Rabu, 21 Maret 2012

Empati Little Ayomi

swtcreation.com


Siang di puncak musim panas memang luar biasa. Di Adelaide, saat seperti itu, suhu udara bisa mencapai 47 (empat puluh tujuh) derajat celcius. Seharian badan bisa berkeringat , bahkan jika dirumah pendingin udara sudah kita nyalakan. Untuk menghindari dehidrasi, kakak dan Ayomi mesti diingatkan untuk terus minum  air putih, jus buah segar atau makan buah potong. Sebagai cemilan, saya kadang membuatkan es bonbon (es mambo), smoothies atau memberi mereka es krim dengan berbagai toping. 

Mungkin karena terlalu banyak minum es di tengah udara panas, kakak terserang radang tenggorokan, sehingga untuk beberapa hari saya larang untuk minum minuman dingin termasuk menikmati es krim atau es bonbon. Tentu saja dia sedikit kecewa, apalagi jika melihat Ayomi atau teman-temannya asik menjilati es bonbon di tengah hari yang panas.

Suatu sore saat Ayomi sedang bermain di rumah, saya sengaja menyediakan makanan kecil dan es krim vanila-cokelat dengan cone dan hiasan toping berupa cokelat kancing dan cokelat bubuk serta meises warna warni. Dia gembira sekali dan berniat bermain peran sebagai penjual es krim.
"Aku mau jual es krimnya bun, nanti Bunda yang beli yaa..kakak juga boleh beli" serunya bersemangat.
Kakak yang sedang tidur-tiduran di sofa menggeleng sambil menunjuk ke arah tenggorokannya yang sakit.
Saat melihat kakak yang terbaring lemas, Ayomi kelihatan sedih, lalu diam-diam dia mendekati saya dan berbisik di telinga saya, "Bun,..nggak jadi deh main jual-jualan es krimnya, kasihan kakak" bisiknya. Saya balas berbisik di telinganya, "kenapa memangnya?". Ayomi kembali berbisik sambil tangannya menunjuk-nunjuk ke arah kakak "dia sakit tenggorakannya, kan gak boleh makan es krim,..tapi aku tahu pasti dia kepingiiinnn sekali, makanya aku jadi kasihan, mainnya besok aja Bun, kalo kakak sudah sembuh" katanya.
Wah, dalam hati saya senang sekali, ternyata Little Ayomi bisa menunjukkan rasa empati nya pada kakaknya. Dia sudah berusaha menempatkan dirinya sebagai kakak, yang karena sakit, tentu akan kecewa bila tak bisa menikmati es krim, apalagi jika ada orang lain yang sedang menikmati dihadapannya. Kakak memang tidak menunjukkan kekecewaannya secara langsung, tapi rupanya Ayomi membayangkan, jika dia sendiri yang sedang sakit seperti kakaknya, dia mungkin akan merasa begitu.

Ah, manisnya, saya acak poninya dengan gemas lalu kembali berbisik "tapi adek tetap mau es krim gak?". Saya lihat dia terdiam sesaat, lalu menarik lengan saya agar mengikutinya ke balik pintu, "aku mau sih Bun, tapi aku makannya disini aja,..biar kakak gak liat, kasihan nanti dia kepingin" bisiknya lagi. Dia memutuskan untuk bersembunyi di balik pintu kamarnya saat menikmati es krim nanti.

Hari itu saya kembali belajar dari Ayomi, bahwa hati anak-anak yang tulus lebih mudah merasakan perasaan orang lain, dan karena itu ia memilih untuk menahan diri. 

Semoga, sikap baiknya hari itu akan terus dibawanya hingga dewasa kelak, aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar