Sabtu, 17 Maret 2012

Pasar Loak dan Koleksi Buku Buku

Program membaca satu buku satu hari bagi kakak dan Little Ayomi masih berusaha kami jalankan sampai hari ini. Hasilnya lumayan menggembirakan. Dimulai dengan makin lancarnya Ayomi membaca sendiri, keberaniannya untuk menyampaikan ide dan pendapat ternyata ikut berkembang, ini karena setiap hari ia terbiasa melakukan retelling atau menceritakan kembali ide utama dari buku yang selesai dibacanya. Untuk kakak, dia sekarang sudah mulai menceritakan kembali isi buku-buku dengan bahasa tulisan yang harus disusun dengan bahasanya sendiri. Lumayan, selain melatih kosa kata dan tata bahasanya, mudah-mudahan juga berhasil memperluas ide di kepalanya sebagai bekal nantinya ia belajar menulis sendiri.

Nah, yang agak-agak membuat saya dan ayahnya mesti siaga adalah soal persedian buku-buku untuk mereka baca. Selain meminjam dari perpustakaan setempat, kami juga kerap membeli sendiri buku-buku sesuai level untuk anak-anak. Soal membeli buku ini kami harus benar-benar berhitung dengan cermat , maklum harga buku cetak yang baru lumayan mahal harganya, terutama bagi kami yang tidak punya dana tak terbatas untuk sekedar membeli buku. Jadilah, kami sekeluarga kerap berburu buku-buku "bekas" yang layak beli untuk kami bawa pulang sebagai koleksi. 

Di Adelaide, hampir setiap dua minggu diadakan "Pasar Minggu" (Sunday Market). Pasar ini seperti pasar kaget di yang isinya berbagai macam barang baik baru maupun bekas mulai dari alat-alat rumah tangga, sayur mayur, mainan anak-anak, baju, sepatu, asesoris, perlengkapan bayi, dan tentu saja buku dan majalah. Harga yang ditawarkan beragam tentunya, untuk barang baru terkadang harganya malah lebih mahal dibanding harga di toko atau pasar pusat Adelaide, jadilah kami lebih sering melirik koleksi buku bekas disana, sebab, selain kondisinya masih bagus, temanya beragam, harganya juga terhitung murah. Bayangkan untuk buku anak-anak yang biasa di baca Ayomi, hanya dengan AUD $2, (AUD $ 1 = Rp.9.200  an ) saja kami bisa membawa pulang tiga buku. Bandingkan dengan harga asli buku-buku tersebut yang satu bukunya bisa mencapai minimal AUD $ 5. Anak-anak selalu bersemangat jika kami berkesempatan ke sunday market , yang mereka bayangkan tentulah aksi berburu buku-buku..maklum ayah dan bundanya jadi kliatan nggak  pelit beli buku kalau belinya di pasar kaget ini..:D.
 buku-buku ini hasil berburu di sunday market lho..^^

Sumber lainnya yang biasa kami sambangi bersama adalah pojok buku di Salvos Army. Salvos adalah jaringan toko yang menjual barang-barang bekas hasil sumbangan dari berbagai pihak. Salah satu yang di jual disana adalah buku-buku dengan beragam genre dan tahun penerbitan. Kalau kita sangat teliti mencari sangat mungkin bisa memperoleh buku-buku yang tahun penerbitannya tidak terlalu lama, kondisinya bagus, temanya menarik dan sudah tentu harganya sangat murah.

Cara lain yang kami lakukan untuk menyediakan "amunisi" bahan bacaan adalah tentu saja dengan cara bertukar bahan bacaan dengan teman-teman yang juga suka mengoleksi buku atau majalah. Dengan meminjam dari teman, selain mendapat manfaat dari buku atau majalah yang dipinjam, anak-anak juga jadi bisa belajar bertanggung jawab, bagaimana menjaga dan menghargai barang yang bukan milik mereka. Mereka jadi lebih berhati-hati dalam memperlakukan buku pinjaman dan jadi terbiasa tepat waktu mengembalikannya setelah dibaca, bahkan lebih cepat dari waktu pengembalian buku ke perpustakaan yang disini rata-rata bisa dipinjamkan untuk jangka waktu satu bulan :).

Untuk majalah, saya sering mengumpulkan majalah gratis yang diterbitkan untuk tujuan promosi, misalnya yang dikeluarkan jaringan supermarket atau pusat belanja. Didalamnya bukan cuma terdapat katalog barang saja, melainkan terdapat juga artikel pendek bertema tertentu. Untuk iseng-iseng atau bahan diskusi terkadang kami menggunakan bahan bacaan seperti ini. 

Cara lainnya lagi tentu saja dengan memanfaatkan internet, yaitu dengan mengunjungi situs yang memuat materi yang cocok dengan anak-anak atau mendownload e-book untuk dibaca via e-book reader di android atau laptop. Akan tetapi, untuk yang terakhir ini, anak-anak sering mengeluh karena mengakibatkan mata mereka cepat lelah jika terlalu banyak membaca dari layar komputer atau tablet.

 Dengan melakukan berbagai cara mengumpulkan bahan bacaan seperti di atas, Alhamdulillah, anak-anak tak pernah kekurangan bahan bacaan setiap harinya. 

Bagi kami, ini jadi pengalaman tersendiri, belajar memang tak harus selalu mahal kan ? ;) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar