Rabu, 21 Maret 2012

Trust me Bunda,..i know what i'm doing..


"Bun, can i play outside?" Kaka Vianka memasang wajah ceria, matanya tulus meminta persetujuan, pertanda dia sangat menghormati Bundanya, menghormati namanya, karena dia selalu mengingat pesan saya untuk meminta ijin dengan sopan jikalau ingin melakukan sesuatu di luar rumah. Saya memilih tidak langsung menjawab, sempat berpikir sejenak, sekarang pukul 4 sore, Kaka baru saja tiba dari sekolah, yang dia lakukan cuma berganti pakaian,minum susu dan menghabiskan sekerat kue coklat, keliatannya sih gak lapar, tapi apa dia punya pe-er? bagaimana dengan jatah menamatkan buku pinjaman perpustakaan hari ini?..Belum lagi saya mulai bertanya Kaka' Vianka mulai berkata " Pasti Bunda sedang mempertimbangkan sesuatu yah?".
."hmmm..bagaimana menurutmu?"..sambil memainkan bola tenis dengan kedua tangannya dia menyahut "..mau suruh aku buat pe-er dulu yah?..ato mau denger aku reading and spelling dulu?..oh, dearest Bunda,..can i play first?..i will do my homework at 8 tonight and i promise to practice my spelling before go bed..how bout that?.." nyengir ala upin-ipin dia, mengajak saya bernegosiasi..wah kok bisa2nya menebak pikiran bundanya..udah bukan bayi lagi sih, pikir saya.

Saya cuma senyum-senyum mendengarnya, sebenarnya dalam hati saya gak yakin sepenuhnya dia akan menyelesaikan tugas sekolahnya seperti yang dijanjikannya..tapi saya nggak mau memulai untuk tidak mempercayai dia. Saya pribadi, akan sangat merasa tertantang untuk melakukan yang terbaik bila diberi kepercayaan, apa dong alasannya untuk tidak mempercayai kaka' Vianka ? Bukankah, dengan memperlihatkan keraguan malahan akan membuat dia tidak merasa dihargai sebagai individu yang memiliki niat baik??..Lagipula, please deh Bunda, kaka' Vianka kan cuma anak 9 tahun yang sewajarnya punya banyak waktu untuk bermain-main..jikalau dia sedang merasa sehat walafiat dan bergembira hatinya, main akan sangat menyenangkan buat menghabiskan waktunya, lagipula siapa bilang dengan bermain bersama anak-anak lain dia tidak memperoleh sesuatu untuk kebaikannya? Timbang menimbang dalam pikiran saya, masih tersenyum saya akhirnya mengiyakan, memberinya ijin bermain seperti hari-hari yang lain. Dengan gembira ia segera melesat keluar pintu menemui teman-temannya yang sudah berkumpul di pelataran rumah,.."thanks Bun., i know what i'm doing..."

Ah, jadi ingat masa kecil saya, Bapak dan Mama tidak pernah meributkan soal bermain, kecuali jika itu tampak membahayakan buat saya selebihnya saya dan adik-adik bebas bereksplorasi dan berkreasi selama masa bermain kami. Sekarang, mungkin karena berubahnya lingkungan sekitar kita juga yang seringkali memandang waktu bermain anak sebagai kegiatan membuang-buang waktu dibandingkan mengerjakan tugas sekolah atau mengambil pelajaran tambahan, atau menganggap kesempatan bersosialisasi dengan teman-teman yang tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan keluarga membuat timbulnya potensi anak terkontaminasi pengaruh buruk lingkungan, banyak orang tua yang akhirnya justru membatasi waktu bermain anak-anaknya. Waduh, jadi terbatasnya ruang gerak anak dan terpangkasnya ruang dan waktu berkreasinya bisa jadi karena pengaruh pemikiran dan kekhawatiran orang tua ya?

Saya, tentu saja tidak ingin membuat masa kecil anak-anak saya menjadi kurang berwarna dengan kebijakan yang mengada-ada semisal membatasi waktu bermain dan menambah beban kegiatan rutin yang tidak perlu,..lagipula saya percaya kok, dengan bermain mereka juga belajar, tambahan saya ingin kaka Vianka juga belajar bertanggung jawab atas apa yang dijanjikannya..
....
Dua jam kemudian kaka' Vianka kembali, wajahnya sumringah, keringat bercucuran di keningnya..setelah mencuci kaki dan tangan segera dia menuju kamarnya, diambilnya lembar kerja yang sedianya adalh pe-er dari sekolahnya siang tadi."You know Bund, i have a better idea for my oral presentation tomorrow".."o ya, what's that?" tanya saya, " i will present about my three wishes tomorrow, i have a  discussion with my friends about that, and now i know that i should add some explainations on my paper..^^" katanya gembira..wah, mainnya berguna nih ..bathin saya, saya tatap punggungnya saat dia sibuk menuliskan idenya, ah dia terbukti bisa bertanggung jawab atas tugasnya, kekhawatiran saya tidak terbukti ternyata..dia benar, dia tau apa yang dilakukannya dan itu baik adanya..^^, Alhamdulillah..

catatan singkat, sepulang kaka' bermain
Adelaide, 22nd Nov, 2011

2 komentar: