baik?" sahut saya. Jika kita mencontek "cara" nya lalu menerapkannya, dengan berlatih lebih baik, lama-lama kita bisa menemukan sendiri keunggulan kita yang membuat hasil karya kita berbeda dari yang dibuat orang lain, atau sebelumnya kita menemukan terlebih dulu ide untuk memodifikasi hasil karya orang lain dan membuatnya lebih sempurna. Cara awalnya memang meniru, tapi hasil akhirnya bisa sangat berbeda, dan itu hasil kerja kita juga"

 Penemuan tekhnologi masa kini, banyak didasari oleh tekhnologi yang berhasil ditemukan oleh para penemu di masa lalu. Namun, dengan penambahan fungsi dan ragam detil lainnya, tekhnologi yang sekarang makin canggih dari hari kehari, dan yang terpenting  berhasil menjadi barang yang "baru".

Kakak dan Little Ayomi sudah tak lagi bersitegang. Saya cuma mengingatkan pada mereka, bahwa mencontek itu bisa baik sesuai konteksnya. Jika adik mencontek cara kakak mengerjakan sesuatu, tentu saja boleh. Sebaiknya kakak malah memberikan"contekan" supaya adik bisa belajar hal yang sama dengannya. Kebaikan bagi kakak adalah ia belajar membagi ilmunya, dan itu juga bisa membuatnya lebih baik. Karena sering mengajarkan sesuatu pada adik, ia tak akan lupa ilmunya dan termotivasi untuk belajar hal lain yang membuatnya lebih baik. Bagi adiknya? kegiatan contek mencontek ini membuatnya lebih baik juga, karena berkesempatan belajar hal yang baru. Namun sebaik-baiknya cara belajar adalah mencoba melakukan sesuatu sendiri terlebih dahulu, dan boleh dengan meminta petunjuk dari mereka yang lebih ahli. Disini anak-anak akan tertantang mencoba dan mencoba hal-hal baru untuk dipelajari. Jadi aksi meniru hanya sebagai langkah awal saja, terutama saat anak pada tahap menumbuhkan minatnya pada sesuatu.

"Oke deh..kamu boleh tiru cara kakak menggambar..tapi ide gambarnya harus beda ya.." kata kakak akhirnya. Little Ayomi mengangguk tanda setuju, "asik..ajarin cara mewarnai dengan dua pensil sekaligus itu ya kak.." katanya senang. Done.., perselisihan pun tamat..^^.


Apa yang saya pelajari kali ini?, ah, dari perselisihan anak-anak semacam inilah saya belajar untuk tidak menjawab pertanyaan anak-anak dengan terburu-buru. Selalu temukan hal positif dibalik semua kejadian. Bahkan  kali ini, kami bisa belajar bareng bahwa mencontek tidak melulu berkonotasi negatif..:D..

Jadi bolehkah anak-anak kita sekali-kali mencontek?..;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar